Lindung Harapan Targetkan 1000 Pohon Bambu Setiap Tahun
Cibinong|kotahujan.com-Krisis lahan pada daerah sempadan sungai dan daerah lereng bukit telah mengilhami beberapa kelompok masyarakat untuk melakukan aksi menanam bambu. Belum lama ini KEHATI dan Alstom Foundation dengan Yayasan Bambu mencanangkan progam penanaman bambu “Serumpun Bambu, Sejuta Makna” di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) pekan lalu. Bambu yang diinisiasi akan ditanam sebanyak 3000 tanaman bambu dari lima jenis tanaman berdasarkan fungsi ekologis, ekonomis dan kelangkaannya. Jenis itu adalah Bambu Tali (Gigantochloa hasskarliana) Bambu Gombong, Bambu Bitung, Bambu Hitam dan Haur Koneng. Jauh sebelum progam itu dicanangkan, sekelompok petani yang ada di Kampung Tapos desa Sukaharja Cijeruk kabupaten Bogor sudah lebih dulu melakukan. Bedanya mereka melakukannya atas dasar inisiatif warga yang terdorong karena sulitnya air di kampung mereka.
Kelompok Tani Lindung Harapan, demikian warga kampung menamakan kelompoknya. Sosok Jaja Hidayat (50) dan Ali Chambali (42) menjadi tokoh bagaimana Lindung Harapan melakukan penanaman bambu.
“Orang kampung itu prinsipnya kalo nebang bambu tumbuh seribu, kalau tanaman keras sekali tebang habis”, buka Chambali saat peluncuran progam “Serumpun Bambu Sejuta Makna”, di Yayasan Bambu Cibinong.
Setiap tahunnya kelompok tani ini memiliki progam penanaman 1000 pohon bambu. Warga kampung Tapos sudah banyak menanami hutan Gunung Salak dengan berbagai jenis tanaman keras sejak 2003 lalu. Pilihan untuk menanam bambu karena sadar berdasarkan pengalaman setiap ada rumpun bambu biasanya pada jarak sekian meter muncul mata air.
“Bambu sangat kuat menahan erosi, bambu juga sarat kandungan air. Masyarakat melihat satu kumpulan bambu biasanya keluar air yang dinamakan 'Air Nyusu'”, papar Jaja Hidayat.
Secara ekologis akar rimpang bambu bisa menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air. Itulah yang menjadi alasan kenapa bambu mampu menahan longsor dan menjadi tempat bernaung mikroorganisme lain, karena terciptanya iklim mikro. Sangat tepat jika rumpun-rumpun bambu ini tumbuh di bantaran sungai dan daerah-daerah tangkapan air.
Target 1000 pohon setiap tahunnya mereka kejar dengan menyicil sedikit demi sedikit. Awal tahun 2011 mereka sukses mengajak kampung Cijulang untuk sama-sama bergerak menanam bambu. Hasilnya 300an lebih pohon bambu berhasil mereka tanam.
“Tahun baru kami lakukan aksi menanam bambu supaya ada kenangan tahun depan bambu kita itu sudah segede apa”, tambah Jaja.
Harapan kedepannya kelak bisa muncul kali bambu dengan airnya yang melimpah. Jaja dan anggota kelompok taninya berharap ada pendidikan ketrampilan mengolah hasil bambu agar selain berfungsi ekologis, tanaman bambu mereka bernilai ekonomis.
Kelompok Tani Lindung Harapan, demikian warga kampung menamakan kelompoknya. Sosok Jaja Hidayat (50) dan Ali Chambali (42) menjadi tokoh bagaimana Lindung Harapan melakukan penanaman bambu.
“Orang kampung itu prinsipnya kalo nebang bambu tumbuh seribu, kalau tanaman keras sekali tebang habis”, buka Chambali saat peluncuran progam “Serumpun Bambu Sejuta Makna”, di Yayasan Bambu Cibinong.
Setiap tahunnya kelompok tani ini memiliki progam penanaman 1000 pohon bambu. Warga kampung Tapos sudah banyak menanami hutan Gunung Salak dengan berbagai jenis tanaman keras sejak 2003 lalu. Pilihan untuk menanam bambu karena sadar berdasarkan pengalaman setiap ada rumpun bambu biasanya pada jarak sekian meter muncul mata air.
“Bambu sangat kuat menahan erosi, bambu juga sarat kandungan air. Masyarakat melihat satu kumpulan bambu biasanya keluar air yang dinamakan 'Air Nyusu'”, papar Jaja Hidayat.
Secara ekologis akar rimpang bambu bisa menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air. Itulah yang menjadi alasan kenapa bambu mampu menahan longsor dan menjadi tempat bernaung mikroorganisme lain, karena terciptanya iklim mikro. Sangat tepat jika rumpun-rumpun bambu ini tumbuh di bantaran sungai dan daerah-daerah tangkapan air.
Target 1000 pohon setiap tahunnya mereka kejar dengan menyicil sedikit demi sedikit. Awal tahun 2011 mereka sukses mengajak kampung Cijulang untuk sama-sama bergerak menanam bambu. Hasilnya 300an lebih pohon bambu berhasil mereka tanam.
“Tahun baru kami lakukan aksi menanam bambu supaya ada kenangan tahun depan bambu kita itu sudah segede apa”, tambah Jaja.
Harapan kedepannya kelak bisa muncul kali bambu dengan airnya yang melimpah. Jaja dan anggota kelompok taninya berharap ada pendidikan ketrampilan mengolah hasil bambu agar selain berfungsi ekologis, tanaman bambu mereka bernilai ekonomis.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar