Organik Harganya Harus Mendekati Non Organik
Baranangsiang|Kotahujan.com-Kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahan makanan organik bagi kesehatan, rupanya telah memicu permintaan produk organik di pasaran. Sayangnya masyarakat terkadang harus menelan kekecewaan manakala produk organik yang diminatinya ternyata masih mahal untuk ukurannya. Faktornya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah tingkat produksi yang belum menyentuh skala besar. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian Wakil Walikota Bogor, Ahmad Rukyat dan Dirjen Sarana Prasarana DEPTAN, Dr. Sumarjo Gatot Irianto saat membuka Indonesia Organic & Green Fair 2010.
Untuk itulah keduanya berharap kelompok tani ataupun usaha Agribisnis organik mau meningkatkan skala produksinya. Peningkatan ini diharapkan bisa menjawab permintaan masyarakat soal kebutuhan bahan makanan organik. Gerakannya pun haruslah gerakan masive, produk organik harganya harus mendekati barang non organik sehingga gaya hidup sehat dan ramah lingkungan bisa terwujud dengan nyata. Image produk organik itu mahal telah membuat gerakan pertanian organik di Indonesia terhambat, dampaknya tidak semua petani mau melirik pertanian organik sebagai pilihannya. Sebagai upaya mendorong pertanian organik di Indonesia, Aliansi Organis Indonesia (AOI) menggelar Indonesia Organic & Green Fair 2010 di Lapangan Taman Koleksi IPB Baranangsiang Bogor, Sabtu hingga Minggu (6-7) lalu.
Rusdi Wangsa selaku Direktur Eksekutif Aliansi Organis Indonesia mengabarkan bahwa saat ini telah terdata luas lahan pertanian organik, seluas 231.697,11 hektar. Lebih luas dibanding tahun 2007 yang hanya 41.431 hektar. Diharapkan masyarakat akan terus tergerak dan membeli produk hasil pertanian organik. Imbasnya tentu kesejahteraan petani Indonesia.
Untuk itulah keduanya berharap kelompok tani ataupun usaha Agribisnis organik mau meningkatkan skala produksinya. Peningkatan ini diharapkan bisa menjawab permintaan masyarakat soal kebutuhan bahan makanan organik. Gerakannya pun haruslah gerakan masive, produk organik harganya harus mendekati barang non organik sehingga gaya hidup sehat dan ramah lingkungan bisa terwujud dengan nyata. Image produk organik itu mahal telah membuat gerakan pertanian organik di Indonesia terhambat, dampaknya tidak semua petani mau melirik pertanian organik sebagai pilihannya. Sebagai upaya mendorong pertanian organik di Indonesia, Aliansi Organis Indonesia (AOI) menggelar Indonesia Organic & Green Fair 2010 di Lapangan Taman Koleksi IPB Baranangsiang Bogor, Sabtu hingga Minggu (6-7) lalu.
Rusdi Wangsa selaku Direktur Eksekutif Aliansi Organis Indonesia mengabarkan bahwa saat ini telah terdata luas lahan pertanian organik, seluas 231.697,11 hektar. Lebih luas dibanding tahun 2007 yang hanya 41.431 hektar. Diharapkan masyarakat akan terus tergerak dan membeli produk hasil pertanian organik. Imbasnya tentu kesejahteraan petani Indonesia.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar