Di Tepi Batas Hidup Desa Semunying Kalimantan Barat
Desa Semunying Jaya yang terletak di Kab Bengkayang Kalimantan Barat.
Menurut Bapak Momonus yang merupakan Kepala Desa Semunying Jaya masyarakat mengandalkan perekonomian mereka dari mentjari ikan, berladang , menyadap karet dan mengambil rotan dari hutan. Hutan desa Semunying mempunyai arti penting untuk mendukung keberlangsungan kehidupan di desa. Masyarakat setempat mempunyai aturan bagaimana mereka memanfaatkan hutan dan menjadikannya sumber perekonomian.
Dominasi profesi desa Semunying Jaya adalah penoreh atau penyadap karet. Karet merupakan salah satu sumber penopang perekonomian desa selain rotan dan pertanian berladang. Industri karet merupakan budaya yang masarakat desa.
Produksi karet rata-rata masyarakat desa tersebut sebanyak 6 kg / orang/ penoreh. Untuk setiap kg mereka menjual kepada pengumpul seharga Rp 13.000 s/d Rp16.000.
Saat ini keberadaan hutan yang menjadi penopang kehidupan masyarakat desa rusak dan berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, dan bukan milik serta dikelola oleh masyarakat desa.
Ladang dan hutan karet masyarakat telah banyak yang berubah menjadi perkebunan sawit. Masyarakat desa tidak mendapatkan ganti rugi dari tanaman dan kebun mereka yang telah berubah menjadi kebun sawit oleh perusahaan.
Kondisi air konsumsi desa juga mulai diresahkan masyarakat, air layak konsumsi sudah mulai jarang ditemukan.
Masyarakat desa sulit membayangkan bagaimana kehidupan mereka dengan hidup berdampingan dengan perkebunan sawit. Sedangkan telah sejak lama dan turun temurun mengandalkan dari hutan. Mereka berkeinginan tetap bisa menjaga lingkungannya untuk kehidupan anak-anak mereka dikemudian kelak.
Menurut Bapak Momonus yang merupakan Kepala Desa Semunying Jaya masyarakat mengandalkan perekonomian mereka dari mentjari ikan, berladang , menyadap karet dan mengambil rotan dari hutan. Hutan desa Semunying mempunyai arti penting untuk mendukung keberlangsungan kehidupan di desa. Masyarakat setempat mempunyai aturan bagaimana mereka memanfaatkan hutan dan menjadikannya sumber perekonomian.
Dominasi profesi desa Semunying Jaya adalah penoreh atau penyadap karet. Karet merupakan salah satu sumber penopang perekonomian desa selain rotan dan pertanian berladang. Industri karet merupakan budaya yang masarakat desa.
Produksi karet rata-rata masyarakat desa tersebut sebanyak 6 kg / orang/ penoreh. Untuk setiap kg mereka menjual kepada pengumpul seharga Rp 13.000 s/d Rp16.000.
Saat ini keberadaan hutan yang menjadi penopang kehidupan masyarakat desa rusak dan berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, dan bukan milik serta dikelola oleh masyarakat desa.
Ladang dan hutan karet masyarakat telah banyak yang berubah menjadi perkebunan sawit. Masyarakat desa tidak mendapatkan ganti rugi dari tanaman dan kebun mereka yang telah berubah menjadi kebun sawit oleh perusahaan.
Kondisi air konsumsi desa juga mulai diresahkan masyarakat, air layak konsumsi sudah mulai jarang ditemukan.
Masyarakat desa sulit membayangkan bagaimana kehidupan mereka dengan hidup berdampingan dengan perkebunan sawit. Sedangkan telah sejak lama dan turun temurun mengandalkan dari hutan. Mereka berkeinginan tetap bisa menjaga lingkungannya untuk kehidupan anak-anak mereka dikemudian kelak.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar