Workshop Internasional Kebun Raya Bogor Rekomendasi Pembenahan Permasalahan Kota dan Kebun Raya
Bogor 10 Juli 2010
Workshop Internasional Kebun Raya Bogor (KRB) yang berlangsung sejak tanggal 03 s/d 10 Juli 2010 di wisma tamu (guest house) akan di tutup pada hari Sabtu 10 Juli. Workshop ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk KRB setelah melihat beberapa permasalahan dan potensi yang terdapat di dalam dan sekeliling KRB.
Menurut Dr Nurhayati dari Landscape IPB, beberapa peramasalahan yang terdapat di KRB tersebut seperti banyaknya bangunan mall atau komersial yang tidak mendukung keberadaan KRB, kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Bogor, hilangnya nilai warisan. Serta hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter KRB.
Dr. Nurhayati melihat sudah ada upaya Bappeda Kota Bogor untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut. Tentunya kondisi idealnya juga harus didukung oleh kemauan ( political will) dari pemerintah sendiri untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut. Hal ini untuk mencapai visi kota Bogor yang didukung dengan keberadaan dan fungsi KRB.
"Kalau tidak ada kemauan dari pemerintah, ya repot", Ujar Dr. Nurhayati tentang capaian pemerintah Kota Bogor.
Perubahan beberapa pola dan struktur ruang di Kota Bogor sudah mulai dilakukan. Misalnya pembenahan ruang terbuka hijau di taman topi. Saat ini Taman topi sedang di usahakan oleh pemkot Bogor untuk menjadi RTH.
Koota Bogor saat ini memiliki 10 % RTH dari 30% ketentuan RTH yang seharusnya dimiliki sebuah kota. Pemkot Bogor tengah mengupayakan penambahan RTH untuk memenuhi persentase tersebut.
Dari beberapa kelompok perserta workshop tersebut akan menghasilkan beberapa rekomendasi untuk menjadikan KRB dan Kota Bogor menjadi lebih baik.
Ruth,peserta workshop dari ITB merekomendasikan kendaraan bermotor untuk tidak diperkenankan masuk kedalam KRB. Menurutnya transportasi sepeda merupakan transportasi yang baik untuk pengunjung KRB saat ini. Karena menurutnya masuknya kendaraan bermotor tersebut yang merusak KRB.
Workshop Internasional Kebun Raya Bogor (KRB) yang berlangsung sejak tanggal 03 s/d 10 Juli 2010 di wisma tamu (guest house) akan di tutup pada hari Sabtu 10 Juli. Workshop ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk KRB setelah melihat beberapa permasalahan dan potensi yang terdapat di dalam dan sekeliling KRB.
Menurut Dr Nurhayati dari Landscape IPB, beberapa peramasalahan yang terdapat di KRB tersebut seperti banyaknya bangunan mall atau komersial yang tidak mendukung keberadaan KRB, kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Bogor, hilangnya nilai warisan. Serta hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter KRB.
Dr. Nurhayati melihat sudah ada upaya Bappeda Kota Bogor untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut. Tentunya kondisi idealnya juga harus didukung oleh kemauan ( political will) dari pemerintah sendiri untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut. Hal ini untuk mencapai visi kota Bogor yang didukung dengan keberadaan dan fungsi KRB.
"Kalau tidak ada kemauan dari pemerintah, ya repot", Ujar Dr. Nurhayati tentang capaian pemerintah Kota Bogor.
Perubahan beberapa pola dan struktur ruang di Kota Bogor sudah mulai dilakukan. Misalnya pembenahan ruang terbuka hijau di taman topi. Saat ini Taman topi sedang di usahakan oleh pemkot Bogor untuk menjadi RTH.
Koota Bogor saat ini memiliki 10 % RTH dari 30% ketentuan RTH yang seharusnya dimiliki sebuah kota. Pemkot Bogor tengah mengupayakan penambahan RTH untuk memenuhi persentase tersebut.
Dari beberapa kelompok perserta workshop tersebut akan menghasilkan beberapa rekomendasi untuk menjadikan KRB dan Kota Bogor menjadi lebih baik.
Ruth,peserta workshop dari ITB merekomendasikan kendaraan bermotor untuk tidak diperkenankan masuk kedalam KRB. Menurutnya transportasi sepeda merupakan transportasi yang baik untuk pengunjung KRB saat ini. Karena menurutnya masuknya kendaraan bermotor tersebut yang merusak KRB.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar