Masyakat Perlu Mendukung Anak Tuna Rungu
Bogor| Kotahujan.com-Berbagi merupakan sesuatu hal yang menyenangkan, terlebih berbagi pengalaman hidup. Hal inilah yang memacu Yuniken untuk menggagas acara diskusi informal Minggu (2/11) dengan orang tua anak gangguan pendengaran. Kegiatan ini kali kedua dilakukannya, setelah dilakukan sekitar bulan Maret lalu ia berhasil mengumpulkan para orang tua itu dirumahnya. Pertemuan ini dibuat untuk mengumpulkan para orang tua di Bogor khususnya yang mempunyai anak dengan gangguan pendengaran. Dengan pertemuan ini para orang tua dapat berbagi cerita bagaimana cara membersarkan anak-anak mereka yang membutuhkan perhatian dan dukungan lebih dari pada anak normal lainnya.
Pertemuan yang dilaksanakakan di Pusat Alat Bantu Dengar Jl.Pajajran no 80 ini di hadiri kurang lebih 30 orang tua beserta anak mereka yang mempunyai gangguan pendengaran. Selain diskusi dan berbagi pengalaman, pertemuan ini juga diselingi oleh pemaparan Dewi Mustika seorang senior Audiologi tentang gangguan pendengaran, pemutaran film secara singkat, dan games untuk anak-anak. Dalam pertemuan ini para orang tua mengutarakan harapan mereka akan dukungan masyarakat luas terhadap pertumbuhan anak-anak mereka. Berharap mereka dapat juga di saramaratakan dengan anak-anak normal pada umumnya.
Dalam pertemuan ini terungkap bahwa sebagian orang tua Anak Tuna Rungu (ATR) menghadapi permasalahan serupa saat mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Pada umumnya masyarakat masih menganggap anak-anak tuna runggu itu bisu, tetapi pada kenyataannya apa yang dipikirkan orang tidaklah selalu benar. Semua orang ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka begitu juga para orang tua ART, keingginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka dalam sekolah umum juga menjadi harapan mereka. Para orang tua ART berharap masyarakat umum dapat mendukung upaya orang tua mengajarkan kemandirian dan komunikasi dengan masyarakat luas kepada anak-anak mereka.
“Peran orang tua sangatlah penting, jika orang tua ingin memasukan anak mereka dalam sekolah umu, orang tua harus mempersiapkan anaknya terlebih dulu” tutur Yuniken
Penting juga untuk memberi perlakuan yang sama pada anak tuna rungu. Karena dengan membiasakan dengan perlakuan yang sama, kesempatan berkembang anak juga sama.
“Kami tak membedakan perlakuan pada anak-anak kami, dan kami juga ingin masyarakat juga melakukan hal yang sama. Tidak usah sungkan untuk bertanya atau mengajak anak tuna rungu berkomunikasi tentang keadaan dirinya,” beber Dionita, salah satu peserta diskusi.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar