Beli Kerajinan Tangan Kalimantan Dukung Penurunan Pemanasan Global
Produk olahan dari hasil hutan bukan kayu Kalimantan menjadi salah satu primadona pada pameran INACRAFT 2010 di Balai Sidang Jakarta pada tanggal yang digelar dari tanggal 12 s/d 25 April 2010. INACRAF merupakan ajang pameran terbesar kerajinan tangan dan peralatan rumah tangga yang diadakan setiap tahunnya.Gelaran pameran ini kali merupakan pameran yang ke 12 kalinya.
Asosiasi kerajinan tangan Kalimantan / Craft Kalimantan Network Project yang menempati ruang Hall A no 196 - 197 dari 251 stand yang memamerkan kerajinan tangan dan peralatan rumah tangan seperti berbagai rupa tas tangan dan tas yang mempunyai fungsi keseharian dan berbagai corak dan model kain tenun Kalimantan. Berbagai produk kerajinan tangan ini berbahan dasar dari hutan-hutan di Kalimantan dan di buat oleh masyarakat adat setempat.
Dengan menggunakan identitas "Borneo Chic" atau "Kalimantan Cantik" salah satu barang dari stand ini mendapat penghargaan dari "Pilihant Editor Majalah Femina" setelah sebelumnya mendapat penghargaan dari Unesco untuk kategori "Seal of Excellence" pada tahun 2006.
Panitia Borneo Chic yang terdiri dari beberapa lembaga pendamping masyarakat khusus pengembangan kerajinan tangan berhahan dasar alam khususnya Kalimantan atau pulau Borneo seperti NTFP, Yayasan Dian Tama, JMM dan Dian Niaga Jakarta.
Mereka berharap produk-produk kerajinan masyarakat lokal dapat dikenalkan dan bermamfaat buat kesejahteraan masyarakat lokal Kalimantan dan kelestarian lingkungan hutan mereka yang juga merupakan paru-paru dunia.
Dengan terus memproduksi kerajinan tangan dengan corak dan kebiasaan lokal masyarakat Kalimantan, serta diterimanya produk mereka di pasar Nasional dan Internasional. Masyarakat yang menggunakan bahan dasar dari hutan mereka akan menjaga dan terus melestarikan hutannya. Dengan melestarikan hutannya masyarakat lokal tersebut tetap dapat terus memamfaatkan sumberdaya hutan mereka untuk barang-barang kerajinan tangan tersebut yang dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga. Diharapkan masyarakat Indonesia dan masyarakat Internasional dapat mengetahui kondisi Hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia tersebut. Dimana masyarakat lokal tetap melakukan pengelolaan hutan Kalimantan dan menjaganya agar tetap lestari.
Rotan adalah tanaman yang harus mempunyai media tumbuh seperti pohon-pohon besar di hutan. Tanpa keberadaan pohon-pohon besar tersebut, rotan tidak dapat tumbuh baik. Masyarakat asli Kalimantan untuk dapat tetap memperoleh dan mengelola dan memproduksi kerajinan tangan dari rotan hutan, tentunya harus tetap menjaga kelestarian dan keberadaan pohon-pohon media tumbuh rotan tersebut.
Melalui gelaran pameran INACRAFT 2010 ini, Borneo Chic mengajak masyarakat Internasional untuk memahami dan mengetahui kondisi masyarakat adat Kalimantan yang tetap berusaha menjaga dan melestarikan hutan Kalimantan. Hutan Kalimantan saat ini terancam punah karena perluasan perkebunan sawit yang terus menjawab kebutuhan permintaan minyak sawit dunia yang semakin hari semakin besar serta kebutuhan pengembangan lahan pertanian pangan yang tidak memperhatikan kaidah serta keseimbangan lingkungan, contohnya project pemerintahan Indonesia pengembangan sawah sejuta hektar yang membuka lahan gambut Kalimantan. Kini program tersebut yang kini gagal.
Banyak lahan gambut akhirnya rusak akibat program tersebut. Padahal lahan gambut tersebut merupakan sebuah ekosistem alami yang tempat beranekaragam kehidupan serta dapat menyerap karbon di udara. Banyaknya karbon di udara saat ini adalah penyebab penambahan panas suhu permukaan bumi saat ini. Inilah yang disebut fenomena pemanasan global yang banyak dibicarakan dunia internasional dan masyarakat saat ini.
Menurut Seting yang merupakan perwakilan lembaga pendamping yaitu NTFP (Non Timber Forest Product) mereka banyak menerima pesanan dari beberapa contoh barang yang dipajang. Kebanyakan barang yang dipajang telah terjual dan pemesan untuk barang yang sama masih terus berdatangan memesan (indent) pada INACRAFT kali ini.
Asosiasi kerajinan tangan Kalimantan / Craft Kalimantan Network Project yang menempati ruang Hall A no 196 - 197 dari 251 stand yang memamerkan kerajinan tangan dan peralatan rumah tangan seperti berbagai rupa tas tangan dan tas yang mempunyai fungsi keseharian dan berbagai corak dan model kain tenun Kalimantan. Berbagai produk kerajinan tangan ini berbahan dasar dari hutan-hutan di Kalimantan dan di buat oleh masyarakat adat setempat.
Dengan menggunakan identitas "Borneo Chic" atau "Kalimantan Cantik" salah satu barang dari stand ini mendapat penghargaan dari "Pilihant Editor Majalah Femina" setelah sebelumnya mendapat penghargaan dari Unesco untuk kategori "Seal of Excellence" pada tahun 2006.
Panitia Borneo Chic yang terdiri dari beberapa lembaga pendamping masyarakat khusus pengembangan kerajinan tangan berhahan dasar alam khususnya Kalimantan atau pulau Borneo seperti NTFP, Yayasan Dian Tama, JMM dan Dian Niaga Jakarta.
Mereka berharap produk-produk kerajinan masyarakat lokal dapat dikenalkan dan bermamfaat buat kesejahteraan masyarakat lokal Kalimantan dan kelestarian lingkungan hutan mereka yang juga merupakan paru-paru dunia.
Dengan terus memproduksi kerajinan tangan dengan corak dan kebiasaan lokal masyarakat Kalimantan, serta diterimanya produk mereka di pasar Nasional dan Internasional. Masyarakat yang menggunakan bahan dasar dari hutan mereka akan menjaga dan terus melestarikan hutannya. Dengan melestarikan hutannya masyarakat lokal tersebut tetap dapat terus memamfaatkan sumberdaya hutan mereka untuk barang-barang kerajinan tangan tersebut yang dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga. Diharapkan masyarakat Indonesia dan masyarakat Internasional dapat mengetahui kondisi Hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia tersebut. Dimana masyarakat lokal tetap melakukan pengelolaan hutan Kalimantan dan menjaganya agar tetap lestari.
Rotan adalah tanaman yang harus mempunyai media tumbuh seperti pohon-pohon besar di hutan. Tanpa keberadaan pohon-pohon besar tersebut, rotan tidak dapat tumbuh baik. Masyarakat asli Kalimantan untuk dapat tetap memperoleh dan mengelola dan memproduksi kerajinan tangan dari rotan hutan, tentunya harus tetap menjaga kelestarian dan keberadaan pohon-pohon media tumbuh rotan tersebut.
Melalui gelaran pameran INACRAFT 2010 ini, Borneo Chic mengajak masyarakat Internasional untuk memahami dan mengetahui kondisi masyarakat adat Kalimantan yang tetap berusaha menjaga dan melestarikan hutan Kalimantan. Hutan Kalimantan saat ini terancam punah karena perluasan perkebunan sawit yang terus menjawab kebutuhan permintaan minyak sawit dunia yang semakin hari semakin besar serta kebutuhan pengembangan lahan pertanian pangan yang tidak memperhatikan kaidah serta keseimbangan lingkungan, contohnya project pemerintahan Indonesia pengembangan sawah sejuta hektar yang membuka lahan gambut Kalimantan. Kini program tersebut yang kini gagal.
Banyak lahan gambut akhirnya rusak akibat program tersebut. Padahal lahan gambut tersebut merupakan sebuah ekosistem alami yang tempat beranekaragam kehidupan serta dapat menyerap karbon di udara. Banyaknya karbon di udara saat ini adalah penyebab penambahan panas suhu permukaan bumi saat ini. Inilah yang disebut fenomena pemanasan global yang banyak dibicarakan dunia internasional dan masyarakat saat ini.
Menurut Seting yang merupakan perwakilan lembaga pendamping yaitu NTFP (Non Timber Forest Product) mereka banyak menerima pesanan dari beberapa contoh barang yang dipajang. Kebanyakan barang yang dipajang telah terjual dan pemesan untuk barang yang sama masih terus berdatangan memesan (indent) pada INACRAFT kali ini.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar