Waspada Peralihan Cuaca
Bogor|Kotahujan.com-Hujan deras yang mengguyur Kota Bogor Senin (19/20) kemarin ternyata berdampak cukup besar. Selama lebih dari 3 jam hujan mengguyur Bogor disertai angin kencang dan petir, hal ini tentunya menimbulkan beberapa dampak bencana seperti diperkirakan.
BMKG Stasiun Klimatologi Bogor sebelumnya menjelaskan, bahwa akan terjadi hujan di bulan ke tiga September yang akan disertai angin kencang dan petir. Hal ini karena adanya peralihan cuaca dari kemarau ke musim hujan, untuk itu warga diminta waspada adanya perubahan cuaca yang cukup deras.
“Saya sarankan warga yang memiliki pepohonan yang tinggi harap dipangkas untuk meminimalisir resiko diperalihan cuaca nanti,” Ujar Hendry Antoro, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Dragama Bogor beberapa waktu lalu.
Seperti dikabarkan, saat daerah lain masih dilanda kekeringan, Kota Bogor terjadi air bah di daerah Kampung Tegal Lega, Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini diakibatkan meluapnya air dari kali Cibuluh. Sebanyak 28 rumah diterjang air bah dan 2 rumah porak poranda.
Seperti dilansir harian Radar Bogor, Peristiwa terjadi sekitar pukul 15:45. Saat itu hujan deras mengguyur Kota Bogor sejak pukul 15:00, membuat aliran air di Kali Cibuluh meluap. Ketinggian air diperkirakan mencapai satu meter atau sepinggang orang dewasa dan akhirnya luapan air tersebut menerjang dengan kecepatan tinggi. Beruntung air bah yang terjadi tak berlangsung lama sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
”Air bah setinggi pinggang orang dewasa datang sangat cepat, hanya dalam hitungan detik, puluhan rumah di sini (Kampung Tegallega, red) hancur,” kata salah satu korban air bah, Rita (31) warga RT 02/01, Kelurahan Tegallega.
Sementara itu, hujan deras yang terjadi ternyata tidak berdampak besar di bendung Katulampa. Terlihat dari normalnya kedalaman air dan debit air yang ditampung. Penjaga Bendung katulama Andi Sudirman mengatakan, debit air di bendung Katulampa masih normal dan masih dibilang jauh dari keadaan siaga. Hujan yang deras memang dirasakan di sekitar daerah Ciawi dan sekitar kawasan puncak, namun tidak menimbulkan lonjakan debit air yang signifikan.
“Sejauh ini sih masih normal, debit air hanya bertambah 20 cm. Itu sangat normal sekali,” ujarnya ketika ditemui di posko penjagaan.
Lebih lanjut Andi menerangkan, dirinya tidak menerima laporan hal yang terjadi di daerah kampung Tegal Lega, karena memang aliran sungai Kali baru dan Ciliwung tidak melewati kali Cibuluh. Dirinya juga mengungkapkan, terjadinya air bah tersebut karena debit air yang tertahan oleh sampah.
“Bisa saja oleh sampah mas, pas debit air meluap sampah itu akhirnya membanjiri rumah warga, tapi selebihnya Dinas Bina Marga dan pengairan yang bisa menjelaskan,” terangnya sembari memberi tahu letak aliran sungai Ciliwung di peta.
Laporan Kontributor : R Maeilana
BMKG Stasiun Klimatologi Bogor sebelumnya menjelaskan, bahwa akan terjadi hujan di bulan ke tiga September yang akan disertai angin kencang dan petir. Hal ini karena adanya peralihan cuaca dari kemarau ke musim hujan, untuk itu warga diminta waspada adanya perubahan cuaca yang cukup deras.
“Saya sarankan warga yang memiliki pepohonan yang tinggi harap dipangkas untuk meminimalisir resiko diperalihan cuaca nanti,” Ujar Hendry Antoro, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Dragama Bogor beberapa waktu lalu.
Seperti dikabarkan, saat daerah lain masih dilanda kekeringan, Kota Bogor terjadi air bah di daerah Kampung Tegal Lega, Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini diakibatkan meluapnya air dari kali Cibuluh. Sebanyak 28 rumah diterjang air bah dan 2 rumah porak poranda.
Seperti dilansir harian Radar Bogor, Peristiwa terjadi sekitar pukul 15:45. Saat itu hujan deras mengguyur Kota Bogor sejak pukul 15:00, membuat aliran air di Kali Cibuluh meluap. Ketinggian air diperkirakan mencapai satu meter atau sepinggang orang dewasa dan akhirnya luapan air tersebut menerjang dengan kecepatan tinggi. Beruntung air bah yang terjadi tak berlangsung lama sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
”Air bah setinggi pinggang orang dewasa datang sangat cepat, hanya dalam hitungan detik, puluhan rumah di sini (Kampung Tegallega, red) hancur,” kata salah satu korban air bah, Rita (31) warga RT 02/01, Kelurahan Tegallega.
Sementara itu, hujan deras yang terjadi ternyata tidak berdampak besar di bendung Katulampa. Terlihat dari normalnya kedalaman air dan debit air yang ditampung. Penjaga Bendung katulama Andi Sudirman mengatakan, debit air di bendung Katulampa masih normal dan masih dibilang jauh dari keadaan siaga. Hujan yang deras memang dirasakan di sekitar daerah Ciawi dan sekitar kawasan puncak, namun tidak menimbulkan lonjakan debit air yang signifikan.
“Sejauh ini sih masih normal, debit air hanya bertambah 20 cm. Itu sangat normal sekali,” ujarnya ketika ditemui di posko penjagaan.
Lebih lanjut Andi menerangkan, dirinya tidak menerima laporan hal yang terjadi di daerah kampung Tegal Lega, karena memang aliran sungai Kali baru dan Ciliwung tidak melewati kali Cibuluh. Dirinya juga mengungkapkan, terjadinya air bah tersebut karena debit air yang tertahan oleh sampah.
“Bisa saja oleh sampah mas, pas debit air meluap sampah itu akhirnya membanjiri rumah warga, tapi selebihnya Dinas Bina Marga dan pengairan yang bisa menjelaskan,” terangnya sembari memberi tahu letak aliran sungai Ciliwung di peta.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar