Jika Taman Bacaan Masuk Mall
Bogor Trade Mall|Kotahujan.com-Taman bacaan umumnya berada ditengah-tengah pemukiman warga, atau setidaknya tak jauh dari tempat tinggal warga dan mudah diakses. Maklum saja, jika lokasinya jauh dan sulit bisa jadi tujuan taman bacaan sebagai sarana warga menyerap ilmu, tak berarti apa-apa. Lalu apa yang bisa anda bayangkan jika taman bacaan tersebut berada dipusat keramaian dan jauh dari lingkungan pemukiman seperti kebanyakan taman bacaan. Ini semua bukan khayalan, tapi kenyataan yang bisa anda temui jika berkunjung ke Lantai 1 Blok A 26 Bogor Trade Mall (BTM), Jl. Juanda Bogor.
Terdengar aneh memang, sebuah pusat perbelanjaan (mall) memiliki sarana taman bacaan. Apalagi dilihat dari 'kodrat'nya pengunjung mall rata-rata ingin belanja atau jalan-jalan saja. Disinilah tantangannya, TBM merupakan inisiasi Kemendiknas sebagai sarana pendidikan untuk menjangkau para pengunjung mall yang kemudian dikenal TBM@mall.
Di Bogor untuk pertama kalinya dilakukan oleh Kedai Baca Sanggar Barudak. Sanggar yang aslinya beralamat di Jl. Achmad Sobana Bogor Utara itu membuka taman bacaan cabang BTM dengan berbagai koleksi bacaan untuk anak, dewasa dan umum. Dipilihnya mall BTM bukan tanpa alasan, faktor idealisme berbagi pengetahuan dengan membaca yang mendapat dukungan Kemendiknas, direspon positif pihak pengelola BTM.
“Mall itu umumnya identik dengan pusat perbelanjaan, kenapa tidak kita bikin juga taman bacaan dengan berbagai kreativitas anak. Kalau di mall itu kan unik, ” ungkap Evi, pengelola Kedai Baca Sanggar Barudak.
Ide taman bacaan ini adalah untuk mendorong aktivitas membaca sebagai kebutuhan hidup. Selain itu juga sarana memberi peluang kreativitas masyarakat lebih banyak. Apalagi dilihat dari kondisinya saat ini budaya membaca di Indonesia masih dirasa kurang. Secara angka minat baca masyarakat Indonesia ada di posisi ke 7 dari 140 negara, di bawah Vietnam. Data Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dir Dikmas Ditjen PNFI) Kemendiknas, 50 persen pengunjung mall adalah remaja, 25 persen di bawah remaja, dan 25 persen di atas remaja. Fakta inilah yang menjadi alasan Kemendiknas menggelar progam TBM@Mall. Di Indonesia saat ini ada 20 Taman Bacaan Mall di 20 kota, dan di Bogor ini salah satunya.
Keberadaan TBM@Mall di BTM memang menjadi sesuatu yang baru, masyarakat yang mengetahuinya pun memberi apresiasi keberadaan Kedai Baca Sanggar Barudak. Koleksi buku yang dimiliki merupakan sumbangan warga sekitar Tegal Gundil, Bogor Utara dan usaha sendiri.
“Selain kegiatan membaca kita juga ada beberapa aktivitas kreatif seperti menggambar, mewarnai dan lainnya,” tambah Evi.
Beberapa orang tua dan remaja pun memanfaatkan Taman Bacaan ini untuk ruang bersantai, memberi ruang aktivitas putra-putri mereka, sambil menunggu orang tuanya belanja. Seperti halnya Tiara yang datang bersama orang tuanya. Ia mengaku senang dan asyik menekuni aktivitas menggambar di Kedai Baca Sanggar Barudak.
“Pas denger ada TBM@mall di Bogor wah seneng banget,” papar Reyra, mahasiswi yang berkunjung ke TBM ini.
Terdengar aneh memang, sebuah pusat perbelanjaan (mall) memiliki sarana taman bacaan. Apalagi dilihat dari 'kodrat'nya pengunjung mall rata-rata ingin belanja atau jalan-jalan saja. Disinilah tantangannya, TBM merupakan inisiasi Kemendiknas sebagai sarana pendidikan untuk menjangkau para pengunjung mall yang kemudian dikenal TBM@mall.
Di Bogor untuk pertama kalinya dilakukan oleh Kedai Baca Sanggar Barudak. Sanggar yang aslinya beralamat di Jl. Achmad Sobana Bogor Utara itu membuka taman bacaan cabang BTM dengan berbagai koleksi bacaan untuk anak, dewasa dan umum. Dipilihnya mall BTM bukan tanpa alasan, faktor idealisme berbagi pengetahuan dengan membaca yang mendapat dukungan Kemendiknas, direspon positif pihak pengelola BTM.
“Mall itu umumnya identik dengan pusat perbelanjaan, kenapa tidak kita bikin juga taman bacaan dengan berbagai kreativitas anak. Kalau di mall itu kan unik, ” ungkap Evi, pengelola Kedai Baca Sanggar Barudak.
Ide taman bacaan ini adalah untuk mendorong aktivitas membaca sebagai kebutuhan hidup. Selain itu juga sarana memberi peluang kreativitas masyarakat lebih banyak. Apalagi dilihat dari kondisinya saat ini budaya membaca di Indonesia masih dirasa kurang. Secara angka minat baca masyarakat Indonesia ada di posisi ke 7 dari 140 negara, di bawah Vietnam. Data Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dir Dikmas Ditjen PNFI) Kemendiknas, 50 persen pengunjung mall adalah remaja, 25 persen di bawah remaja, dan 25 persen di atas remaja. Fakta inilah yang menjadi alasan Kemendiknas menggelar progam TBM@Mall. Di Indonesia saat ini ada 20 Taman Bacaan Mall di 20 kota, dan di Bogor ini salah satunya.
Keberadaan TBM@Mall di BTM memang menjadi sesuatu yang baru, masyarakat yang mengetahuinya pun memberi apresiasi keberadaan Kedai Baca Sanggar Barudak. Koleksi buku yang dimiliki merupakan sumbangan warga sekitar Tegal Gundil, Bogor Utara dan usaha sendiri.
“Selain kegiatan membaca kita juga ada beberapa aktivitas kreatif seperti menggambar, mewarnai dan lainnya,” tambah Evi.
Beberapa orang tua dan remaja pun memanfaatkan Taman Bacaan ini untuk ruang bersantai, memberi ruang aktivitas putra-putri mereka, sambil menunggu orang tuanya belanja. Seperti halnya Tiara yang datang bersama orang tuanya. Ia mengaku senang dan asyik menekuni aktivitas menggambar di Kedai Baca Sanggar Barudak.
“Pas denger ada TBM@mall di Bogor wah seneng banget,” papar Reyra, mahasiswi yang berkunjung ke TBM ini.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar