Progam Biodiesel Bogor Minim Dukungan
Balaikita|Kotahujan.com-Progam Biodiesel untuk moda transportasi umum di Kota Bogor tampaknya kurang bergairah. Terbukti pasokan minyak jelantah sebagai bahan baku Biosolar untuk Transpakuan masih sulit dipenuhi. Padahal Pemkot Bogor sebelumnya sudah melakukan kesepakatan dengan sektor usaha besar untuk memberikan minyak jelantah pada pengelola Bus Transpakuan. Kenyataannya beberapa diantaranya justru menjual minyak jelantahnya ke pihak lain demi mengejar keuntungan lebih. Kurangnya dukungan sektor usaha pada progam ini membuat Pemkot Bogor bersiap mengambil tindakan tegas. Yaitu mencabut izin HO unit usaha tersebut.
"Sejak 5 tahun lalu sudah saya sampaikan agar disosialisasikan, kalau corporate harus menyetorkan, kalau masyarakat akan diganti. Kenyataannya usaha yang besar tidak menyerahkan. Dulu sudah kita warning, kalau tidak menyetor akan saya tutup. Kewenangan kita di HO ya sudah tidak akan kita perpanjang HO nya," beber Walikota Bogor Diani Budiarto, saat menerima hibah minyak jelantah dari Carrefour.
Kebutuhan Biodiesel 60 armada bus Transpakuan sebulannya mencapai 12 ton. Kebutuhan tersebut selama ini dipenuhi dari masyarakat dan beberapa perusahaan seperti PT Chevron juga Gereja Zebaoth. Dari masyarakat Pemkot memberi biaya penggantian per liternya mencapai Rp. 3000. Sedangkan pasokan PT Chevron mencapai 2 ton perbulannya.
Kini pasokan tersebut akan bertambah dengan hibah dari PT Carrefour sebanya 2 ton minyak jelantah setiap bulan. Minyak tersebut diambil dari 42 gerai Carrefour se Jabodetabek yang dikelolakan BPLH Kota Bogor. Menurut Legal Director Carrefour Indonesia, Farida Helianti Sastrosatomo. Hibah ini merupakan salah satu bentuk nyata progam CSR Carrefour Indonesia.
"Minyak jelantah ini kita ambil dari 42 toko kita se Jabodetabek, dari situ kita kumpulkan di Bekasi nanti diambil dari situ. Sebelumnya minyak ini kita buang" jelas Farida.
Senada dengan Helianti, Adji Srihandoyo Corporate Affair Director PT Carrefour Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan studi selama satu tahun dan sampai pada satu kesimpulan bahwa progam Biodiesel di kota Bogor perlu didukung. Proyek ini adalah inisiatif mengubah limbah menjadi sesuatu yang berharga. Ia berharap seluruh rekanan bisnisnya bisa meniru metode ini.
"Sejak 5 tahun lalu sudah saya sampaikan agar disosialisasikan, kalau corporate harus menyetorkan, kalau masyarakat akan diganti. Kenyataannya usaha yang besar tidak menyerahkan. Dulu sudah kita warning, kalau tidak menyetor akan saya tutup. Kewenangan kita di HO ya sudah tidak akan kita perpanjang HO nya," beber Walikota Bogor Diani Budiarto, saat menerima hibah minyak jelantah dari Carrefour.
Kebutuhan Biodiesel 60 armada bus Transpakuan sebulannya mencapai 12 ton. Kebutuhan tersebut selama ini dipenuhi dari masyarakat dan beberapa perusahaan seperti PT Chevron juga Gereja Zebaoth. Dari masyarakat Pemkot memberi biaya penggantian per liternya mencapai Rp. 3000. Sedangkan pasokan PT Chevron mencapai 2 ton perbulannya.
Kini pasokan tersebut akan bertambah dengan hibah dari PT Carrefour sebanya 2 ton minyak jelantah setiap bulan. Minyak tersebut diambil dari 42 gerai Carrefour se Jabodetabek yang dikelolakan BPLH Kota Bogor. Menurut Legal Director Carrefour Indonesia, Farida Helianti Sastrosatomo. Hibah ini merupakan salah satu bentuk nyata progam CSR Carrefour Indonesia.
"Minyak jelantah ini kita ambil dari 42 toko kita se Jabodetabek, dari situ kita kumpulkan di Bekasi nanti diambil dari situ. Sebelumnya minyak ini kita buang" jelas Farida.
Senada dengan Helianti, Adji Srihandoyo Corporate Affair Director PT Carrefour Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan studi selama satu tahun dan sampai pada satu kesimpulan bahwa progam Biodiesel di kota Bogor perlu didukung. Proyek ini adalah inisiatif mengubah limbah menjadi sesuatu yang berharga. Ia berharap seluruh rekanan bisnisnya bisa meniru metode ini.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar