Aksara Sunda Digunakan Kembali
Bogor|Kotahujan.com-Wacana penggunaan aksara sunda dalam kehidupan sehari-hari mulai digagas kembali. Kali ini Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor mengambil peran dengan menyelenggarakan "Gotrasawala Ngagunakeun Aksara Sunda", Rabu (27/07) kemarin. Beberapa pakar dengan latar belakang budayawan, praktisi akademisi, dosen, guru, mahasiswa, dan pemuda, hadir dan terlibat dalam seminat tersebut.
"Dengan adanya kegiatan ini tidak hanya sekedar keinginan tetapi harus ada harapan dan tindak lanjut yaitu kedepan harus sudah bisa melahirkan dan menghasilkan suatu komitmen dalam rangka meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui bahasa, sastra, budaya, sejarah" ujar Ace Sumanta, Ketua penyelenggara seminar.
Dalam rangka pelestarian aksara Sunda, DKKKB menggagas penggunaan aksara Sunda pada nama jalan maupun gedung-gedung yang ada di Bogor. Hal ini agar masyarakat kota Bogor lebih mengenal hasil kebudayaan Sunda yang hampir terlupakan. Seminar ini adalah sosialisasi sekaligus membentuk kesepahaman mengenai penggunaan aksara sunda tersebut.
Namun, gagasan ini menemui benturan. Gagasan penggunaan aksara sunda disini bukan aksara sunda Kaganga yang ditetapkan Gubernur Jawa Barat dalam Perda tahun 2003, melainkan aksara Sunda yang tertera dalam prasasti batutulis peninggalan Kerajaan Pajajaran (aksara Tarunda) yang mana berbeda dengan aksara Kaganga.
Perwakilan guru yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa mereka akan mengalami kesulitan jika harus mengajarkan aksara sunda yang berbeda dengan aksara sunda yang telah mereka ajarkan selama ini. Dudi Fahmadi, Litbang DKKKB, menanggapi bahwa perlu proses yang panjang dalam penentuan aksara yang akan digunakan.
"Menentukan aksara sunda mana yang dipilih dari berbagai variant itu memerlukan sebuah perjalanan panjang, tidak bisa diputuskan dalam satu hari. Karena kita kebanyakan pengguna bukan peneliti yang hadir disini, jadi harus diberikan kesempatan mana yang paling mudah digunakan dan paling akrab dengan teknologi kita saat ini" ujar Dudi.
Kesimpulan seminar hari ini belum menjadi final dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang terkait akan melakukan kajian kembali sampai waktu pelaksanaan penggunaan aksara sunda Bogor pada Februari 2012.
"Dengan adanya kegiatan ini tidak hanya sekedar keinginan tetapi harus ada harapan dan tindak lanjut yaitu kedepan harus sudah bisa melahirkan dan menghasilkan suatu komitmen dalam rangka meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui bahasa, sastra, budaya, sejarah" ujar Ace Sumanta, Ketua penyelenggara seminar.
Dalam rangka pelestarian aksara Sunda, DKKKB menggagas penggunaan aksara Sunda pada nama jalan maupun gedung-gedung yang ada di Bogor. Hal ini agar masyarakat kota Bogor lebih mengenal hasil kebudayaan Sunda yang hampir terlupakan. Seminar ini adalah sosialisasi sekaligus membentuk kesepahaman mengenai penggunaan aksara sunda tersebut.
Namun, gagasan ini menemui benturan. Gagasan penggunaan aksara sunda disini bukan aksara sunda Kaganga yang ditetapkan Gubernur Jawa Barat dalam Perda tahun 2003, melainkan aksara Sunda yang tertera dalam prasasti batutulis peninggalan Kerajaan Pajajaran (aksara Tarunda) yang mana berbeda dengan aksara Kaganga.
Perwakilan guru yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa mereka akan mengalami kesulitan jika harus mengajarkan aksara sunda yang berbeda dengan aksara sunda yang telah mereka ajarkan selama ini. Dudi Fahmadi, Litbang DKKKB, menanggapi bahwa perlu proses yang panjang dalam penentuan aksara yang akan digunakan.
"Menentukan aksara sunda mana yang dipilih dari berbagai variant itu memerlukan sebuah perjalanan panjang, tidak bisa diputuskan dalam satu hari. Karena kita kebanyakan pengguna bukan peneliti yang hadir disini, jadi harus diberikan kesempatan mana yang paling mudah digunakan dan paling akrab dengan teknologi kita saat ini" ujar Dudi.
Kesimpulan seminar hari ini belum menjadi final dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang terkait akan melakukan kajian kembali sampai waktu pelaksanaan penggunaan aksara sunda Bogor pada Februari 2012.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar