Situs Batujaya, Jejak Pusat Peradaban di Jawa Barat
Batujaya-Karawang|Kotahujan.com-Memasuki hari kedua ICSC (International Conference On Sundanese On Culture), Selasa (26/10) kemarin, peserta disuguhi materi kajian situs Batujaya Karawang. Kajian situs ini sudah dilakukan Dr. Hasan Djafar sejak tahun 1984, saat ditemukannya situs tersebut. Seusai presentasi Dr. Hasan Djafar bersama peserta lainnya mengunjungi secara langsung lokasi situs yang berada di desa Segaran kecamatan Batujaya kabupaten Karawang. Sekitar tiga jam perjalanan dari kota Bogor.
Berdasarkan hasil survei dan ekskavasi sejak 1984 hingga sekarang. Kawasan situs dengan luas 5 Km2 ini teridentifikasi ada 30 situs. Dari 20 situs yang digali ditemukan sedikitnya 16 sisa bangunan candi, 3 bangunan berupa profan dan struktur tembok keliling. Masih ada 6 situs yang belum digali dan sejumlah situs lainnya yang berubah menjadi hunian penduduk. Situs tersebut dikelompokkan dalam situs Segaran dan Situs Tegaljaya. Situs ini kemungkinan dibangun antara abad IV-VII masehi atau masa kerajaan Tarumanegara.
Dr. Hasan Djafar dalam paparannya mengungkapkan, situs ini pertama ditemukan oleh tim survei Arkeologi Fakultas Sastra UI. Tim saat itu dipimpin Ayatrohaedi bergerak atas informasi penduduk Cibuaya yang menginformasikan adanya sisa reruntuhan bangunan di Batujaya. Akhirnya pada penelitian arkeologi selanjutnya ditemukan candi Jiwa dan candi Blandongan. Candi ini ditemukan dalam keadaan sebenarnya dengan beberapa bagian yang rusak. Struktur bata yang ditemukan ternyata sama dengan kondisi tanah disekitarnya yang mengindikasikan candi lokal. Penelitian lebih dari 20 tahun pada situs ini telah mengakumulasi berbagai temuan arkeologi yang menunjukan pentingnya kedudukan kawasan situs Batujaya ditinjau dari sudut arkeologi dan kebudayaan. Seperti candi, arca, terakota, gerabah, keramik, kerangka manusia dan lain sebagainya.
Keberadaan candi-candi ini membuktikan kehidupan prasejarah yang telah mencapai puncak perkembangannya dengan tingkat kemapanan dalam berbagai aspek sosial budayanya. Tingkat kemapanan inilah yang memungkinkan terjadinya kontak dengan pihak luar yang memunculkan corak baru dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa Barat.
Pada proses ekskavasi ditemukan juga sejumlah kerangka manusia pada situs kubur lapisan budaya masa akhir pra sejarah. Kerangka ini tertimbun di bawah lapisan budaya candi.
Saat ini kawasan situs Batujaya masih pada tahap pemugaran oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen Sejarah dan Purbakala melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang.
Berdasarkan hasil survei dan ekskavasi sejak 1984 hingga sekarang. Kawasan situs dengan luas 5 Km2 ini teridentifikasi ada 30 situs. Dari 20 situs yang digali ditemukan sedikitnya 16 sisa bangunan candi, 3 bangunan berupa profan dan struktur tembok keliling. Masih ada 6 situs yang belum digali dan sejumlah situs lainnya yang berubah menjadi hunian penduduk. Situs tersebut dikelompokkan dalam situs Segaran dan Situs Tegaljaya. Situs ini kemungkinan dibangun antara abad IV-VII masehi atau masa kerajaan Tarumanegara.
Dr. Hasan Djafar dalam paparannya mengungkapkan, situs ini pertama ditemukan oleh tim survei Arkeologi Fakultas Sastra UI. Tim saat itu dipimpin Ayatrohaedi bergerak atas informasi penduduk Cibuaya yang menginformasikan adanya sisa reruntuhan bangunan di Batujaya. Akhirnya pada penelitian arkeologi selanjutnya ditemukan candi Jiwa dan candi Blandongan. Candi ini ditemukan dalam keadaan sebenarnya dengan beberapa bagian yang rusak. Struktur bata yang ditemukan ternyata sama dengan kondisi tanah disekitarnya yang mengindikasikan candi lokal. Penelitian lebih dari 20 tahun pada situs ini telah mengakumulasi berbagai temuan arkeologi yang menunjukan pentingnya kedudukan kawasan situs Batujaya ditinjau dari sudut arkeologi dan kebudayaan. Seperti candi, arca, terakota, gerabah, keramik, kerangka manusia dan lain sebagainya.
Keberadaan candi-candi ini membuktikan kehidupan prasejarah yang telah mencapai puncak perkembangannya dengan tingkat kemapanan dalam berbagai aspek sosial budayanya. Tingkat kemapanan inilah yang memungkinkan terjadinya kontak dengan pihak luar yang memunculkan corak baru dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa Barat.
Pada proses ekskavasi ditemukan juga sejumlah kerangka manusia pada situs kubur lapisan budaya masa akhir pra sejarah. Kerangka ini tertimbun di bawah lapisan budaya candi.
Saat ini kawasan situs Batujaya masih pada tahap pemugaran oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen Sejarah dan Purbakala melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar