Anak Kampung Terpencil Juga Berhak Sekolah
Tapos|Kotahujan.com-Memperoleh pendidikan di negeri ini sejatinya sudah dijamin haknya dalam Undang-Undang. Berbagai progam wajib pendidikan yang sempat dipopulerkan beberapa tahun silam seolah menjadi bukti jaminan yang diberikan. Namun kenyataannya tidaklah demikian, pemerataan pendidikan selalu menjadi hal yang terpinggirkan, lebih-lebih untuk daerah yang benar-benar berada dipinggir. Jika di beberapa kota besar diramaikan sekolah yang sepi murid karena banyaknya sekolah, di kampung-kampung pinggiran justru diramaikan murid yang sepi sekolah, mereka nyaris tak tersentuh. Seperti halnya yang sempat terjadi pada warga kampung Tapos desa Sukaharja kecamatan Cijeruk, kabupaten Bogor.
Warga kampung Tapos Sukaharja sudah bertahun-tahun berjuang menuntut pendidikan murah di kampung mereka. Puncaknya pada tahun 2004 mereka berkali-kali melakukan aksi di depan Gedung DPR dan ke Istana Merdeka. Warga masyarakat yang sebagian besar petani itu menuntut diselenggarakannya pendidikan gratis dan kesehatan gratis untuk rakyat miskin. Bukan tanpa sebab mereka melakukan itu. Akses jalan dari kampung Tapos menuju Sekolah Dasar (SD) terdekat masih cukup jauh. Itupun didukung dengan jalan yang menanjak dan sepi. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya harus mengeluarkan biaya lebih untuk naik angkutan motor (ojeg). Untuk masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah tentu ini menjadi masalah.
Kini masyarakat Tapos Sukaharja sudah mulai lega, sejak awal tahun 2009 Perkumpulan Telapak yang berbasis di kota Bogor bersama masyarakat Tapos melakukan inisiasi penyelenggaraan pendidik an dengan mendirikan PAUD setingkat TK, dengan nama PAUD TELAPAK 1. Inisiasi itu pun bersambut dengan adanya niatan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk membangun sarana pendidikan SDN TAPOS. Konkritnya anggaran sebesar Rp 487.319.000 digulirkan untuk membangun sekolah di kampung ini, bahkan pengerjaanya sudah dimulai pada tanggal 21 Juli 2010 . Direncanakan pembangunan Sekolah Dasar ini akan selesai pada bulan November 2010.
Harapan pun membuncah di benak warga kampung. Hadirnya sekolah, baik PAUD TELAPAk maupun SD yang tengah dibangun, memberi harapan semoga anak-anak dari kampung terpencil ini kelak di masa yang akan datang ada mampu menjadi seorang pemimpin yang Adil dan Makmur.
Laporan : Ali Chambali (Warga Kampung Tapos)
Warga kampung Tapos Sukaharja sudah bertahun-tahun berjuang menuntut pendidikan murah di kampung mereka. Puncaknya pada tahun 2004 mereka berkali-kali melakukan aksi di depan Gedung DPR dan ke Istana Merdeka. Warga masyarakat yang sebagian besar petani itu menuntut diselenggarakannya pendidikan gratis dan kesehatan gratis untuk rakyat miskin. Bukan tanpa sebab mereka melakukan itu. Akses jalan dari kampung Tapos menuju Sekolah Dasar (SD) terdekat masih cukup jauh. Itupun didukung dengan jalan yang menanjak dan sepi. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya harus mengeluarkan biaya lebih untuk naik angkutan motor (ojeg). Untuk masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah tentu ini menjadi masalah.
Kini masyarakat Tapos Sukaharja sudah mulai lega, sejak awal tahun 2009 Perkumpulan Telapak yang berbasis di kota Bogor bersama masyarakat Tapos melakukan inisiasi penyelenggaraan pendidik an dengan mendirikan PAUD setingkat TK, dengan nama PAUD TELAPAK 1. Inisiasi itu pun bersambut dengan adanya niatan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk membangun sarana pendidikan SDN TAPOS. Konkritnya anggaran sebesar Rp 487.319.000 digulirkan untuk membangun sekolah di kampung ini, bahkan pengerjaanya sudah dimulai pada tanggal 21 Juli 2010 . Direncanakan pembangunan Sekolah Dasar ini akan selesai pada bulan November 2010.
Harapan pun membuncah di benak warga kampung. Hadirnya sekolah, baik PAUD TELAPAk maupun SD yang tengah dibangun, memberi harapan semoga anak-anak dari kampung terpencil ini kelak di masa yang akan datang ada mampu menjadi seorang pemimpin yang Adil dan Makmur.
Laporan : Ali Chambali (Warga Kampung Tapos)
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar