Antara Hama dan Ancaman Pestisida
Dramaga|Kotahujan.com-Serangan hama dan virus jelang musim tanam tahun ini diperkirakan meningkat. Kondisi ini mengancam sejumlah kabupaten di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menjadi lumbung beras nasional. 19 kabupaten lumbung padi itu diserang hama, terutama wereng. Meski sampai sekarang nilai kerugian belum bisa dihitung secara pasti, setidaknya pengamatan di lapangan menunjukkan serangan hama yang meningkat ini semakin mengurangi produktivitas beras,bahkan secara nasional karena yang diserang merupakan daerah lumbung padi. Demikian dikemukakan Dr. Hermanu Triwidodo pada diskusi Program Peningkatan Produksi Beras Nasional yang digelar Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/7) lalu.
Untuk itu petani dihimbau menanam padi yang tahan serangan hama dan virus. Kriteria benih padi ini umumnya tidak terdapat pada padi Hibrida dari luar (impor). Lebih lanjut Dosen Departemen Proteksi Tanaman itu mengatakan perilaku sebagian besar petani dalam menggunakan pupuk juga menjadi salah satu penyebab serangan hama dan virus meningkat. Terutama wereng, penggerek batang dan kresek.
Dalam keterangan yang dirilis situs resmi IPB itu, Hermanu juga meminta petani untuk tidak memakai pestisida berlebihan dan mencermati Inpres No 3 tahun 1986 tentang Peningkatan Pengendalian Hama Wereng Cokelat pada Tanaman. Fakta dilapangan sekitar 60 persen petani justru menggunakan sejumlah pestisida yang tidak boleh digunakan untuk tanaman padi. Seperti jenis piretroid dan neonikotinoid yang tersedia juga di kios pupuk.
Umumnya hal ini terjadi karena ketidaktahuan petani maupun distributor pupuk, sehingga masih ada petani maupun penjual pupuk yang memberikan pestisida itu ke tanaman padi. Setidaknya ada 1700 jenis pestisida yang beredar dipasaran.
Padahal menurutnya penggunaan pestisida ini malah semakin meningkatkan serangan hama,termasuk wereng coklat.
"Biasanya petani panik karena serangan hama, sehingga menggunakan pestisida secara berhambur-hamburan, bahkan pestisida yang tidak boleh dipakai pada tanaman padi sekalipun," ungkap Hermanu.
Untuk itu petani dihimbau menanam padi yang tahan serangan hama dan virus. Kriteria benih padi ini umumnya tidak terdapat pada padi Hibrida dari luar (impor). Lebih lanjut Dosen Departemen Proteksi Tanaman itu mengatakan perilaku sebagian besar petani dalam menggunakan pupuk juga menjadi salah satu penyebab serangan hama dan virus meningkat. Terutama wereng, penggerek batang dan kresek.
Dalam keterangan yang dirilis situs resmi IPB itu, Hermanu juga meminta petani untuk tidak memakai pestisida berlebihan dan mencermati Inpres No 3 tahun 1986 tentang Peningkatan Pengendalian Hama Wereng Cokelat pada Tanaman. Fakta dilapangan sekitar 60 persen petani justru menggunakan sejumlah pestisida yang tidak boleh digunakan untuk tanaman padi. Seperti jenis piretroid dan neonikotinoid yang tersedia juga di kios pupuk.
Umumnya hal ini terjadi karena ketidaktahuan petani maupun distributor pupuk, sehingga masih ada petani maupun penjual pupuk yang memberikan pestisida itu ke tanaman padi. Setidaknya ada 1700 jenis pestisida yang beredar dipasaran.
Padahal menurutnya penggunaan pestisida ini malah semakin meningkatkan serangan hama,termasuk wereng coklat.
"Biasanya petani panik karena serangan hama, sehingga menggunakan pestisida secara berhambur-hamburan, bahkan pestisida yang tidak boleh dipakai pada tanaman padi sekalipun," ungkap Hermanu.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar