Langgir Badong, Kreasi Kota Bogor Ditingkat Nasional
Bandung|Kotahujan.com-Siang itu kawasan Taman Budaya Dago Bandung tengah diguyur hujan. Namun guyuran hujan itu tak menyurutkan ratusan siswa dan Guru SMA Bandung mengikuti kegiatan diskusi seni dalam rangka Pesona Budaya Bogor. Diskusi yang difasilitasi pengurus Taman Budaya ini mengambil tema "Langgir Badong", sebuah diskusi sekaligus sosialisasi tentang alat musik bambu kreasi baru dari Bogor oleh seniman Ade Suarsa.
Dari hasil diskusi terungkap bahwa Langgir Badong merupakan alat musik bambu yang lahir dengan latar belakang bambu yang berkarakter unik, sederhana dan mudah didapat. Inovasi alat musik bambu yang multi warna suara, multifungsi dan fleksibel. Sang penemu Ade Suarsa pada 2009 mengaku terinspirasi dari anak kecil yang tengkurap dengan kaki ditekuk ke belakang (lalanggiran). Akhirnya dibuatlah alat musik dengan bentuk menyerupai 'langgir' atau kalajengking dengan ekor sengatan berbentuk kujang awi. Dua buah capitnya direpresentasikan dengan dua buah kepyar.
Dilihat dari bentuknya alat ini memiliki filosofi kalajengking sebagai makhluk yang diam ditempat yang sunyi. Namun akan bereaksi jika ia diganggu atau dipukul. Pendeknya jangan macam-macam dengan yang tidak bersuara, jangan dikira
yang diam itu tidak bisa apa-apa. Sedangkan nama Badong bisa diartikan sebagai bambu digendong, atau sayap yang dimiliki Gatotkaca.
Ada lima ragam bunyi yang ditimbulkan dari alat ini. Yaitu bunyi dog-dog, kohkol, katung, kecrek dan gambang. Dog-dog berfungsi sebagai kepala, sedangkan kohkol, katung dan kecrek diletakkan pada punggung. Gambang yang disusun dengan laras salendro sebanyak 7 tabung dibuat menyerupai ekor.
Dalam satu langgir ternyata bisa dimainkan oleh 5 pemain pada pertunjukan helaran maupun pertunjukan statis. Hal ini dimungkinkan karena Langgir Badong bisa digendong dan didudukkan.
Menurut kang Ade, cara memainkannya berbeda dengan angklung karena sifatnya adalah perkusi dan bisa lebih atraktif. Namun tidak menutup kemungkinan alat ini bisa berfungsi mengiringi lagu layaknya angklung, dengan modifikasi pada gambang. Sebagai alat kreasi baru, Langgir Badong sudah disosialisasikan ke berbagai event salah satunya pada seni kemasan pertunjukan tingkat kota Bogor dan meraih predikat terbaik. Kemudian pada Awi Mandiri se Jawa-Bali di Bandung, juga pada lomba tingkat wilayah Bogor, Cianjur, Depok dan Sukabumi.
Sosialisasi memang lebih banyak dilakukan disekitar Jawa Barat saja, meski ada kesempatan untuk ke luar negeri (Singapura) kang Ade masih terkendala hak cipta. Keengganan ini muncul karena adanya kekhawatiran ditiru dan diaku karyanya oleh pihak lain.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar