Photo Sharing-Wild Life : 'Jepretlah Terus Mumpung Momennya Dapet'
Ngabuburit sambil bedah photo adalah sebuah kegiatan unik dalam mengisi bulan Ramadhan kali ini di Kedai Telapak Bogor. Beragam komunitas pegiat photografi hadir duduk melingkar memenuhi ruang dalam kedai Telapak. Selain dari Komunitas Photografi Bogor (KFB), tidak sedikit juga yang di luar dari perbidangan yang sama turut hadir mengambil bagian sebagai peserta Photo Sharing – Wild Life, diantaranya pesrta dari UKF(Uni Konservasi Fauna)-IPB dan komunitas Bike to Work.
Sejumlah 25 peserta yang hadir pada acara Photo Sharing-Wild Life tersebut tak segan menanyakan ragam hal seputar kendala photografi yang mereka hadapi dalam menggiatkan bidangnya, terlebih saat melakukan pemotretan subjek 'wild life'. Roza Marlon, yang akrab dipanggil Chacha, seorang photografer profesional yang diundang sebagai narasumber alias pengulas, dengan santai dan lugas membagi pengalaman serta pengetahuannya seputar bidang yang sudah lama ditekuniya itu. 'Jangan terlalu dibebani estetikanya, bagaimana nanti. Jepretlah terus mumpung momennya dapet.' Tandasnya di sela-sela pengulasan.
Dari 11 photo peserta yang diulas rata-rata mendapatkan tanggapan yang positif darinya, yang dipandang sebagai sebuah acuan pembading bagi para peserta dalam pencapaian menuju hasil yang lebih ideal. Meski dari sejumlah peserta yang hadir terbilang belum semua mau untuk menyampaikan tanggapannya terhadap photo yang diulas.'Ya maklumlah bos, namanya juga masih perdana, mungkin kalo sudah berjalan reguler bakal lebih terasa lagi gregetnya.' Timpal Asep salah seorang dari penggagas acara saat ditemui selepas acara di luar kedai. Begitu pun komentar Yayat yang juga termasuk sebagai penggagas acara. 'Harapannya sih di kemudiannya nanti dapat dijadikan sebagai wahana bertukar pengalaman antar pegiat photografi di Bogor.'
Di kesempatan yang sama tak jauh dari Kedai Telapak, pada hari Minggu 22 Agustus itu, di pinggir jalan raya, tepat tak jauh dari bundaran tugu Kujang terseleggara sebuah pameran photo yang tampil bersahaja sejak siang. Jelas suasana hari Minggu saat itu jauh berbeda dari biasanya. Meski terdapat jelas perbedaannya dari dua kegiatan yang berlangsung di hari yang sama itu. Pameran photo tersebut lebih tematik. Dan tak terlihat adanya ruang diskusi untuk membedah photo-photo yang dipamerkan. Namun hal yang nyata yang patut diacungi jempol adalah spirit photografi yang terselenggara di Bogor, jelas menandakan suatu sikap produktif para pegiat seni photografi terhadap realitas zamannya.(Balz)
Sejumlah 25 peserta yang hadir pada acara Photo Sharing-Wild Life tersebut tak segan menanyakan ragam hal seputar kendala photografi yang mereka hadapi dalam menggiatkan bidangnya, terlebih saat melakukan pemotretan subjek 'wild life'. Roza Marlon, yang akrab dipanggil Chacha, seorang photografer profesional yang diundang sebagai narasumber alias pengulas, dengan santai dan lugas membagi pengalaman serta pengetahuannya seputar bidang yang sudah lama ditekuniya itu. 'Jangan terlalu dibebani estetikanya, bagaimana nanti. Jepretlah terus mumpung momennya dapet.' Tandasnya di sela-sela pengulasan.
Dari 11 photo peserta yang diulas rata-rata mendapatkan tanggapan yang positif darinya, yang dipandang sebagai sebuah acuan pembading bagi para peserta dalam pencapaian menuju hasil yang lebih ideal. Meski dari sejumlah peserta yang hadir terbilang belum semua mau untuk menyampaikan tanggapannya terhadap photo yang diulas.'Ya maklumlah bos, namanya juga masih perdana, mungkin kalo sudah berjalan reguler bakal lebih terasa lagi gregetnya.' Timpal Asep salah seorang dari penggagas acara saat ditemui selepas acara di luar kedai. Begitu pun komentar Yayat yang juga termasuk sebagai penggagas acara. 'Harapannya sih di kemudiannya nanti dapat dijadikan sebagai wahana bertukar pengalaman antar pegiat photografi di Bogor.'
Di kesempatan yang sama tak jauh dari Kedai Telapak, pada hari Minggu 22 Agustus itu, di pinggir jalan raya, tepat tak jauh dari bundaran tugu Kujang terseleggara sebuah pameran photo yang tampil bersahaja sejak siang. Jelas suasana hari Minggu saat itu jauh berbeda dari biasanya. Meski terdapat jelas perbedaannya dari dua kegiatan yang berlangsung di hari yang sama itu. Pameran photo tersebut lebih tematik. Dan tak terlihat adanya ruang diskusi untuk membedah photo-photo yang dipamerkan. Namun hal yang nyata yang patut diacungi jempol adalah spirit photografi yang terselenggara di Bogor, jelas menandakan suatu sikap produktif para pegiat seni photografi terhadap realitas zamannya.(Balz)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar