Nicotine War : Pasar Sapi Pesanan
Baranangsiang|Kotahujan.com-Nasib Indonesia tak bedanya dengan nasib sapi glonggongan yang diternak oleh kepentingan luar negri. Betapa tidak, munculnya kebijakan-kebijakan atas produk (primadona) dalam negeri dapat ditengarai sebagai desakan kepentingan industri besar luar negeri yang bernafsu ingin menguasai pasar negara dunia ke tiga – Indonesia.
Membaca gejala kemunculan sebuah kebijakan bisa dikupas dari persoalan status ‘dominasi yang terancam’. Siapakah dominasi yang terancam (?)
Jika nikotin dipandang dari sisi kesehatan sebagai ‘racun yang mengancam’ (karena kesehatan yang menjadi modus pembenaran atas pelarangan bahkan pengharaman merokok). Maka peringatan pemerintah pada setiap kemasan rokok seharusnya adalah :
NIKOTIN DAPAT MENYEBABKAN KANKER DAN MASUK NERAKA
Nah...,nasib sapi semacam gambaran di atas tentunya tidak setangguh sapi yang terkenal dari Madura sebagai sapi karapan. Mungkin bisa dimaklumi lantaran sapi glonggongan yang membawa bobot kepentingan dagang (luar negri) harus mampu memperdaya pasar lewat tampilannya yang terkesan gemuk. Konteks sapi ini Jelas bukan sapi yang mampu tampil sebagai juara dalam kompetisi persapian yang dipesan oleh kepentingan luar negri.
Industri farmasi dunia cukup paha seluk beluk peta persoalan kesehatan di Indonesia. Terlebih lagi industri tembakau dalam negri yang paham betul akar tradisi : guyub-toleransi.
Dari hasil mengintip diskusi Nikotin War pada 21 Juli 2010 di Aula P4W – IPB Bogor dapatlah diambil sekelumit kesimpulan sederhana bahwa ada fakta dari ‘dominasi yang terancam’, mewacanakan ancaman dari ‘dominasi yang mengancam’ agar ‘dominasi yang mengancam’ gagal menguasai pasar ‘dominasi yang terancam'. Kemudian ancaman itu dapat ditoleransi sebagai konsekuensi (negara dunia ke tiga)
Persaingan politik dagang bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia yang terbilang konsumtif terhadap produk yang disihirkan pasar, apa pun itu jenisnya yang dipaksakan laris, meski yang dikonsumsi sebenarnya hanyalah sebuah gaya hidup, pendidikan, citra rasa, fantasi, mithos, kebijakan, kesehatan, agama, absurditas yang kemudian terbilang mencandukan sapi yang sudah terlanjur jinak diintervensi nasibnya oleh kepentingan luar negri. Sehingga muncul pertanyaan sedemikian sapikah Indonesia kita (?)
Takzim
Indrawan Guna
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar