Jalur Cimanuk Banyak Menyimpan Legenda
Indramayu|Kotahujan.com-Jalur Cimanuk yang dilewati tim Susur Cimanuk (9-15 Juli) beberapa waktu lalu, tak sekedar cerita soal kondisi air dan alirannya saja. Wilayah sekitar Cimanuk ternyata menyimpan cerita legenda mulai dari Garut sampai hilir di Indramayu. Uniknya masing-masing memiliki karakter dan tokoh yang berbeda. Temuan ini tentu saja memperdalam pengatahuan tim soal legenda Cimanuk, yang ternyata tak sebatas kisah Wiralodra saja.
“Kami yakin, sepanjang Cimanuk ini banyak situs sejarah peninggalan jaman kerajaan. Hanya saja kita tak tahu detailnya ada dimana saja, ” papar Hapsoro, koordinator tim susur.
Pertama sekali saat mereka mencari hulu Cimanuk dan singgah di desa Simpang kecamatan Cikajang kabupaten Garut. Sebuah makam tua di puncak bukit dengan karakter dan modelnya yang khas mereka temukan. Sekeliling makam ini ditumbuhi pepohonan alami. Menurut beberapa anggota tim susur, kesan 'keramat' memang langsung menyeruak. Makam itu oleh warga sekitar disebut Makam Keramat Cipanas. Sayangnya tak banyak cerita yang bisa digali langsung di tempat ini.
Makam Cinunuk adalah situs berikutnya yang mereka temukan. Situs ini berada di kecamatan Wanareja, berupa kompleks makam yang terbagi 3 bagian utama. Pertama adalah bangunan tanpa dinding dengan sejumlah makam. Kedua berupa bangunan tengah semacam museum yang dibangun tahun 1930, terdapat makam utama. Terakhir bangunan yang lokasinya agak ke puncak tanah yang lebih tinggi. Tokoh yang ada di makam utama adalah Pangeran Papah atau Wangsa Muhammad, seorang sesepuh sekaligus penyebar agama Islam di Kecamatan Wanaraja. Menurut beberapa warga warga makam ini biasanya ramai penziarah, hanya saja saat tim Susur Cimanuk tiba dilokasi tak tampak adanya penziarah.
Tak jauh dari Cinunuk, sekitar 50 meter terdapat situs Pancuran Tujuh. Situs ini semacam sumber air yang dialirkan keluar dengan tujuh pancuran pipa. Ditengah kolam air yang dindingnya terbuat dari batu semacam candi itu, terdapat beberapa uang logam. Air ini juga dimanfaatkan secara langsung oleh warga sekitar.
Berikutnya adalah Situ Bagendit yang kini menjadi salah satu obyek wisata di Garut. Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, kecamatan Banyuresmi ini berupa danau. Riwayatnya diceritakan dulu merupakan mata air bekas cabutan lidi seorang pengemis yang diusir Nyai Bagendit karena meminta-minta kepadanya. Tak ada hal khusus yang digali tim Susur Cimanuk ditempat ini.
Selepas daerah Cibatu dalam perjalanan menuju Jatigede, melintasi desa Cimarga kecamatan Cisitu, tim Susur Cimanuk kembali melintasi Makam Keramat Tadjimalela. Makam ini merupakan situs petilasan Prabu Tadjimalela raja Sumedang Larang yang ke dua.
Dari daerah Jatigede, disisi sungai Cilutung yang muaranya ke Cimanuk. Terdapat situs makam Marongge. Lokasinya berada di sebuah bukit, merupakan makam Embah Gabug dan adik-adiknya, yaitu Embah Setayu, Embah Naibah dan Embah Naidah. Ceritanya ke-4 putri ini sangat cantik, banyak raja yang ingin mempersuntingnya namun selalu gagal karena mereka tidak sanggup mengalahkan kesaktian Embah Gabug. Kesaktiannya ini tersebar dengan legenda kukuk mudik. Situs Marongge terletak di Desa Marongge Kecamatan Tomo, Setiap saat banyak dikunjungi terutama pada Jum’at keliwon dengan maksud dan tujuannya untuk meminta barokah dari Embah Gabug dan saudara-saudaranya.
Begitu memasuki wilayah Indramayu, beberapa situs juga sempat dilewati tim. Hanya saja karena targetnya mencari muara Cimanuk, nama dan cerita situs-situs tersebut kurang terekam dengan baik.
“Kami yakin, sepanjang Cimanuk ini banyak situs sejarah peninggalan jaman kerajaan. Hanya saja kita tak tahu detailnya ada dimana saja, ” papar Hapsoro, koordinator tim susur.
Pertama sekali saat mereka mencari hulu Cimanuk dan singgah di desa Simpang kecamatan Cikajang kabupaten Garut. Sebuah makam tua di puncak bukit dengan karakter dan modelnya yang khas mereka temukan. Sekeliling makam ini ditumbuhi pepohonan alami. Menurut beberapa anggota tim susur, kesan 'keramat' memang langsung menyeruak. Makam itu oleh warga sekitar disebut Makam Keramat Cipanas. Sayangnya tak banyak cerita yang bisa digali langsung di tempat ini.
Makam Cinunuk adalah situs berikutnya yang mereka temukan. Situs ini berada di kecamatan Wanareja, berupa kompleks makam yang terbagi 3 bagian utama. Pertama adalah bangunan tanpa dinding dengan sejumlah makam. Kedua berupa bangunan tengah semacam museum yang dibangun tahun 1930, terdapat makam utama. Terakhir bangunan yang lokasinya agak ke puncak tanah yang lebih tinggi. Tokoh yang ada di makam utama adalah Pangeran Papah atau Wangsa Muhammad, seorang sesepuh sekaligus penyebar agama Islam di Kecamatan Wanaraja. Menurut beberapa warga warga makam ini biasanya ramai penziarah, hanya saja saat tim Susur Cimanuk tiba dilokasi tak tampak adanya penziarah.
Tak jauh dari Cinunuk, sekitar 50 meter terdapat situs Pancuran Tujuh. Situs ini semacam sumber air yang dialirkan keluar dengan tujuh pancuran pipa. Ditengah kolam air yang dindingnya terbuat dari batu semacam candi itu, terdapat beberapa uang logam. Air ini juga dimanfaatkan secara langsung oleh warga sekitar.
Berikutnya adalah Situ Bagendit yang kini menjadi salah satu obyek wisata di Garut. Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, kecamatan Banyuresmi ini berupa danau. Riwayatnya diceritakan dulu merupakan mata air bekas cabutan lidi seorang pengemis yang diusir Nyai Bagendit karena meminta-minta kepadanya. Tak ada hal khusus yang digali tim Susur Cimanuk ditempat ini.
Selepas daerah Cibatu dalam perjalanan menuju Jatigede, melintasi desa Cimarga kecamatan Cisitu, tim Susur Cimanuk kembali melintasi Makam Keramat Tadjimalela. Makam ini merupakan situs petilasan Prabu Tadjimalela raja Sumedang Larang yang ke dua.
Dari daerah Jatigede, disisi sungai Cilutung yang muaranya ke Cimanuk. Terdapat situs makam Marongge. Lokasinya berada di sebuah bukit, merupakan makam Embah Gabug dan adik-adiknya, yaitu Embah Setayu, Embah Naibah dan Embah Naidah. Ceritanya ke-4 putri ini sangat cantik, banyak raja yang ingin mempersuntingnya namun selalu gagal karena mereka tidak sanggup mengalahkan kesaktian Embah Gabug. Kesaktiannya ini tersebar dengan legenda kukuk mudik. Situs Marongge terletak di Desa Marongge Kecamatan Tomo, Setiap saat banyak dikunjungi terutama pada Jum’at keliwon dengan maksud dan tujuannya untuk meminta barokah dari Embah Gabug dan saudara-saudaranya.
Begitu memasuki wilayah Indramayu, beberapa situs juga sempat dilewati tim. Hanya saja karena targetnya mencari muara Cimanuk, nama dan cerita situs-situs tersebut kurang terekam dengan baik.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar