Malam Purnama, Tradisi Perguruan Sejak 1953
Kebon Jukut|Kotahujan.com-Suasana khusuk tergambar dengan jelas pada Rabu (22/9) malam itu. Bahkan nuansa syahdu yang penuh kekeluargaan itu memberi kesan kesederhanaan dan rasa persaudaraan yang erat antara Guru, Dewan Guru, Sesepuh dan Murid. Demikianlah hal yang terungkap saat Perguruan Silat Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih mengadakan perayaan malam bulan purnama di pusat perguruan, Jl Kebon Jukut No. 1 kota Bogor. Perayaan malam bulan purnama merupakan tradisi Perguruan Silat PGB Bangau Putih sejak 1953. Perayaan ini diadakan setiap tanggal 15 (Cap Go) bulan ke delapan (Peh Gwee) menurut penanggalan Tionghoa. Pada bulan tersebut, purnama rembulan lebih besar dibandingkan tanggal 15 bulan-bulan lainnya.
Menurut penuturan Jimmy, salah satu pengurus perguruan, inti dari perayaan malam bulan purnama adalah ungkapan terimakasih dari murid pada gurunya yang telah dengan tulus memberikan ilmunya. Orangtua yang memberikan sesuatu kepada anaknya adalah kewajiban, namun seorang guru yang memberikan ilmunya adalah tindakan mulia. Perayaan malam purnama banyak diisi dengan ritual penghormatan dan renungan. Puncaknya adalah penyalaan lilin sebagai simbol kehidupan. Ada 9 lilin sesepuh, 9 lilin penasehat dan 36 lilin dewan guru. Lilin tersebut ditambah dengan 1 lilin perguruan sebagai simbol PGB Bangau Putih, 2 lilin pintu gerbang simbol penerangan jalan masuk dan keluar. Kemudian 4 lilin penjuru, simbol arah mata angin, 1 lilin yayasan, 1 lilin kesehatan, 1 lilin dan lilin cabang.
Perayaan malam bulan purnama tahun ini mengambil tema Serahkan Totalitas pada Perjuangan bukan Nasib. Tema yang juga merupakan wejangan filosofis guru tersebut bermakna jangan menyerah.
Perayaan ini tiap tahunnya selalu dihadiri murid, simpatisan dan perwakilan cabang PGB Bangau Putih, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain ritual penghormatan dan penyalaan lilin, perayaan malam bulan purnama juga diisi dengan pembacaan mukadimah guru besar oleh Sawung Jabo, sumpah warga persatuan dan demo gerakan dari guru dan pelatih.
Menurut penuturan Jimmy, salah satu pengurus perguruan, inti dari perayaan malam bulan purnama adalah ungkapan terimakasih dari murid pada gurunya yang telah dengan tulus memberikan ilmunya. Orangtua yang memberikan sesuatu kepada anaknya adalah kewajiban, namun seorang guru yang memberikan ilmunya adalah tindakan mulia. Perayaan malam purnama banyak diisi dengan ritual penghormatan dan renungan. Puncaknya adalah penyalaan lilin sebagai simbol kehidupan. Ada 9 lilin sesepuh, 9 lilin penasehat dan 36 lilin dewan guru. Lilin tersebut ditambah dengan 1 lilin perguruan sebagai simbol PGB Bangau Putih, 2 lilin pintu gerbang simbol penerangan jalan masuk dan keluar. Kemudian 4 lilin penjuru, simbol arah mata angin, 1 lilin yayasan, 1 lilin kesehatan, 1 lilin dan lilin cabang.
Perayaan malam bulan purnama tahun ini mengambil tema Serahkan Totalitas pada Perjuangan bukan Nasib. Tema yang juga merupakan wejangan filosofis guru tersebut bermakna jangan menyerah.
Perayaan ini tiap tahunnya selalu dihadiri murid, simpatisan dan perwakilan cabang PGB Bangau Putih, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain ritual penghormatan dan penyalaan lilin, perayaan malam bulan purnama juga diisi dengan pembacaan mukadimah guru besar oleh Sawung Jabo, sumpah warga persatuan dan demo gerakan dari guru dan pelatih.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar