Menjernihkan Air dengan Biji Kelor
Baranangsiang|Kotahujan.com-Banyak yang tak mengira jika biji kelor bisa memberi manfaat bagi lingkungan secara alami. Temuan ini berhasil dilakukan oleh Faiqotul Himma, salah satu alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) pada presentasinya mengenai penjernihan air dampak pencemaran di Kedai Telapak Jumat, (7/10) kemarin.
Biji kelor sendiri merupakan jenis non musim, sehingga bisa ditemukan setiap tahun. Cara penggunaan kelor untuk menjernihkan air terfungsi pada bijinya, biji kelor dikeringkan setelah itu dihaluskan untuk kemudian ditempatkan di alat penjernih.
"Nanti ada alat di sana untuk mengaduknya lalu biji kelor akan menetralisirnya," ujarnya.
Himma menerangkan, dirinya sendiri telah melakukan uji coba terhadap air sungai yang telah tercemar seperti yang terjadi di sungai di kawasan Cempaka Mas. Di wilayah tersebut pencemaran air bisa dikategorikan cukup parah dengan volume sampah dan limbah logam berat yang cukup banyak. Studinya menemukan warna air sungai yang terlihat hitam itu berubah setelah ada filter, air sungai sedikit bersih dengan berubah warna menjadi warna hijau. Dengan mengambil sample air yang berwarna hijau, dirinya melakukan penjernihan dengan menggunakan biji kelor.
Hasilnya cukup signifikan, air yang tadinya hijau berangsur-angsur berubah menjadi jernih. Namun, dari hasil tersebut belum bisa dipastikan bahwa air bisa layak konsumsi.
"Saya belum tahu kalau itu, yg jelas jika air layak minum itu memiliki PH. 6,5 - 9, itu menurut standart nasional," pungkas Himma.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Biji kelor sendiri merupakan jenis non musim, sehingga bisa ditemukan setiap tahun. Cara penggunaan kelor untuk menjernihkan air terfungsi pada bijinya, biji kelor dikeringkan setelah itu dihaluskan untuk kemudian ditempatkan di alat penjernih.
"Nanti ada alat di sana untuk mengaduknya lalu biji kelor akan menetralisirnya," ujarnya.
Himma menerangkan, dirinya sendiri telah melakukan uji coba terhadap air sungai yang telah tercemar seperti yang terjadi di sungai di kawasan Cempaka Mas. Di wilayah tersebut pencemaran air bisa dikategorikan cukup parah dengan volume sampah dan limbah logam berat yang cukup banyak. Studinya menemukan warna air sungai yang terlihat hitam itu berubah setelah ada filter, air sungai sedikit bersih dengan berubah warna menjadi warna hijau. Dengan mengambil sample air yang berwarna hijau, dirinya melakukan penjernihan dengan menggunakan biji kelor.
Hasilnya cukup signifikan, air yang tadinya hijau berangsur-angsur berubah menjadi jernih. Namun, dari hasil tersebut belum bisa dipastikan bahwa air bisa layak konsumsi.
"Saya belum tahu kalau itu, yg jelas jika air layak minum itu memiliki PH. 6,5 - 9, itu menurut standart nasional," pungkas Himma.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar