Diskusi Mengelola Air di Kedai Telapak
Baranangsiang|Kotahujan.com-Sedikit demi sedikit, wilayah Bogor mulai diakrabi hujan setelah sebelumnya kekeringan sempat menyeruak. Sebagaimana prediksi BMKG, Oktober ini sudah masuk musim penghujan, meski demikian kondisi ini tak menjamin selesainya masalah kekeringan yang melanda beberapa waktu lalu. Kalau saat surplus air masyarakat pandai dan bijak mengelolanya, dampak kekeringan tidak akan terjadi. Terkait hal ini Telapak akan mengadakan diskusi ringan bertajuk "Memanfaatkan Air Tanpa Kebanjiran" di Kedai Telapak Jumat (7/10) besok. Diskusi ini terbuka untuk diikuti siapa saja yang tergerak untuk peduli pada persoalan air.
"Kami ingin berbagi pengalaman dengan siapa saja soal bagaimana mengelola air, salah satu caranya dengan diskusi ini," ungkap Rina dari Badan Teritorial Telapak Jawa Bagian Barat.
Kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Indonesia tak terkecuali di Jawa Barat, telah memaksa warga harus kreatif mencari solusi agar kebutuhan air untuk penghidupan mereka bisa teratasi. Kurangnya pasokan air seperti dari curah hujan, dan diperburuk pengelolaan sumber air yang tidak baik, berdampak terancamnya kebutuhan pangan dan hidup masyarakat. Di Bogor sendiri wilayah yang tadinya surplus air seperti kawasan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, harus mengalami kekeringan.
Krisis air telah menyadarkan banyak pihak begitu berharganya air. Persediaan yang menipis harus disikapi dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang bijak, bukan dengan ekplorasi atas nama kepentingan ekonomi. Perilaku pemanfaatan air (gaya hidup) yang mubazir turut mendukung bagaimana air 'diremeh' kan.
Untuk berbagi pengetahuan bagaimana memanfaatkan air, Telapak menggelar diskusi dengan menghadirkan Rita Mustikasari, pegiat progam air Telapak yang akan sharing bagaimana memperlakukan air. Kemudian Faiqotul Himma, alumnus IPB peraih Golden Winner pada ajang SHARP Idea Awards tahun 2010 lalu. Himma akan berbagi pengetahuan soal bagaimana penjernihan air.
Diharapkan akan keluar pengalaman-pengalaman bagaimana mengelola air permukaan sebijak mungkin. Sebagai solusi atau langkah kecil mengurai masalah krisis air yang sudah didepan mata.
"Kami ingin berbagi pengalaman dengan siapa saja soal bagaimana mengelola air, salah satu caranya dengan diskusi ini," ungkap Rina dari Badan Teritorial Telapak Jawa Bagian Barat.
Kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Indonesia tak terkecuali di Jawa Barat, telah memaksa warga harus kreatif mencari solusi agar kebutuhan air untuk penghidupan mereka bisa teratasi. Kurangnya pasokan air seperti dari curah hujan, dan diperburuk pengelolaan sumber air yang tidak baik, berdampak terancamnya kebutuhan pangan dan hidup masyarakat. Di Bogor sendiri wilayah yang tadinya surplus air seperti kawasan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, harus mengalami kekeringan.
Krisis air telah menyadarkan banyak pihak begitu berharganya air. Persediaan yang menipis harus disikapi dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang bijak, bukan dengan ekplorasi atas nama kepentingan ekonomi. Perilaku pemanfaatan air (gaya hidup) yang mubazir turut mendukung bagaimana air 'diremeh' kan.
Untuk berbagi pengetahuan bagaimana memanfaatkan air, Telapak menggelar diskusi dengan menghadirkan Rita Mustikasari, pegiat progam air Telapak yang akan sharing bagaimana memperlakukan air. Kemudian Faiqotul Himma, alumnus IPB peraih Golden Winner pada ajang SHARP Idea Awards tahun 2010 lalu. Himma akan berbagi pengetahuan soal bagaimana penjernihan air.
Diharapkan akan keluar pengalaman-pengalaman bagaimana mengelola air permukaan sebijak mungkin. Sebagai solusi atau langkah kecil mengurai masalah krisis air yang sudah didepan mata.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar