Layanan Air Bersih Kota Bogor Bergantung pada PDAM
Sukasari|Kotahujan.com-Siapa sangka, Bogor yang dikenal dengan sebutan Kota Hujan dengan keberadaan hutan pegunungan disekitarnya suatu ketika akan berada pada masa kesulitan air bersih. Air yang dikabarkan melimpah itu ternyata tak menjamin persediaan air bersih yang memadai. Beruntung, kondisi ini disadari pemerintah kolonial saat itu yaitu dengan dibangunnya saluran pipa air bersih ke rumah-rumah warga. Warga kota Bogor sejak 1918 mendapatkan layanan air bersih langsung melalui pipa saluran air yang pada 1977 dikelola PDAM Tirta Pakuan. Sejak saat itu kebutuhan air bersih sebagian besar warga kota bergantung pada pasokan air PDAM ini. Kini ada 94.995 (per Desember 2010) warga yang mempercayakan supply air bersih PDAM Tirta Pakuan. Jika pasokan terhenti bisa dibayangkan sulitnya akses air bersih ini untuk 58, 46 % warga Bogor.
Ketersediaan air baku yang debitnya semakin berkurang dan sebagian dalam kondisi tercemar juga menjadi masalah yang harus diselesaikan. Lagi-lagi PDAM Tirta Pakuan sebagai garda depan penyedia air bersih harus menyiapkan pengolahan sesuai standar baku. Saat ini kapasitas layanan PDAM sebesar 1.721 liter/detik, artinya 1 liter/detik digunakan untu 60 sambungan langganan. Namun karena adanya penurunan kapasitas mata air yang dimiliki dan kinerja instalasi pengolahan air yang dapat dicapai, kapasitas produksi yang diandalkan saat ini 1.656 liter/detik dengan prosentase kehilangan air sebesar 33, 87%. Untuk itu agar bisa terus melayani air bersih 24 jam, tak ada pilihan lain selain menambah kapasitas produksi dan memperluas jaringan.
PDAM Tirta Pakuan mengandalkan sumber air baku bukan dari eksplorasi air bawah tanah. Berbahaya sekali mengeksplorasi air bawah tanah, karena proses pengembaliannya tidak cukup dengan penghijauan saja. Air baku ini diperoleh dari air permukaan (73%), yaitu air Cisadane yang dialirkan dengan pipa dan diolah ke WTP Dekeng. Sisanya (27%) diambil dari mata air Kota Batu. Mata air ini sudah dieksplorasi sejak 1818 dan masih berfungsi sampai sekarang.
“Kita tidak pernah dan jangan sampai menggunakan air tanah, karena air tanah yang habis recovery-nya lama,” papar Memed Gunawan, direktur utama PDAM Tirta Pakuan.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menjadikan pemenuhan air bersih PDAM tidak seimbang. Meski demikian dari cakupan pelanggan 58, 87% tahun lalu, pada 2015 nanti ditargetkan 73, 12 % penduduk perkotaan bisa terlayani PDAM Tirta Pakuan. Baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan dan bentuk lain yang bisa menunjang target.
Ketersediaan air baku yang debitnya semakin berkurang dan sebagian dalam kondisi tercemar juga menjadi masalah yang harus diselesaikan. Lagi-lagi PDAM Tirta Pakuan sebagai garda depan penyedia air bersih harus menyiapkan pengolahan sesuai standar baku. Saat ini kapasitas layanan PDAM sebesar 1.721 liter/detik, artinya 1 liter/detik digunakan untu 60 sambungan langganan. Namun karena adanya penurunan kapasitas mata air yang dimiliki dan kinerja instalasi pengolahan air yang dapat dicapai, kapasitas produksi yang diandalkan saat ini 1.656 liter/detik dengan prosentase kehilangan air sebesar 33, 87%. Untuk itu agar bisa terus melayani air bersih 24 jam, tak ada pilihan lain selain menambah kapasitas produksi dan memperluas jaringan.
PDAM Tirta Pakuan mengandalkan sumber air baku bukan dari eksplorasi air bawah tanah. Berbahaya sekali mengeksplorasi air bawah tanah, karena proses pengembaliannya tidak cukup dengan penghijauan saja. Air baku ini diperoleh dari air permukaan (73%), yaitu air Cisadane yang dialirkan dengan pipa dan diolah ke WTP Dekeng. Sisanya (27%) diambil dari mata air Kota Batu. Mata air ini sudah dieksplorasi sejak 1818 dan masih berfungsi sampai sekarang.
“Kita tidak pernah dan jangan sampai menggunakan air tanah, karena air tanah yang habis recovery-nya lama,” papar Memed Gunawan, direktur utama PDAM Tirta Pakuan.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menjadikan pemenuhan air bersih PDAM tidak seimbang. Meski demikian dari cakupan pelanggan 58, 87% tahun lalu, pada 2015 nanti ditargetkan 73, 12 % penduduk perkotaan bisa terlayani PDAM Tirta Pakuan. Baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan dan bentuk lain yang bisa menunjang target.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar