Upaya Perbaikan dan Pengembangan Transportasi di Bogor
Baranangsiang|Kotahujan.com-Carut marutnya masalah transportasi Kota Bogor yang dikeluhkan banyak pihak sedikit demi sedikit mulai diurai oleh Pemkot Bogor. Berbagai infrastruktur yang dibangun Pemkot melalui unit kerjanya (Dishubkominfo, Bapedda, PU dan lainnya), disasar untuk mengentaskan problem kemacetan dan masalah lainnya. Keberadaan BORR yang sudah berjalan akan diteruskan pembangunan tahap selanjutnya, kemudian dengan dukungan Kementrian Perhubungan pusat, kota Bogor kini sudah memiliki fasilitas Intelligent Transport System (ITS) yang terdiri dari ATCS (Area Traffic Control System) di 4 simpang, yakni Baranangsiang, Tugu Kujang, Pangrango 1 dan Marwan. Visual Message Sign (VMS) di jalan Sudirman dan fasilitas Central Controle Room yang dibangun di Balaikota. ATCS yang per-unitnya berharga 2,4 M ini difungsikan untuk memantau dan mengendalikan arus lalu lintas di kota Bogor.
Rencana Progam Transportasi 2010-2014 (RPJMD), menitik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, peningkatan dan pengamanan lalu-lintas, peningkatan pelayanan angkutan dan peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor. Sebagai pelaksanaannya saat ini tengah dibebaskan lahan untuk pembuatan Ring Road antara Pandawa Raya sampai Kedung Halang. Nantinya pengguna jalan yang hendak menuju Kedung Halang dari tol tidak harus melalui jalan Pajajaran.
Kemudian terkait peningkatan pelayanan angkutan dan lalu lintas, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi kota Bogor, Ahmad Syarif mengungkapkan. Perlu adanya penyediaan feeder yang memadai dari dan ke simpul transportasi existing. Saat ini terminal Baranangsiang sebagian besar digunakan bus reguler dari Bogor-Jakarta dan sebaliknya. Kedepan bus tersebut harus dijadikan feeder, yaitu dari Bogor langsung ke berbagai tempat di jantung kota. Tidak lagi hanya berhenti di Kampung Rambutan. Setelahnya penumpang bisa melanjutkan perjalanan dengan Trans Jakarta keberbagai tujuan. Hal ini menurutnya sudah dikoordinasikan dengan departemen dan masih menunggu respon Pemprov DKI. Solusi ini diharapkan bisa meredam masalah yang timbul ketika UKI dilarang berhenti untuk trayek ini, diketahui hampir 120 tidak berfungsi optimal terkait kebijakan Pemprov DKI tersebut. Akibatnya munculah terminal bayangan di Ciawi dengan berbagai permasalahannya.
Dishubkominfo juga mulai memperbarui dan mempercanggih peralatan dengan teknologi baru. Saat ini untuk pengujian kelaikan jalan dan lainnya sudah terkomputerisasi sehingga meminimalisir cacat uji. Jika print out mengatakan tidak lulus, tidak bisa dimanipulasi datanya. Perubahan lain yang dilakukan adalah pemberlakuan shift angkot satu-satunya di Indonesia. Shift angkot ini meski belum masuk PERDA sudah tegas disosialisasikan sejak tahun lalu, bahkan kini sudah 11 trayek yang memberlakukan shift angkot. Ahmad Syarif mengklaim bahwa shift ini berdampak pada meningkatnya pendapatan para sopir.
Terkait dengan pengembangan dan perbaikan lalu-lintas, Dishubkominfo juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga konsultan dan pemerintah pusat. Kini bersama Jogjakarta, Surakarta, Palembang dan Medan, kota Bogor menjadi proyek percontohan karena dianggap konsisten menangani transportasi.
Rencana Progam Transportasi 2010-2014 (RPJMD), menitik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, peningkatan dan pengamanan lalu-lintas, peningkatan pelayanan angkutan dan peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor. Sebagai pelaksanaannya saat ini tengah dibebaskan lahan untuk pembuatan Ring Road antara Pandawa Raya sampai Kedung Halang. Nantinya pengguna jalan yang hendak menuju Kedung Halang dari tol tidak harus melalui jalan Pajajaran.
Kemudian terkait peningkatan pelayanan angkutan dan lalu lintas, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi kota Bogor, Ahmad Syarif mengungkapkan. Perlu adanya penyediaan feeder yang memadai dari dan ke simpul transportasi existing. Saat ini terminal Baranangsiang sebagian besar digunakan bus reguler dari Bogor-Jakarta dan sebaliknya. Kedepan bus tersebut harus dijadikan feeder, yaitu dari Bogor langsung ke berbagai tempat di jantung kota. Tidak lagi hanya berhenti di Kampung Rambutan. Setelahnya penumpang bisa melanjutkan perjalanan dengan Trans Jakarta keberbagai tujuan. Hal ini menurutnya sudah dikoordinasikan dengan departemen dan masih menunggu respon Pemprov DKI. Solusi ini diharapkan bisa meredam masalah yang timbul ketika UKI dilarang berhenti untuk trayek ini, diketahui hampir 120 tidak berfungsi optimal terkait kebijakan Pemprov DKI tersebut. Akibatnya munculah terminal bayangan di Ciawi dengan berbagai permasalahannya.
Dishubkominfo juga mulai memperbarui dan mempercanggih peralatan dengan teknologi baru. Saat ini untuk pengujian kelaikan jalan dan lainnya sudah terkomputerisasi sehingga meminimalisir cacat uji. Jika print out mengatakan tidak lulus, tidak bisa dimanipulasi datanya. Perubahan lain yang dilakukan adalah pemberlakuan shift angkot satu-satunya di Indonesia. Shift angkot ini meski belum masuk PERDA sudah tegas disosialisasikan sejak tahun lalu, bahkan kini sudah 11 trayek yang memberlakukan shift angkot. Ahmad Syarif mengklaim bahwa shift ini berdampak pada meningkatnya pendapatan para sopir.
Terkait dengan pengembangan dan perbaikan lalu-lintas, Dishubkominfo juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga konsultan dan pemerintah pusat. Kini bersama Jogjakarta, Surakarta, Palembang dan Medan, kota Bogor menjadi proyek percontohan karena dianggap konsisten menangani transportasi.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar