Berkarya Setelah Bebas Napza
Bogor|Kotahujan.com-Ketergantungan akan narkotika dan zat adiktif dapat disembuhkan dengan berbagai metode terapi dan pemulihan. Namun masalah berikutnya adalah bagaimana seorang pecandu yang telah bebas dari narkoba tersebut dapat kembali ke tengah masyarakat dan menjadi bagian dari kehidupan sosial, itulah yang menjadi perhatian para pengurus Rumah Singgah Peka.
Rumah Singgah Peka didirikan sejak November 2010 lalu. Layanan utamanya adalah mengurangi resiko penggunaan Napza, membantu bebas dari Napza, dan mengembalikan fungsi sosial di tengah masyarakat. Rumah Singgah ini memiliki 7 orang konselor adiksi, 2 orang psikolog, dan 1 orang perawat. Hingga saat ini Rumah Singgah Peka sudah menangani hampir 90 orang klien (pecandu).
"Lamanya program di sini 6 bulan, 1 bulan mereka (klien) harus in patient di sini, sisanya 5 bulan out patient, selama out patient mereka harus bolak-balik konseling" ujar Ucok, Programme Manager Rumah Singgah Peka.
Selain mengikuti terapi dan konseling, para klien di Rumah Singgah Peka diberikan pelatihan life skill. Mereka pun difasilitasi untuk membuka bidang usaha. Para klien diberi motivasi dan arahan untuk membangun sebuah usaha, mulai dari persiapan hingga menjalankan usaha tersebut. Hal itu bertujuan untuk pengingkatan kualitas hidup seorang mantan pecandu.
"Banyak kesempatan yang hilang dari mereka (pecandu), terutama kesempatan bekerja dan kesempatan untuk hidup lebih baik. Kita punya program vocational dan life skill, hal itu penting untuk menanamkan mentalitas pekerja, bukan memberikan mereka pekerjaan" ungkap Ucok.
Para klien Rumah Singgah saat ini sudah membuka usaha sablon, warnet, ternak ayam dan lele, cuci steam dan bengkel motor, fotografi dan video. Mereka juga mulai merambah bisnis kuliner, yaitu warung ayam bakar.
Rumah Singgah Peka didirikan sejak November 2010 lalu. Layanan utamanya adalah mengurangi resiko penggunaan Napza, membantu bebas dari Napza, dan mengembalikan fungsi sosial di tengah masyarakat. Rumah Singgah ini memiliki 7 orang konselor adiksi, 2 orang psikolog, dan 1 orang perawat. Hingga saat ini Rumah Singgah Peka sudah menangani hampir 90 orang klien (pecandu).
"Lamanya program di sini 6 bulan, 1 bulan mereka (klien) harus in patient di sini, sisanya 5 bulan out patient, selama out patient mereka harus bolak-balik konseling" ujar Ucok, Programme Manager Rumah Singgah Peka.
Selain mengikuti terapi dan konseling, para klien di Rumah Singgah Peka diberikan pelatihan life skill. Mereka pun difasilitasi untuk membuka bidang usaha. Para klien diberi motivasi dan arahan untuk membangun sebuah usaha, mulai dari persiapan hingga menjalankan usaha tersebut. Hal itu bertujuan untuk pengingkatan kualitas hidup seorang mantan pecandu.
"Banyak kesempatan yang hilang dari mereka (pecandu), terutama kesempatan bekerja dan kesempatan untuk hidup lebih baik. Kita punya program vocational dan life skill, hal itu penting untuk menanamkan mentalitas pekerja, bukan memberikan mereka pekerjaan" ungkap Ucok.
Para klien Rumah Singgah saat ini sudah membuka usaha sablon, warnet, ternak ayam dan lele, cuci steam dan bengkel motor, fotografi dan video. Mereka juga mulai merambah bisnis kuliner, yaitu warung ayam bakar.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar