Raptor Dari Timur Menuju Indonesia
Tanah Sareal|Kotahujan.com-Sebagai negara yang terbentang di daerah khatulistiwa, Indonesia ternyata menjadi tempat trasnsit favorit bagi burung-burung yang bermigrasi dari negara asal mereka. Salah satunya kelompok burung kelompok 'raptor' atau pemangsa daging yang bermigrasi dari daerah timur menuju daerah barat. Menurut Dwi Mulyawati, Bird Conseration Officer, Burung Indonesia, migrasi raptor melintas Indonesia melalui tiga pintu yakni Riau, Sangir, dan Australila. Burung-burung ini selanjutnya menyebar di beberapa wilayah Indonesia. Mereka menyebar hingga Sulawesi, untuk di Bogor sendiri migrasi raptor dapat dilihat di daerah Puncak.
“Lokasi daerah Puncak yang seperti leher botol di apit oleh dua pegunungan membuat migrasi raptor dapat dilihat dengan mudah, karena raptor tidak akan terbang diantara pegunungan tersebut”, jelas Dwi.
Migrasi raptor dapat dilihat pada bulan Oktober hingga November tiap tahunnya, puncak migrasi biasa terjadi pada bulan Oktober. Waktu yang tepat untuk mengamati migrasi burung pemasangsa ini adalah pagi dan sore hari.
“Jika pengamatan dilakukan pada siang hari burung ini akan terbang tinggi. Burung ini bergerak dengan bantuan angin dan angin yang membantu reptor untu bergerak ke atas dan kedepan. Pada siang hari raptor sangat memanfaatkan panas bumi, sehingga untuk melihatnya sulit,” jelas Dwi
Menurut sumber lain, pola reptor yang bermigrasi umumnya akan menghindari selat atau laut yang cukup panjang dan luas. Biasanya di selat maupun laut kandungan thermal (panas) dan kondisi angin tidak menentu, bisa berubah sewaktu-waktu. Kondisi ini menyulitkan raptor untuk terbang menuju daerah tujuannya.
Selain Jenis Raptor, jenis burung kirik-kirik dan layang-layang pada bulan Oktober hingga November juga melakukan migrasi ke Indonesia. Hal yang menarik dari migrasi Raptor adalah makanannya. Di negara asalnya makanan raptor umumnya semacam tikus atau mamalia kecil.
“Tapi saat raptor bermigrasi ke Indonesia mereka tidak makan tikus tetapi serangga”, pungkas Dwi.
Berbeda dengan Kirik-kirik dan Layang-layang, di negara asli mereka dan saat bermigrasi ke Indonesia makanan mereka memang serangga.
Menurut Sumber dari Konservasi Sumber Daya Hutan, pelestarian raptor sangat penting dilakukan. Tingakatannya sebagai top predator dalam rantai makanan kelompok burung sangat penting. Jika salah satu rantai makanan itu hilang atau punah bisa mengganggu ke-stabil-an rantai makanan. Dampaknya bisa membuat ketidakseimbangan alam.
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
“Lokasi daerah Puncak yang seperti leher botol di apit oleh dua pegunungan membuat migrasi raptor dapat dilihat dengan mudah, karena raptor tidak akan terbang diantara pegunungan tersebut”, jelas Dwi.
Migrasi raptor dapat dilihat pada bulan Oktober hingga November tiap tahunnya, puncak migrasi biasa terjadi pada bulan Oktober. Waktu yang tepat untuk mengamati migrasi burung pemasangsa ini adalah pagi dan sore hari.
“Jika pengamatan dilakukan pada siang hari burung ini akan terbang tinggi. Burung ini bergerak dengan bantuan angin dan angin yang membantu reptor untu bergerak ke atas dan kedepan. Pada siang hari raptor sangat memanfaatkan panas bumi, sehingga untuk melihatnya sulit,” jelas Dwi
Menurut sumber lain, pola reptor yang bermigrasi umumnya akan menghindari selat atau laut yang cukup panjang dan luas. Biasanya di selat maupun laut kandungan thermal (panas) dan kondisi angin tidak menentu, bisa berubah sewaktu-waktu. Kondisi ini menyulitkan raptor untuk terbang menuju daerah tujuannya.
Selain Jenis Raptor, jenis burung kirik-kirik dan layang-layang pada bulan Oktober hingga November juga melakukan migrasi ke Indonesia. Hal yang menarik dari migrasi Raptor adalah makanannya. Di negara asalnya makanan raptor umumnya semacam tikus atau mamalia kecil.
“Tapi saat raptor bermigrasi ke Indonesia mereka tidak makan tikus tetapi serangga”, pungkas Dwi.
Berbeda dengan Kirik-kirik dan Layang-layang, di negara asli mereka dan saat bermigrasi ke Indonesia makanan mereka memang serangga.
Menurut Sumber dari Konservasi Sumber Daya Hutan, pelestarian raptor sangat penting dilakukan. Tingakatannya sebagai top predator dalam rantai makanan kelompok burung sangat penting. Jika salah satu rantai makanan itu hilang atau punah bisa mengganggu ke-stabil-an rantai makanan. Dampaknya bisa membuat ketidakseimbangan alam.
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar