Menjawab Keresahan Entrobacter Sakazakii
IPB Dramaga|Kotahujan.com-Heboh bakteri Entrobacter Sakazakii sebulan lebih telah mencuri perhatian masyarakat banyak. Tak terkecuali Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kekhawatiran masyarakat mengkonsumsi susu formula bagi balita ini kian ramai, seiring dengan tingginya pemberitaan di sejumlah media.
Hasil penelitian BPOM pada tahun 2008 hingga 2009 sebenarnya sudah tidak ada lagi Sakazakii dalam susu formula, namun Sakazakii hingga kini tetap menjadi polemik dan membuat masyarakat resah. Atas dasar kondisi inilah IPB bersama BPOM akan melakukan penelitian ulang terhadap semua susu formula di Indonesia terkait kandungan bakteri Entrobacter Sakazakii di dalamnya. Sesuai dengan instruksi Mendiknas, penelitian tersebut akan dilakukan dengan metode surveillance selama 6 bulan dengan menggunakan dana APBN, terhitung sejak 24 Februari 2011. Tujuan penelitian ini untuk menjernihkan permasalahan terkait keberadaan E , Sakazakii di dalam susu formula.
Hal ini diutarakan Sekretaris Eksekutif Rektorat IPB, Bonny PW Sukarno saat menjadi pembicara dalam seminar “Entrobacter Sakazakii Vs Etika Penelitian” yang diadakan di kampus IPB Dramaga Sabtu, 28 Februari 2011 lalu.
“Dengan menggunakan metode Survaillance berarti akan menggunakan seluruh sample produk susu formula yang ada, tanpa terkecuali”, jelas Bonny.
Pada kesempatan yang sama, Sri Estuningsih, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang meneliti Sakazakii juga menambahkan bahwa tujuan penelitian ini adalah bentuk pengecekan apakah implementasi standar Codex Alimentarius dari WHO berjalan atau tidak. Dimana menurut Codex, sejak Juli 2008, semua susu formula di dunia harus bebas dari Entrobacter Sakazakii.
Codex Alimentarius Commission adalah badan antar pemerintah dibawah WHO/FAO yang bertujuan membuat program standar pangan dan melindungi kesehatan konsumen.
Laporan : Bargas C (Mahasiswa FAHUTAN IPB)
Hasil penelitian BPOM pada tahun 2008 hingga 2009 sebenarnya sudah tidak ada lagi Sakazakii dalam susu formula, namun Sakazakii hingga kini tetap menjadi polemik dan membuat masyarakat resah. Atas dasar kondisi inilah IPB bersama BPOM akan melakukan penelitian ulang terhadap semua susu formula di Indonesia terkait kandungan bakteri Entrobacter Sakazakii di dalamnya. Sesuai dengan instruksi Mendiknas, penelitian tersebut akan dilakukan dengan metode surveillance selama 6 bulan dengan menggunakan dana APBN, terhitung sejak 24 Februari 2011. Tujuan penelitian ini untuk menjernihkan permasalahan terkait keberadaan E , Sakazakii di dalam susu formula.
Hal ini diutarakan Sekretaris Eksekutif Rektorat IPB, Bonny PW Sukarno saat menjadi pembicara dalam seminar “Entrobacter Sakazakii Vs Etika Penelitian” yang diadakan di kampus IPB Dramaga Sabtu, 28 Februari 2011 lalu.
“Dengan menggunakan metode Survaillance berarti akan menggunakan seluruh sample produk susu formula yang ada, tanpa terkecuali”, jelas Bonny.
Pada kesempatan yang sama, Sri Estuningsih, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang meneliti Sakazakii juga menambahkan bahwa tujuan penelitian ini adalah bentuk pengecekan apakah implementasi standar Codex Alimentarius dari WHO berjalan atau tidak. Dimana menurut Codex, sejak Juli 2008, semua susu formula di dunia harus bebas dari Entrobacter Sakazakii.
Codex Alimentarius Commission adalah badan antar pemerintah dibawah WHO/FAO yang bertujuan membuat program standar pangan dan melindungi kesehatan konsumen.
Laporan : Bargas C (Mahasiswa FAHUTAN IPB)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar