Kecil Aksinya, Besar Manfaat Positifnya
Kopem|Kotahujan.com-Hiruk pikuk lalu lintas serta bisingnya suara kendaraan bermotor tak membuat Oman (53) merasa lelah mengatur lalu lintas. Ini semua dilakukannya sebagai bentuk pengabdian melayani masyarakat pengguna jalan di wilayah Kopem, Cibuluh, Bogor Utara.
Pria yang selalu mengenakan kacamata hitam ini bercerita awal perkerjaannya, ia mendapat tawaran dari Polsek Bogor Utara saat menjadi "pak Ogah" untuk membantu polisi mengatur lalu lintas secara sukarela, ia menganggap perkerjaan ini sebagai bentuk pelayan kepada masyrakat walaupun resiko tertabrak sering mengancam.
.
Pada tahun 2001 lalu Oman pernah tertabrak mobil yang mengalami rem blong hingga membuatnya terseret sejauh 10 meter. Akibat peristiwa ini luka parah dideritanya,
"Pada tahun 2001 saya pernah ketabrak mobil "odong-odong" sampai terseret 10 meter, untung dari arah kiri sama kanan kosong kalau nggak, nggak tahu deh kejadianya bagaimana”, jelas pria yang telah 17 tahun menjadi Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (SUPELTAS).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya berharap kebaikan pengendara kendaraan bermotor yang mendapat servis jasanya, pemberian itu dinilai cukup untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.
Namun ada hal unik dari pria yang perna berkerja sebagi buruh garment, saat bertugas ia selalu tersenyum seraya melakukan gerakan seperti orang sedang hormat, bahkan menepukan tangannya ke tangan (melakukan “tos”) pengendara yang menggunakan jasanya. Karena kebiasannya inilah membuat Oman mudah dikenali banyak penguna jalan. Kebiasaanya itu ia lakukan dalam rangka mempertahankan budaya orang timur yang dikenal keramahannya dan sopan santunnya. Ciri khas bangsa ini diakuinya jarang sekali terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri khas yang ia miliki serta keuletannya berkerja, membuatnya diganjar 3 penghargaan dari Kepolisian Resort Kota Bogor. Penghargaa diberikan atas jasanya mengabdi pada masyarakat, sekaligus contoh dari orang-orang yang masih mempertahankan budaya kecil yang berefek positif bagi negeri ini.
Laporan : Irwanto Surya
Pria yang selalu mengenakan kacamata hitam ini bercerita awal perkerjaannya, ia mendapat tawaran dari Polsek Bogor Utara saat menjadi "pak Ogah" untuk membantu polisi mengatur lalu lintas secara sukarela, ia menganggap perkerjaan ini sebagai bentuk pelayan kepada masyrakat walaupun resiko tertabrak sering mengancam.
.
Pada tahun 2001 lalu Oman pernah tertabrak mobil yang mengalami rem blong hingga membuatnya terseret sejauh 10 meter. Akibat peristiwa ini luka parah dideritanya,
"Pada tahun 2001 saya pernah ketabrak mobil "odong-odong" sampai terseret 10 meter, untung dari arah kiri sama kanan kosong kalau nggak, nggak tahu deh kejadianya bagaimana”, jelas pria yang telah 17 tahun menjadi Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (SUPELTAS).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya berharap kebaikan pengendara kendaraan bermotor yang mendapat servis jasanya, pemberian itu dinilai cukup untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.
Namun ada hal unik dari pria yang perna berkerja sebagi buruh garment, saat bertugas ia selalu tersenyum seraya melakukan gerakan seperti orang sedang hormat, bahkan menepukan tangannya ke tangan (melakukan “tos”) pengendara yang menggunakan jasanya. Karena kebiasannya inilah membuat Oman mudah dikenali banyak penguna jalan. Kebiasaanya itu ia lakukan dalam rangka mempertahankan budaya orang timur yang dikenal keramahannya dan sopan santunnya. Ciri khas bangsa ini diakuinya jarang sekali terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri khas yang ia miliki serta keuletannya berkerja, membuatnya diganjar 3 penghargaan dari Kepolisian Resort Kota Bogor. Penghargaa diberikan atas jasanya mengabdi pada masyarakat, sekaligus contoh dari orang-orang yang masih mempertahankan budaya kecil yang berefek positif bagi negeri ini.
Laporan : Irwanto Surya
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar