Belajar Tumbuhan Herbal di Kampung Ciwaluh
Ciwaluh|Kotahujan.com-Sabtu 24 Juni 2011 lalu, Tim Ekspedisi Pulau Biak 2011 Perkumpulan Mahasiswa Pencinta Alam (Lawalata IPB) melaksanakan simulasi ekspedisi di Kampung Ciwaluh, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Simulasi dilaksanakan selama tiga hari dengan peserta berjumlah delapan orang. Kegiatan yang dilakukan adalah wawancara dengan masyarakat Ciwaluh untuk mengetahui tumbuhan obat yang terdapat di kampung Ciwaluh.
Selama dua hari dengan difasilitasi masyarakat, tim pergi ke kebun dan masuk ke hutan untuk menemukan tumbuhan obat. Berdasarkan hasil riset wawancara, tercatat 53 jenis tumbuhan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk tumbuhan obat, tetapi yang berhasil ditemukan di lapangan hanya 17 tumbuhan, diantaranya adalah kapolaga, pecah beling, jawer kotok, kumis kucing, dan sebagainya.
Kampung Ciwaluh terletak di lereng sebelah barat Gunung Gede Pangrango. Secara administrasi kampung ini masuk. Kampung ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Meski demikian masyarakat kampung Ciwaluh sudah terbukti mampu menjaga kelestarian alam lingkungan Taman Nasional. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan penebangan pohon secara liar.
Kehidupan masyarakat Ciwaluh sangat bergantung dengan kondisi alam lingkungannya. Mereka bercocok tanam, mengambil kayu untuk bahan bakar memasak dan menggunakan air dari sungai, untuk kebutuhan sehari-hari.
Ke Kampung Ciwaluh hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan roda dua dari kampung lengkong, kampung terakhir sebelum Ciwaluh. Masyarakat Ciwaluh yang mayoritas beragama muslim, banyak memelihara anjing untuk menjaga sawah dan ternak mereka.
Meski fasilitas Ciwaluh sangat minim, termasuk fasilitas kesehatan. Masyarakat tak begitu resah, lingkungan alam desa Ciwaluh masih banyak terdapat tumbuhan obat menjadi jaminan kesehatan mereka. Tanaman itu dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Masyarakat yang memerlukan tinggal pergi ke kebun atau masuk ke hutan untuk mengambil tumbuhan herbal yang tumbuh secara alami.
husus untuk kumis kucing, tumbuhan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat kampung Ciwaluh. Sebagian besar masyarakat menjadikannya sebagai mata pencaharian. Untuk itu kumis kucing di budidayakan oleh masyarakat di kebun. Dalam bahasa Sunda Tumbuhan ini disebut “Kumis Ucing” karena kucing dalam bahasa Sunda disebut Ucing.
Kumis kucing ditanam dengan sistem stek, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah pucuk daun yang kemudian dikeringkan. Masyarakat membangun Green House agar proses pengeringan lebih bersih dan tidak diganggu oleh ayam dan anjing. Kumis kucing hasil masyarakat Ciwaluh ini sudah diekspor hingga ke Perancis.
Laporan : Dafid Kurniawan (Anggota Lawalata IPB (L317)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar