550 Petani dan Babinsa Pesta di IPB
Dramaga|Kotahujan.com-Sekitar 550 petani dan 110 anggota Babinsa (Badan Pembina Desa) wilayah di Jawa Barat dan Banten akan memadati kampus IPB Dramaga mulai hari ini (5/4/2011) hingga Kamis (7/4/2011) depan. Para petani dan Babinsa itu adalah peserta kegiatan Pesta Petani Muda Indonesia (Pestani). Tapi jangan salah, pesta yang satu ini bukanlah hura-hura sebagai mana makna biasanya. Pesta ini merupakan ajang belajar dan meningkatkan ketrampilan. Pelatihan dibidang pertanian, Peternakan dan Perikanan akan menjadi menu mereka. Kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan motivasi dan dinamika kelompok. Pestani 2011 merupakan program kerjasama Kodam III Siliwangi dengan Institut Pertanian Bogor dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu mendorong munculnya kreativitas dan semangat kemandirian dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang melimpah.
Dalam pernyataannya yang dirilis media beberapa waktu lalu, Rektor IPB Prof. Herry Suhardiyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan para dosen IPB sebagai instruktur dan mahasiswa sebagai pendamping dinamika kelompok. Pestani sendiri diharapkan dapat mendekatkan para dosen dan mahasiswa dengan para petani, terutama di wilayah Jawa Barat dan Banten.
“Ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen untuk turut mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selain itu, nilai-nilai kedisiplinan yang diterapkan TNI dapat diterapkan ke petani, juga mahasiswa," kata Herry dalam keterangan tertulisnya.
Pangdam III Siliwangi, Mayor Jenderal Moeldoko memberi alasan kenapa Babinsa dilibatkan dalam kegiatan ini. Moeldoko memaparkan perlunya komunikasi dan bangunan kedekatan TNI (Babinsa) dalam menjalankan tugasnya. Komunikasi ini merupakan salah satu instrumen penting yang harus dikuasai Babinsa dalam bertugas, termasuk bahasa masyarakat petani. Karena hal itu akan menjadi entry poin bagi TNI.
Lebih dari 100 mahasiswa dan lebih dari 20 Dosen IPB akan mendukung kegiatan ini. Metode Kegiatan Pestani 2011 dilakukan dengan menekankan pada peningkatan wawasan, motivasi dan kecintaan pada sektor pertanian dengan memberikan bekalan-bekalan teoritis dan praktis yang dibutuhkan sebagai landasan/dasar dalam pengembangan dan implementasi lebih jauh tentang usaha bidang pertanian dalam arti luas.
Landasan teoritis diperlukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul di lapangan jika tidak didapatkan dalam pelaksanaan materi workshop dan fieldtrip selama pelatihan. Kegiatan Workshop dilakukan untuk 21 topik pilihan (workshop tematik) yang akan membantu peserta memahami ilmu dan teknologi sebagai sarana pembelajaran dan transfer knowledge. Workshop dilakukan dalam format kelas (diskusi) dan kunjungan ke bengkel/laboratorium/demplot terkait dengan topik yang diajarkan.
Dalam pernyataannya yang dirilis media beberapa waktu lalu, Rektor IPB Prof. Herry Suhardiyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan para dosen IPB sebagai instruktur dan mahasiswa sebagai pendamping dinamika kelompok. Pestani sendiri diharapkan dapat mendekatkan para dosen dan mahasiswa dengan para petani, terutama di wilayah Jawa Barat dan Banten.
“Ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen untuk turut mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selain itu, nilai-nilai kedisiplinan yang diterapkan TNI dapat diterapkan ke petani, juga mahasiswa," kata Herry dalam keterangan tertulisnya.
Pangdam III Siliwangi, Mayor Jenderal Moeldoko memberi alasan kenapa Babinsa dilibatkan dalam kegiatan ini. Moeldoko memaparkan perlunya komunikasi dan bangunan kedekatan TNI (Babinsa) dalam menjalankan tugasnya. Komunikasi ini merupakan salah satu instrumen penting yang harus dikuasai Babinsa dalam bertugas, termasuk bahasa masyarakat petani. Karena hal itu akan menjadi entry poin bagi TNI.
Lebih dari 100 mahasiswa dan lebih dari 20 Dosen IPB akan mendukung kegiatan ini. Metode Kegiatan Pestani 2011 dilakukan dengan menekankan pada peningkatan wawasan, motivasi dan kecintaan pada sektor pertanian dengan memberikan bekalan-bekalan teoritis dan praktis yang dibutuhkan sebagai landasan/dasar dalam pengembangan dan implementasi lebih jauh tentang usaha bidang pertanian dalam arti luas.
Landasan teoritis diperlukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul di lapangan jika tidak didapatkan dalam pelaksanaan materi workshop dan fieldtrip selama pelatihan. Kegiatan Workshop dilakukan untuk 21 topik pilihan (workshop tematik) yang akan membantu peserta memahami ilmu dan teknologi sebagai sarana pembelajaran dan transfer knowledge. Workshop dilakukan dalam format kelas (diskusi) dan kunjungan ke bengkel/laboratorium/demplot terkait dengan topik yang diajarkan.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar