Masyarakat Ciwaluh Kembangkan Mikrohidro
Pemandangan menghijau langsung menyeruak begitu kita memasuki mulut kampung Ciwaluh yang berada di kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Akses jalan yang sempit dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua tampak sebanding dengan kawasan yang mengelilingi wilayah kampung ini. Kawasan Taman Nasional Gunung Pangrango (TNGP).
Keberadaan Kampung Ciwaluh yang terletak ditengah kawasan Taman Nasional, jauh dari fasilitas umum lainnya, membuat kampung ini sedikit berbeda dengan kampung lain di sekitarnya. Meski demikian baru-baru ini mereka berhasil mengembangkan teknologi Mikrohidro yang dikembangkan sebagai sarana untuk membantu proses produksi warga Ciwaluh. Mikrohidro yang memanfaatkan keberadaan sungai Cikaweni yang ada di TNGP tersebut kini sudah dirasakan oleh warga Rt 03-04/05. Tepat pada jumat (5/3) lalu, masyarakat Ciwaluh meresmikan penggunaan listrik mikrohidro.
Menurut kang Empud (43 th), ketua Koperasi Ciwaluh Mandiri. Mayoritas warga Ciwaluh hidup dengan mengolah kumis kucing menjadi komoditi utama disamping kopi, kapulaga dan padi. Untuk proses produksi masing-masing komoditi tersebut membutuhkan proses pengeringan. Daerah Ciwaluh yang sering dilanda hujan mengakibatkan proses pengeringannya terhambat. Sebagai solusi mereka mengupayakan oven. Oven tersebut membutuhkan sumber energi untuk memanaskan ruangan. Karena kebutuhan energi tidak tercukupi dari PLN, mereka mengupayakan sumber energi listrik sendiri melalui mikrohidro.
Hal senada juga diakui Hendaru dari perkumpulan Telapak, melalui Poros Nusantara Utama (PNU). Sebuah kelompok yang setia mendampingi masyarakat Ciwaluh. Ide mikrohidro ini berkembang sejak satu tahun yang lalu. Ketika warga menemukan kendala di proses pengeringan dengan membuat “Green House”. Ada kebutuhan warga soal sumber energi untuk membantu proses produksi. Namun karena sumber yang ada tidak mencukupi mereka mengupayakan sumber energi sendiri. Pilihan dengan mikrohidro karena melihat potensi yang ada disekitar Ciwaluh, dimana sumber airnya melimpah sehingga dirasa cukup untuk membuat mikrohidro.
Lebih lanjut Hendaru mengungkapkan. Apa yang dilakukan PNU dan masyarakat Ciwaluh dengan Koperasi Ciwaluh Mandiri sebenarnya adalah untuk menunjukkan adanya sebuah model kampung konservasi. Dimana masyarakat menjaga lingkungannya dengan baik, tetapi juga bisa hidup dari lingkungannya. Ekonominya berjalan dengan baik dengan hasil yang cukup. (Ankz, Chaerul)
Keberadaan Kampung Ciwaluh yang terletak ditengah kawasan Taman Nasional, jauh dari fasilitas umum lainnya, membuat kampung ini sedikit berbeda dengan kampung lain di sekitarnya. Meski demikian baru-baru ini mereka berhasil mengembangkan teknologi Mikrohidro yang dikembangkan sebagai sarana untuk membantu proses produksi warga Ciwaluh. Mikrohidro yang memanfaatkan keberadaan sungai Cikaweni yang ada di TNGP tersebut kini sudah dirasakan oleh warga Rt 03-04/05. Tepat pada jumat (5/3) lalu, masyarakat Ciwaluh meresmikan penggunaan listrik mikrohidro.
Menurut kang Empud (43 th), ketua Koperasi Ciwaluh Mandiri. Mayoritas warga Ciwaluh hidup dengan mengolah kumis kucing menjadi komoditi utama disamping kopi, kapulaga dan padi. Untuk proses produksi masing-masing komoditi tersebut membutuhkan proses pengeringan. Daerah Ciwaluh yang sering dilanda hujan mengakibatkan proses pengeringannya terhambat. Sebagai solusi mereka mengupayakan oven. Oven tersebut membutuhkan sumber energi untuk memanaskan ruangan. Karena kebutuhan energi tidak tercukupi dari PLN, mereka mengupayakan sumber energi listrik sendiri melalui mikrohidro.
Hal senada juga diakui Hendaru dari perkumpulan Telapak, melalui Poros Nusantara Utama (PNU). Sebuah kelompok yang setia mendampingi masyarakat Ciwaluh. Ide mikrohidro ini berkembang sejak satu tahun yang lalu. Ketika warga menemukan kendala di proses pengeringan dengan membuat “Green House”. Ada kebutuhan warga soal sumber energi untuk membantu proses produksi. Namun karena sumber yang ada tidak mencukupi mereka mengupayakan sumber energi sendiri. Pilihan dengan mikrohidro karena melihat potensi yang ada disekitar Ciwaluh, dimana sumber airnya melimpah sehingga dirasa cukup untuk membuat mikrohidro.
Lebih lanjut Hendaru mengungkapkan. Apa yang dilakukan PNU dan masyarakat Ciwaluh dengan Koperasi Ciwaluh Mandiri sebenarnya adalah untuk menunjukkan adanya sebuah model kampung konservasi. Dimana masyarakat menjaga lingkungannya dengan baik, tetapi juga bisa hidup dari lingkungannya. Ekonominya berjalan dengan baik dengan hasil yang cukup. (Ankz, Chaerul)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar