Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

17 Juni 2011

Surya Kencana, Dulu dan Kini

Surya Kencana|Kotahujan.com-Pergi ke kota Bogor tak lengkap kalau tak mencicipi kuliner khas kota ini. Berbagai jajanan tersedia di beberapa tempat di kota yang dikenal talasnya ini, salah satunya adalah di Jalan Surya Kencana. Sepanjang jalan ini banyak terdapat penjual makanan dan jajanan khas Bogor seperti Soto kuning, laksa, toge goreng, asinan, dan es pala.

Sejak ratusan tahun yang lalu, jalan Surya Kencana sudah menjadi pusat perdagangan di kota Bogor yang didominasi oleh kaum Tionghoa. Mereka bertempat tinggal disekitar jalan Suryakencana karena terkait ketentuan pemerintah kolonial Belanda tahun 1845, bahwa warga keturunan Cina harus berada di satu kawasan. Di Bogor mereka ditempatkan dilokasi yang dilintasi Jalan Raya Pos, nama jalan itu kemudian diberinama Handlestraat yang sekarang kita kenal Jalan Suryakencana. Yaitu jalan yang menghubungkan Bogor dengan Sukabumi. Tujuannya agar berbagai keperluan hidup termasuk barang konsumsi mudah didapatkan. Maka berkembanglah kawasan pecinan ini dengan ciri adanya klenteng Hok Tek Bio.

Mamat (83), penjual soto kuning, mengetahui persis perubahan yang terjadi di sana. Ia sudah berjualan soto kuning di Surya Kencana sejak tahun 1940. Ia sempat merasakan ketika Surya Kencana mencapai puncak keramaian antara tahun 1960-1970 yang berpengaruh pula pada penghasilannya berjualan soto kuning.

"Dulu disini rame, jalan dua arah, ada bioskop juga, penghasilan juga bisa sampai 2 - 3 juta kalo hari minggu dan sabtu, kalau sekarang mah jauh" ungkap Mamat.

Tak hanya Mamat yang menjadi saksi perubahan Jalan Surya Kencana. Atang (50), penjual es pala, sempat pula merasakan penghasilan yang tinggi pada tahun 1970-1980. Saat itu ia bisa menghabiskan pala 40 kilo per hari, sedangkan sekarang ia hanya menghabiskan pala 20 kilo per harinya.

"Ramean dulu daripada sekarang, bisa sampai jam 2 malem jualannya" ujar Atang.

Meskipun Jalan Surya Kencana tidak seramai dulu, namun jalan ini masih menjadi tujuan bagi para pelancong yang mencari kuliner khas Bogor. Seperti halnya Sulce (62), warga jakarta yang selalu menyempatkan untuk mencicipi kuliner di kota hujan ini setiap kali ia berkunjung ke Bogor.

"Kita sering ke Bogor, kalo di Bogor pasti nyobain makanan khas Bogor, jadi semua dicobain, dari toge goreng, soto kuning, soto mie Bogor, es pala itu juga enak" ungkap Sulce.

Selain sisa kejayaan kuliner, sepanjang jalan Surya kencana ini menyisakan pemandangan beberapa bangunan peninggalan zaman Belanda. Bangunan-bangunan tersebut sebagian sudah mengalami pemugaran dan beralih fungsi



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]