2nd IRSA International Institute di Bogor
Bahas Politik Ekonomi Pembangunan Daerah
Bangsa Indonesia saat ini sudah memasuki proses perjalanan panjang otonomi daerah. Berbagai topik seputar otonomi dan pemekaran terus bergulir pasca refrormasi beberapa tahun lalu. Tema-tema tersebut terus bergerak seolah-olah tidak kehabisan isu hangat untuk dibahas. Bisa kita saksikan beragam agenda kegiatan yang menyoal Otonomi daerah dan Pemekaran, selalu saja menjadi wacana ‘baru’ bagi kita.
Seperti halnya IRSA yang memilih gagasan The Political Economics of Regional Development sebagai tema Konferensi Internasional pada tanggal 22-23 Juli 2009. Tema tersebut sengaja diambil mengingat semakin pentingnya peranan pembangunan regional dalam pembangunan nasional. Kebijakan desentralisasi, pertumbuhan ekonomi regional, kebijakan pertanian, perdesaan, dan pangan, serta public governance menjadi topik pembahasan dalam pertemuan internasional tahunan sejak sepuluh tahun yang lalu. Konferensi yang digelar di IICC (IPB International Convention Center) itu lebih banyak diisi kuliah-kuliah umum dengan pembicara para profesor dari berbagai universitas terkemuka di dunia dan diskusi yang melibatkan para pakar-peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Asia, Australia dan lembaga kajian lainnya. Kajian ilmu regional yang menjadi obyek perhatian konferensi tersebut merupakan kajian ilmu interdisipliner yang melibatkan berbagai bidang keilmuan seperti sosial-ekonomi, teknik, perencanaan, kebijakan publik, dan lainnya. Kajian ilmu tersebut memiliki aspek spasial atau tata ruang.
Konferensi IRSA kali ini adalah kali kedua diadakan setelah sebelumnya dilakukan pada November 2007. Bekerjasama dengan IPB melalui P4W, acara ini juga ditandai dengan workshop/training sehari sebelumnya (21/7). Dibuka oleh Armida S Alisjahbana dari Universitas Pajajaran selaku Vice President IRSA, disaksikan Wakil Walikota Bogor Ahmad Ru’yat dan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Hery Suhardiyanto Msc. Konferensi tersebut langsung menyajikan bahasan utama The Political Economics of Regional Development yang dipaparkan oleh Prof. Iwan J. Azis, pakar dari Cornell University dan Prof. Chris Manning dari Australian National University.
IRSA atau Indonesian Regional Science Association adalah sebuah asosiasi yang didirikan sejak Agustus 1997, bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara daerah dan wacana ilmuwan, ekonom, perencana kebijakan dan pihak lain yang memiliki minat atau konsentrasi di bidang pembangunan daerah di Indonesia. IRSA yang saat ini diisi oleh Dr. Bambang PS Brodjonegoro, Dr. Armida S Alisjahbana dan Dr. Suahasil Nazara . Masing-masing sebagai Presiden, Wakil presiden dan Sekretaris umum. Di jajaran dewan penasehat tampak nama-nama seperti Prof Bambang Bintoro Soedjito, Prof. Iwan J. Azis, Prof. Tommy Firman, Dr. Luky Eko Wuryanto, Dr. Raksaka Mahi dan Dr Raksaka mahi.
Bangsa Indonesia saat ini sudah memasuki proses perjalanan panjang otonomi daerah. Berbagai topik seputar otonomi dan pemekaran terus bergulir pasca refrormasi beberapa tahun lalu. Tema-tema tersebut terus bergerak seolah-olah tidak kehabisan isu hangat untuk dibahas. Bisa kita saksikan beragam agenda kegiatan yang menyoal Otonomi daerah dan Pemekaran, selalu saja menjadi wacana ‘baru’ bagi kita.
Seperti halnya IRSA yang memilih gagasan The Political Economics of Regional Development sebagai tema Konferensi Internasional pada tanggal 22-23 Juli 2009. Tema tersebut sengaja diambil mengingat semakin pentingnya peranan pembangunan regional dalam pembangunan nasional. Kebijakan desentralisasi, pertumbuhan ekonomi regional, kebijakan pertanian, perdesaan, dan pangan, serta public governance menjadi topik pembahasan dalam pertemuan internasional tahunan sejak sepuluh tahun yang lalu. Konferensi yang digelar di IICC (IPB International Convention Center) itu lebih banyak diisi kuliah-kuliah umum dengan pembicara para profesor dari berbagai universitas terkemuka di dunia dan diskusi yang melibatkan para pakar-peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Asia, Australia dan lembaga kajian lainnya. Kajian ilmu regional yang menjadi obyek perhatian konferensi tersebut merupakan kajian ilmu interdisipliner yang melibatkan berbagai bidang keilmuan seperti sosial-ekonomi, teknik, perencanaan, kebijakan publik, dan lainnya. Kajian ilmu tersebut memiliki aspek spasial atau tata ruang.
Konferensi IRSA kali ini adalah kali kedua diadakan setelah sebelumnya dilakukan pada November 2007. Bekerjasama dengan IPB melalui P4W, acara ini juga ditandai dengan workshop/training sehari sebelumnya (21/7). Dibuka oleh Armida S Alisjahbana dari Universitas Pajajaran selaku Vice President IRSA, disaksikan Wakil Walikota Bogor Ahmad Ru’yat dan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Hery Suhardiyanto Msc. Konferensi tersebut langsung menyajikan bahasan utama The Political Economics of Regional Development yang dipaparkan oleh Prof. Iwan J. Azis, pakar dari Cornell University dan Prof. Chris Manning dari Australian National University.
IRSA atau Indonesian Regional Science Association adalah sebuah asosiasi yang didirikan sejak Agustus 1997, bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara daerah dan wacana ilmuwan, ekonom, perencana kebijakan dan pihak lain yang memiliki minat atau konsentrasi di bidang pembangunan daerah di Indonesia. IRSA yang saat ini diisi oleh Dr. Bambang PS Brodjonegoro, Dr. Armida S Alisjahbana dan Dr. Suahasil Nazara . Masing-masing sebagai Presiden, Wakil presiden dan Sekretaris umum. Di jajaran dewan penasehat tampak nama-nama seperti Prof Bambang Bintoro Soedjito, Prof. Iwan J. Azis, Prof. Tommy Firman, Dr. Luky Eko Wuryanto, Dr. Raksaka Mahi dan Dr Raksaka mahi.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar