Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

19 April 2010

Coffe Reggae Stone : Reggae Pertama Di L.A. Lights Indiefest

Finalis LA Light Indiefest 2009 Coffe Reggae Stone, band reggae dari Bandung, sukses memuaskan massa reggae di Bogor dengan penampilan terbaiknya. Sabtu (17/4) lalu band yang digawangi Ridho (Vocal), David (Gitar), Doris (Bass), Adi (Drum), Nanang (Gitar), A.yandi (Keyboard ) dan Icha (Vocal). Tampil dalam event Sing Reggae & Ska 2 di Taman Ade Irma Suryani (Taman Topi) Bogor.

Usai menggeber beberapa lagu andalan, kotahujan berkesampatan bincang santai dengan band ini. Coffe Reggae Stone mulai terbentuk pada 29 Mei 2005, latar belakang para personilnya rata-rata tinggal dalam satu kawasan di Cicalengka Bandung. Band ini mulai mengusik benak publik saat muncul sebagai finalis LA Light Indiefest 2009. Istimewanya Coffe Reggae Stone merupakan pertama kalinya genre “reggae” muncul di gelaran ini. Lagu mereka yang ber title Demon bisa dinikmati di L.A. Lights Indiefest Compilation Album Vol. 4.

Ridho, personil yang juga memiliki latar belakang sebagai orang Bogor, menuturkan. Tampilnya mereka di L.A. Lights Indiefest merupakan sebuah bukti bahwa musik reggae masih diterima Industri. Selama ini pergerakan reggae oleh komunitas masih terbilang terbatas. Masuknya Coffe Reggae Stone tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi para personilnya.

Disinggung tentang Jamaican musik, mereka ternyata memiliki penilaian tersendiri. Pengaruh jamaika yang masuk ke Indonesia pasti akan mengalami penyesuaian. Termasuk juga dengan band-band reggae di daerah lain. Warna yang mirip antara band satu sama lain, dianggap sebagai konsekuensi musik yang memang sudah meng-global.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]