Hortikultura Kuasai Pertanian Kota Bogor
Cipaku|Kotahujan.com-Kurangnya lahan pertanian di kota Bogor membuat sentra pertanian hortikultura menjadi pilihan masyarakat di bidang pertanian. Konversi atau alih fungsi lahan pertanian sawah membuatnya semakin langka. Lahan persawahan pun kalah dan tergerus pembangunan di kota Bogor. Hal inilah yang menjadi alasan utama masyarakat kota Bogor banyak memilih hortikultura.
Sebagaimana diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor Nukman Ishkak saat dijumpai kotahujan.com di kantornya Kamis, (6/10) kemarin. Dirinya menjelaskan, produksi yang lebih dominan di bidang pertanian saat ini dikuasai petani hortikultura. Holtikultura menjadi pilihan karena penggunaan lahan tidak banyak dan bisa dilakukan di pekarangan rumah.
“Data ini mengacu pada hasil Sensus Pertanian tahun 2003 yang masih jadi acuan sebelum Sensus Pertanian 2013 nanti,” ujarnya ketika diwawancarai.
Di kota Bogor sendiri produksi padi memang sangat kurang, kecuali di wilayah Kabupaten Bogor. Kabupaten masih banyak lahan-lahan pertanian sawah yang menjadikan padi sebagai produksi utama.
“Sejauh ini sih masih Hortikultura yah mas, karena lahan pertanian di Kota Bogor sendiri sangat sedikit sekali,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Produksi Dinas Pertanian Kota Bogor, Lina Sobariah menerangkan. Menyusutnya lahan pertanian sebesar 300 hektar akibat pembangunan perumahan yang telah berjalan, berakibat lahan pertanian sawah semakin menyusut dan sentra pertanian hortikultural menjadi produksi andalan utama di Kota Bogor.
“Ada juga tanaman hias, seperti daun potong dendron, rosena dan produksi jambu biji getah merah,” terangnya.
Lebih lanjut Lina membeberkan, selalu ada perubahan setiap tahunnya untuk wilayah pertanian. Luas sawah yang berkurang menjadi berdampak langsung sempitnya lahan pertanian untuk lahan basah seperti padi. Apalagi pertumbuhan kota sendiri bisa dibilang dinamis tidak stagnan, selalu berubah setiap tahunnya.
“Penurunan drastis banyaknya di sekitar Bogor Selatan dan Bogor Barat mas, karena banyak pembangunan perumahan,” pungkasnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Sebagaimana diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor Nukman Ishkak saat dijumpai kotahujan.com di kantornya Kamis, (6/10) kemarin. Dirinya menjelaskan, produksi yang lebih dominan di bidang pertanian saat ini dikuasai petani hortikultura. Holtikultura menjadi pilihan karena penggunaan lahan tidak banyak dan bisa dilakukan di pekarangan rumah.
“Data ini mengacu pada hasil Sensus Pertanian tahun 2003 yang masih jadi acuan sebelum Sensus Pertanian 2013 nanti,” ujarnya ketika diwawancarai.
Di kota Bogor sendiri produksi padi memang sangat kurang, kecuali di wilayah Kabupaten Bogor. Kabupaten masih banyak lahan-lahan pertanian sawah yang menjadikan padi sebagai produksi utama.
“Sejauh ini sih masih Hortikultura yah mas, karena lahan pertanian di Kota Bogor sendiri sangat sedikit sekali,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Produksi Dinas Pertanian Kota Bogor, Lina Sobariah menerangkan. Menyusutnya lahan pertanian sebesar 300 hektar akibat pembangunan perumahan yang telah berjalan, berakibat lahan pertanian sawah semakin menyusut dan sentra pertanian hortikultural menjadi produksi andalan utama di Kota Bogor.
“Ada juga tanaman hias, seperti daun potong dendron, rosena dan produksi jambu biji getah merah,” terangnya.
Lebih lanjut Lina membeberkan, selalu ada perubahan setiap tahunnya untuk wilayah pertanian. Luas sawah yang berkurang menjadi berdampak langsung sempitnya lahan pertanian untuk lahan basah seperti padi. Apalagi pertumbuhan kota sendiri bisa dibilang dinamis tidak stagnan, selalu berubah setiap tahunnya.
“Penurunan drastis banyaknya di sekitar Bogor Selatan dan Bogor Barat mas, karena banyak pembangunan perumahan,” pungkasnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar