Masyarakat Adat, Rentan Perubahan Iklim yang Cepat.
Pengaruh perubahan fungsi hutan degan perubahan iklim sebenarnya saling terkait. Keberadaan hutan pun juga tidak bisa dilepaskan dari masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini adalah masyarakat adat. AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) saat ini memiliki anggota 1163 komunitas adat yang tersebar di seluruh nusantara. Mereka hidup di kawasan yang memang sensitif secara ekologi dan rentan dengan perubahan yang cepat
Berawal dari sebuah keprihatian dan langkah antisipasi inilah, digelar Workshop Implementasi Progam, Penyiapan Masyarakat Adat Nusantara Menghadapi Tantangan dan Peluang Perubahan Iklim Dan REDD. Workshop digelar pada 24-25 November 2009 di Hotel Medina kota Bogor.
Menurut panitia pelaksana Workshop, Mahir Takaka. Saat ini masyarakat adat membutuhkan peningkatan kapasitas bagaimana mereka memahami mitigasi, adaptasi perubahan iklim dan REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman agar mereka bisa merespon kejadian-kejadian akibat perubahan iklim di wilayah adat mereka
Dalam workshop ini juga melihat peluang sinergitas antara AMAN, FWI, dan JKPP, juga lembaga lain untuk bersama-sama mengambil peran upaya ini.
Sebagaimana dituturkan Abdon Nababan, Sekjen AMAN. Masyarakat adat lah yang terkena kena masalah bersar akibat perubahan iklim yang cepat. Selain itu masyarakat petani juga terkena dampak perubahan ini. Mereka yang memiliki siklus pertanian menetap, dimana biasanya mereka mengandalkan ilmu perbintangan dan perkiraan iklim. Disini mereka kesulitan untuk menentukan kapan harus mulai tanam. Kalau ini dibiarkan menurut Abdon, akan terjadi krisis pangan di komunitas itu.
Berawal dari sebuah keprihatian dan langkah antisipasi inilah, digelar Workshop Implementasi Progam, Penyiapan Masyarakat Adat Nusantara Menghadapi Tantangan dan Peluang Perubahan Iklim Dan REDD. Workshop digelar pada 24-25 November 2009 di Hotel Medina kota Bogor.
Menurut panitia pelaksana Workshop, Mahir Takaka. Saat ini masyarakat adat membutuhkan peningkatan kapasitas bagaimana mereka memahami mitigasi, adaptasi perubahan iklim dan REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman agar mereka bisa merespon kejadian-kejadian akibat perubahan iklim di wilayah adat mereka
Dalam workshop ini juga melihat peluang sinergitas antara AMAN, FWI, dan JKPP, juga lembaga lain untuk bersama-sama mengambil peran upaya ini.
Sebagaimana dituturkan Abdon Nababan, Sekjen AMAN. Masyarakat adat lah yang terkena kena masalah bersar akibat perubahan iklim yang cepat. Selain itu masyarakat petani juga terkena dampak perubahan ini. Mereka yang memiliki siklus pertanian menetap, dimana biasanya mereka mengandalkan ilmu perbintangan dan perkiraan iklim. Disini mereka kesulitan untuk menentukan kapan harus mulai tanam. Kalau ini dibiarkan menurut Abdon, akan terjadi krisis pangan di komunitas itu.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar