Tapos Aktifkan Kelompok Usaha Perempuan
Tapos Sukaharja|Kotahujan.com-Sejak tahun 2006 lalu, koperasi Tapos tidak hanya memfasilitasi kelompok tani yang berada di Kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Kaum perempuan disana pun memiliki kegiatan yang dapat menambah penghasilan rumah tangga mereka melalui kegiatan Kelompok Usaha Perempuan (KUP).
“Secara manajemen, di anggota terpisah antara ibu tani yang disebut Kelompok Usaha Perempuan (KUP) dan kelompok taninya. Disini kegiatannya menjual nanas curah, keripik, selai nanas, teh hijau, teh hitam, juga angkutan,” ujar Ali Hambali (42), Sekretaris Koperasi Tapos.
Sebanyak 20 anggota KUP setiap hari memproduksi aneka penganan yang terbuat dari hasil tani di sana seperti selai nanas, aneka keripik, dan juga teh. Neng Juarsih (26), salah satu anggota KUP, mengaku terbantu dengan adanya koperasi Tapos. Jika sebelumnya ia hanya dapat menjual keripik buatannya dalam jumlah sedikit, kini penghasilannya bertambah dengan adanya pemesanan dari koperasi. Saat ini ia mampu memproduksi 5 kilo keripik per hari yang sebelumnya hanya 2 kilo per hari.
“Pertama membuat keripik tahun 2004, dijual ke warung dalam bungkusan kecil, gabung sama koperasi 2006, bedanya kalau sekarang ada yang pesan dari koperasi, dulu kan ngga ada” ungkap Neng.
Semua peganan yang dihasilkan oleh KUP Tapos menggunakan bahan-bahan organik, mereka pun menggunakan cara-cara tradisional dan alami dalam proses pembuatannya. Koperasi berharap dapat menguatkan pasar untuk penjualan produk yang dihasilkan oleh anggota koperasi Tapos.
“Kami mencoba misalnya kalau ada tamu, kami menawarkan dan memperkenalkan produk kami bahwa produk kami benar-benar sehat, dan juga dibantu oleh PNU yang terus menerus dengan inovasinya. Walaupun sulit, tapi terus harus tetap diperjuangkan,” tutur Hambali.
Menurut Hambali, pertanian di Kampung Tapos pun sejak dulu menggunakan pola pertanian organik. Hal itu berawal dari keadaan ekonomi mereka yang tidak memungkinkan untuk membeli bahan-bahan kimia. Namun kini, petani di Kampung Tapos melaksanakan pola pertanian organik dengan kesadaran penuh bahwa hal tersebut baik bagi hasil pertanian mereka.
“Secara manajemen, di anggota terpisah antara ibu tani yang disebut Kelompok Usaha Perempuan (KUP) dan kelompok taninya. Disini kegiatannya menjual nanas curah, keripik, selai nanas, teh hijau, teh hitam, juga angkutan,” ujar Ali Hambali (42), Sekretaris Koperasi Tapos.
Sebanyak 20 anggota KUP setiap hari memproduksi aneka penganan yang terbuat dari hasil tani di sana seperti selai nanas, aneka keripik, dan juga teh. Neng Juarsih (26), salah satu anggota KUP, mengaku terbantu dengan adanya koperasi Tapos. Jika sebelumnya ia hanya dapat menjual keripik buatannya dalam jumlah sedikit, kini penghasilannya bertambah dengan adanya pemesanan dari koperasi. Saat ini ia mampu memproduksi 5 kilo keripik per hari yang sebelumnya hanya 2 kilo per hari.
“Pertama membuat keripik tahun 2004, dijual ke warung dalam bungkusan kecil, gabung sama koperasi 2006, bedanya kalau sekarang ada yang pesan dari koperasi, dulu kan ngga ada” ungkap Neng.
Semua peganan yang dihasilkan oleh KUP Tapos menggunakan bahan-bahan organik, mereka pun menggunakan cara-cara tradisional dan alami dalam proses pembuatannya. Koperasi berharap dapat menguatkan pasar untuk penjualan produk yang dihasilkan oleh anggota koperasi Tapos.
“Kami mencoba misalnya kalau ada tamu, kami menawarkan dan memperkenalkan produk kami bahwa produk kami benar-benar sehat, dan juga dibantu oleh PNU yang terus menerus dengan inovasinya. Walaupun sulit, tapi terus harus tetap diperjuangkan,” tutur Hambali.
Menurut Hambali, pertanian di Kampung Tapos pun sejak dulu menggunakan pola pertanian organik. Hal itu berawal dari keadaan ekonomi mereka yang tidak memungkinkan untuk membeli bahan-bahan kimia. Namun kini, petani di Kampung Tapos melaksanakan pola pertanian organik dengan kesadaran penuh bahwa hal tersebut baik bagi hasil pertanian mereka.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar