"Torgamba", Badak Sumatra Akhirnya Mati
Lampung|Kotahujan.com-Setelah sempat menderita sakit Oligozoospermia, anemia dan gagal ginjal pada Bulan Januari 2011. Akhirnya Torgamba, badak jantan Sumatra yang dirawat di SRS (Suaka Rhino Sumatra) Lampung yang berumur 30 tahun lebih itu akhirnya mati pada 24 April 2011 lalu.
Torgamba merupakan pejantan pertama yang menghuni SRS Lampung sejak 1998, didatangkan dari Howlett and Port Lympne Zoo Inggris.
Torgamba telah menderita sakit menahun berupa gagal ginjal serius dan kemudian dinyatakan sebagai mengalami oligozoospermia (mandul) sejak tahun 2004.
Tahun 2009, pertengahan tahun 2010 dan awal 2011 Torganda sempat mendapatkan berpuluh-puluh liter cairan infus. Kematian Torgamba sebenarnya sudah diperkirakan sejak tahun 2010 setelah badak jantan ini didiagnosis gagal ginjal. Diagnosis gagal ginjal inilah yang memberi kepastian suatu saat Torgamba akan mati.
Pada tanggal 23 April 2011 kondisi Torgamba semakin melamah, hingga tidak dapat bangun. Sejak saat itu badak jantan ini hanya berbaring. Kemudia pada pagi pukul 07.24, 24 April 2011 akhirnya Torgamba mati.
Menurut wikipedia, Badak Sumatera yang memiliki nama latin Dicerorhinus sumatrensis adalah anggota famili Rhinocerotidae yang memiliki lima species.
Selama dirawat oleh SRS Lampung Torgamba badak jantan ini belum sempat memiliki anak.
Sungguh jelas badak langka ini semakin di ujung kepunahan. Selain lingkungan yang menjadi habitatnya semakin terbatas, hewan ini memang dikenal sebagai hewan yang sulit melakukan reproduksi, sehingga perkembangbiakannya sangat terbatas.
Menurut Dewi yang merupakan salah satu pengurus YABI (Yayasan Badak Indonesia) jasadnya akan dibawa ke FKH (Falkutas Kedokteran Hewan) IPB.
Sumber informasi dan foto : http://www.badak.or.id/
Torgamba merupakan pejantan pertama yang menghuni SRS Lampung sejak 1998, didatangkan dari Howlett and Port Lympne Zoo Inggris.
Torgamba telah menderita sakit menahun berupa gagal ginjal serius dan kemudian dinyatakan sebagai mengalami oligozoospermia (mandul) sejak tahun 2004.
Tahun 2009, pertengahan tahun 2010 dan awal 2011 Torganda sempat mendapatkan berpuluh-puluh liter cairan infus. Kematian Torgamba sebenarnya sudah diperkirakan sejak tahun 2010 setelah badak jantan ini didiagnosis gagal ginjal. Diagnosis gagal ginjal inilah yang memberi kepastian suatu saat Torgamba akan mati.
Pada tanggal 23 April 2011 kondisi Torgamba semakin melamah, hingga tidak dapat bangun. Sejak saat itu badak jantan ini hanya berbaring. Kemudia pada pagi pukul 07.24, 24 April 2011 akhirnya Torgamba mati.
Menurut wikipedia, Badak Sumatera yang memiliki nama latin Dicerorhinus sumatrensis adalah anggota famili Rhinocerotidae yang memiliki lima species.
Selama dirawat oleh SRS Lampung Torgamba badak jantan ini belum sempat memiliki anak.
Sungguh jelas badak langka ini semakin di ujung kepunahan. Selain lingkungan yang menjadi habitatnya semakin terbatas, hewan ini memang dikenal sebagai hewan yang sulit melakukan reproduksi, sehingga perkembangbiakannya sangat terbatas.
Menurut Dewi yang merupakan salah satu pengurus YABI (Yayasan Badak Indonesia) jasadnya akan dibawa ke FKH (Falkutas Kedokteran Hewan) IPB.
Sumber informasi dan foto : http://www.badak.or.id/
Tautan halaman ini.
" />
1 komentar:
sungguh memilukan,,,
mulai sekarang STOP perburuan satwa liar, perdagangan satwa liar, perusakan hutan.
menghargai satwa sama dengan menghargai hidup kita.
mari kita mulai dari diri kita, karena ini akan membantu menyelesaikan permasalahan antara manusia dengan satwa.
Posting Komentar