Bono, Fenomena Alam Langka Di Kampar Riau
Kampar Riau|Kotahujan.com-Sebagai negara tropis, Indonesia sejatinya sudah cukup akrab dengan fenomena alam yang unik. Tidak saja unik, tetapi juga jarang terjadi di daerah lain. Sebut saja Semenanjung Kampar Kabupaten Pelalawan, Riau.
Anda pastinya pernah mendengar kata “BONO”. Jangan salah sangka, “BONO” yang dimaksud bukan nama musisi group band U2. Tetapi ini adalah sebuah fenomena alam yang sulit ditemukan. Hanya ada beberapa di seluruh dunia, salah satunya di Semenjanjung Kampar Kab. Pelalawan Proponsi Riau.
Bono adalah alunan gelombang besar yang terjadi bersamaan dengan pasang naik dan pasang surut dengan ketinggian puncak gelombangnya mencapai 4-6 meter. Rentangan gelombang tersebut hampir selebar sungai Kampar. Gelombang ini terjadi akibat benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan Aliran air Sungai Kampar yang berbenturan di muara Sungai Kampar dengan menimbulkan gelombang besar yang menggulung dan menghempas jauh kedalam sungai sehingga dapat menggulung dan menenggelamkan speed boat serta kapal besar maupun kecil.
Gelombang bono dikategorikan dalam TIDAL BORE, yaitu fenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan sejumlah massa air dimana gelombang pasang yang menuju kehulu dengan kekuatan yang merusak. Hal ini juga bisa dapat dilihat dari tingkat abrasi tepian muara sungai kampar yang setiap tahun makin membesar. Menurut pakar Tidal Bore research society (TBRS), bono yang terjadi dikuala kampar ini merupakan suatu fenomena alam yang terjadi karena kondisi dimuara sungai terjadi pendangkalan berat, sehingga apabila terjadi pasang, gelombang laut tidak lancar untuk bergerak kehulu, karena dihalangi oleh endapan dan bentuk muara sungai yang menguncup. Bono di Indonesia memiliki tinggi max antara 4 - 5 meter, dan 40% gelombangnya merupakan endapan seperti lumpur dan pasir dasar sungai kuala kampar tersebut.
Bono akan datang berselisih satu jam lebih lambat daripada hari sebelumnya. Sebagai contoh, bila hari ini datang pukul 11.00, besok datang pukul 12.00. Kedatangan gelombang yang termasuk fenomena alam ini ditandai suara gemuruh di kejauhan.
Dan menurut cerita rakyat di Riau, bono ini sudah ada sejak lama dan telah menjadi cerita rakyat setempat, dan dipercaya bono dikuala kampar ini mempunyai kembarannya disungai rokan di Bagan siapi-api. Berbagai legenda menyelimuti fenomena gelombang bono, seperti halnya gelombang tinggi di laut. Seorang tetua di Teluk Meranti yang juga menjabat sebagai Bapak Lurah Teluk Meranti, H. Hasan Ebit, menuturkan legenda turun-temurun yang didengarnya. Bono dalam bahasa setempat artinya benar. Itu sebabnya gelombang tinggi yang terjadi di Sungai Kampar disebut gelombang bono. Sayangnya, tidak banyak kajian ilmiah mengenai fenomena alam ini. Setidaknya, yang muncul dari hasil pencarian melalui situs mesin pencari, seperti Google.
Inilah salah satu fenomena alam yang harusnya dikembangkan sehingga dapat menjadi objek wisata yang menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. (Gurindam12)
Anda pastinya pernah mendengar kata “BONO”. Jangan salah sangka, “BONO” yang dimaksud bukan nama musisi group band U2. Tetapi ini adalah sebuah fenomena alam yang sulit ditemukan. Hanya ada beberapa di seluruh dunia, salah satunya di Semenjanjung Kampar Kab. Pelalawan Proponsi Riau.
Bono adalah alunan gelombang besar yang terjadi bersamaan dengan pasang naik dan pasang surut dengan ketinggian puncak gelombangnya mencapai 4-6 meter. Rentangan gelombang tersebut hampir selebar sungai Kampar. Gelombang ini terjadi akibat benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan Aliran air Sungai Kampar yang berbenturan di muara Sungai Kampar dengan menimbulkan gelombang besar yang menggulung dan menghempas jauh kedalam sungai sehingga dapat menggulung dan menenggelamkan speed boat serta kapal besar maupun kecil.
Gelombang bono dikategorikan dalam TIDAL BORE, yaitu fenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan sejumlah massa air dimana gelombang pasang yang menuju kehulu dengan kekuatan yang merusak. Hal ini juga bisa dapat dilihat dari tingkat abrasi tepian muara sungai kampar yang setiap tahun makin membesar. Menurut pakar Tidal Bore research society (TBRS), bono yang terjadi dikuala kampar ini merupakan suatu fenomena alam yang terjadi karena kondisi dimuara sungai terjadi pendangkalan berat, sehingga apabila terjadi pasang, gelombang laut tidak lancar untuk bergerak kehulu, karena dihalangi oleh endapan dan bentuk muara sungai yang menguncup. Bono di Indonesia memiliki tinggi max antara 4 - 5 meter, dan 40% gelombangnya merupakan endapan seperti lumpur dan pasir dasar sungai kuala kampar tersebut.
Bono akan datang berselisih satu jam lebih lambat daripada hari sebelumnya. Sebagai contoh, bila hari ini datang pukul 11.00, besok datang pukul 12.00. Kedatangan gelombang yang termasuk fenomena alam ini ditandai suara gemuruh di kejauhan.
Dan menurut cerita rakyat di Riau, bono ini sudah ada sejak lama dan telah menjadi cerita rakyat setempat, dan dipercaya bono dikuala kampar ini mempunyai kembarannya disungai rokan di Bagan siapi-api. Berbagai legenda menyelimuti fenomena gelombang bono, seperti halnya gelombang tinggi di laut. Seorang tetua di Teluk Meranti yang juga menjabat sebagai Bapak Lurah Teluk Meranti, H. Hasan Ebit, menuturkan legenda turun-temurun yang didengarnya. Bono dalam bahasa setempat artinya benar. Itu sebabnya gelombang tinggi yang terjadi di Sungai Kampar disebut gelombang bono. Sayangnya, tidak banyak kajian ilmiah mengenai fenomena alam ini. Setidaknya, yang muncul dari hasil pencarian melalui situs mesin pencari, seperti Google.
Inilah salah satu fenomena alam yang harusnya dikembangkan sehingga dapat menjadi objek wisata yang menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. (Gurindam12)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar