Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

31 Mei 2011

Filosofi Bogor dalam Sebuah Pantun

Bogor|Kotahujan.com-Memperingati Hari Jadi Bogor yang ke-529, Daya Mahasiswa Sunda (Damas) cabang Bogor mengadakan Pasanggiri Seni Sunda II dan Pagelaran Seni Sunda. Acara ini digelar hari Minggu (29/5) di gedung Kemuning Gading. Muhammad Ceppy (34), ketua pelaksana, mengatakan acara ini sebagai salah satu cara mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan sunda.

“Tujuan sebenarnya ingin mensosialisasikan pantun pacilong khususnya kepada pelajar dan masyarakat umum, juga sebagai ajang silaturahmi para seniman, inohong (tokoh) serta masyarakat” ungkap Ceppy.


Pasanggiri Seni Sunda berupa lomba membaca Pantun (sajak) Pacilong dengan diiringi alunan musik dari kecapi suling. Sajak yang berjudul “Ngadeugna Dayeuh Bogor” ini bercerita tentang awal mula nama Bogor dalam pandangan seorang budayawan yang dikenal dengan nama Cilong.

Dalam uraiannya kepada Kotahujan.com, Abdul Manan Gumilang (56), alumni Damas mengatakan bahwa sajak ini memiliki nilai filosofis yang tinggi. Sajak ini mengandung makna bahwa Bogor bersifat seperti bogol atau tunggul kawung (pokok enau) yang kuat dan tidak ada yang bisa menghancurkan.

“Sejarah dulu di Bogor banyak tunggul kawung, dan tunggul kawung itu sangat bermanfaat. Jangan coba-coba mengkhianati Bogor, sampai sekarang Bogor tidak terlepas dari kesakralan” ujar Manan.

Peserta dalam acara ini adalah para pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa. Dua orang juri, yaitu Eman Sulaeman (budayawan) dan Arif Hidayat (pendongeng sunda), memberikan penilaian terhadap ekspresi, vokal, artikulasi, dan kostum peserta. Selain lomba membaca Pantun Pacilong, acara ini dimeriahkan juga oleh pagelaran seni sunda dari beberapa sekolah yang ada di Bogor.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]