Demi Air, Warga Cijulang Tanam Bambu di Hulu Sungai
Sukaharja|Kotahujan.com-Sepuluh sampai lima belas orang warga kampung Cijulang desa Sukaharja, Sabtu (1/1/11) lalu sejak pukul 07.00 menembus hutan di kaki gunung Salak. Mereka menjelajah kawasan hutan yang masuk dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak bukan untuk merambah kayu atau merusak hutan, tetapi justru sebaliknya. Beberapa warga yang dipimpin Mamat, salah satu ketua RT di kampung itu sejak beberapa hari sebelumnya sudah mengagendakan kegiatan awal tahun dengan aksi menanam bambu di hulu sungai (daerah tangkapan air) di hutan gunung Salak. Mereka berpencar menjelajah hutan mencari bibit bambu, kemudian bergerak menyusur badan kali Cimuncang menuju kepalanya (hulu). Sampai pada hulu sungai di ketinggian 1010 meter diatas permukaan laut (dpl), warga bergerak serentak menanami bambu pada sisi kiri dan kanan sungai.
Aksi ini bermula dari kegelisahan warga mulai berkurangnya beberapa sumber air desa. Kesulitan air yang dirasakan itu akhirnya menyulut semangat untuk berbuat sesuatu bagi keluarga dan anak cucu mereka nanti. Menyusul aksi penanaman bambu yang dilakukan kelompok tani Lindung Harapan kampung Tapos desa Sukaharja, warga sepakat untuk melakukan aksi penanaman perdana pada hari Sabtu tanggal 1 (satu) bulan 1 (satu) tahun 2011.
Dayat (57) salah satu warga Cijulang menuturkan bahwa tujuan mereka menanam bambu selain mempertahankan cadangan air untuk kampung adalah untuk mencegah agar tidak terjadi erosi di kawasan hutan. Marin (53) warga Cijulang lainnya menuturkan bahwa Kampung Cijulang yang lokasinya berada di bawah bukit merasakan betul kualitas dan debit air yang berkurang, akibat tanaman yang ditanam bukan tanaman yang sesuai kebutuhan warga, yaitu tanaman yang menangkap air. Terlebih jika kemarau tiba, mereka berharap melalui aksi ini kedepannya air lebih banyak melimpah.
Mereka sadar bahwa kawasan tempat warga menggantungkan harapan air itu masuk kedalam kawasan Taman Nasional. Warga berharap pihak Taman Nasional tidak mengusik tanaman bambu yang ditanam itu, warga juga menargetkan ingin menanam 10 ribu pohon bambu serta merawat dan melakukan pengawasan sendiri.
Apa yang dilakukan warga Cijulang dan Tapos adalah inisiasi warga kampung tanpa melibatkan peran pemerintah. Pemerintah bukannya tidak dilibatkan, beberapa kali warga sudah mengadukan masalah mereka, tetapi hingga kini tak kunjung direspon. Masalah air sudah menjadi persoalan yang kronis bagi warga Cijulang. Jangankan untuk menyiram tanaman organik mereka, untuk minum saja tidak mudah. Padahal hutan dan gunung tak jauh dari kampung mereka.
Aksi ini bermula dari kegelisahan warga mulai berkurangnya beberapa sumber air desa. Kesulitan air yang dirasakan itu akhirnya menyulut semangat untuk berbuat sesuatu bagi keluarga dan anak cucu mereka nanti. Menyusul aksi penanaman bambu yang dilakukan kelompok tani Lindung Harapan kampung Tapos desa Sukaharja, warga sepakat untuk melakukan aksi penanaman perdana pada hari Sabtu tanggal 1 (satu) bulan 1 (satu) tahun 2011.
Dayat (57) salah satu warga Cijulang menuturkan bahwa tujuan mereka menanam bambu selain mempertahankan cadangan air untuk kampung adalah untuk mencegah agar tidak terjadi erosi di kawasan hutan. Marin (53) warga Cijulang lainnya menuturkan bahwa Kampung Cijulang yang lokasinya berada di bawah bukit merasakan betul kualitas dan debit air yang berkurang, akibat tanaman yang ditanam bukan tanaman yang sesuai kebutuhan warga, yaitu tanaman yang menangkap air. Terlebih jika kemarau tiba, mereka berharap melalui aksi ini kedepannya air lebih banyak melimpah.
Mereka sadar bahwa kawasan tempat warga menggantungkan harapan air itu masuk kedalam kawasan Taman Nasional. Warga berharap pihak Taman Nasional tidak mengusik tanaman bambu yang ditanam itu, warga juga menargetkan ingin menanam 10 ribu pohon bambu serta merawat dan melakukan pengawasan sendiri.
Apa yang dilakukan warga Cijulang dan Tapos adalah inisiasi warga kampung tanpa melibatkan peran pemerintah. Pemerintah bukannya tidak dilibatkan, beberapa kali warga sudah mengadukan masalah mereka, tetapi hingga kini tak kunjung direspon. Masalah air sudah menjadi persoalan yang kronis bagi warga Cijulang. Jangankan untuk menyiram tanaman organik mereka, untuk minum saja tidak mudah. Padahal hutan dan gunung tak jauh dari kampung mereka.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar