Revitalisasi Pasar Pakuan Jaya, PKL Jadi Incaran
Balaikota Bogor|Kotahujan.com-Puas tidak puas, sekelumit harapan terhadap pelayanan pasar di kota Bogor mulai muncul. Dilantiknya direksi PD Pasar Pakuan oleh Walikota Bogor Diani Budiarto pada Jumat (4/2) kemarin mengindikasikan keseriusan pemerintah kota memperbaiki sistem layanannya. Benar atau salah harapan itu, Direktur Utama PD Pasar Pakuan Jaya Dr. Radjab Tampubolon meyakinkan bahwa pihaknya akan membuat Pasar-Pasar di kota Bogor memberikan kemanfaatan pada orang banyak. Prioritasnya adalah Revitalisasi dan Renovasi Pasar-Pasar di kota Bogor. Target aktivitasnya adalah pasar bersih dari sampah, aman dikunjungi, nyaman, konsolidasi aset dan identifikasi secara detil kios-kios, los dan tempat usaha yang kosong.
“Revitalisasi dan Renovasi Pasar-Pasar menjadi prioritas kita”, beber Radjab.
Nyaman disini maksudnya adalah akses transportasi konsumen, bongkar muat barang di dalam pasar dan bangunannya yang tidak kumuh. Inventarisir aset dimaksudkan untuk mendata aset Pasar agar bisa dipilah mana yang harus dikelola dan mana yang dikoordinasikan dengan pemerintah. Misalnya masalah PKL diluar Pasar yang menjadi kendali Disperindakop dan Satpol PP, termasuk masalah sampah. PD tidak memiliki armada pengangkut dan pengolah sampah, sedangkan titik volume sampah di Pasar cukup besar. Hal seperti inilah yang menurut Radjab harus dikoordinasikan. Selain itu mengidentifikasi jumlah kios dan los Pasar, berapa yang isi dan berapa yang kosong.
“Jika kios dan los kosong ini selesai direnovasi, akan kita tawarkan kepada pedagang kaki lima disekitarnya“
Alasan Pasar tidak menarik untuk konsumen selama ini disebabkan karena tidak aman, tidak nyaman dan tidak dapat dipercaya. Diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu dalam revitalisasi ini, bagaimana pedagang dan PKL di lingkup Pasar mau masuk dengan sosialisasi yang baik. Keberhasilan pasar ini harus diukur dan dikoordinasikan dengan lingkungan sekitarnya.
“Sekitar 17 persen dari jumlah total kios pasar-pasar di Bogor kosong. Dari enam ribu sekian kios kita itu, sekitar 1800an kosong. Setelah kita cek ternyata bangunannya bocor, kumuh, lalu lintas orang sempit dan orang pun jualan di gang-gang. Itu yang nanti ditertibkan”, tambahnya.
Tahun ini Radjab berencana menyusun rencana induk untuk 7 Pasar Induk kota Bogor. Nanti akan ditawarkan ke pemerintah daerah, propinsi dan pusat. Swasta belum atau tidak menjadi capaian karena menurutnya itu harus dihindari agar tidak ada biaya besar yang ditanggung para pedagang. Pasar yang diurusi PD terbaru dilingkungan kota Bogor ini adalah Pasar pemerintah yang tidak melulu cari untung tapi pelayanan. Disisi lain PD harus menghasilkan 'profit' agar tidak menggerogoti APBD.
“Bisa saja ke Bank, tapi nanti tarifnya naik, pedagang menjerit terus hengkang. Ini yang harus dipikirkan, takutnya malah kontradiktif”, pungkas Radjab
“Revitalisasi dan Renovasi Pasar-Pasar menjadi prioritas kita”, beber Radjab.
Nyaman disini maksudnya adalah akses transportasi konsumen, bongkar muat barang di dalam pasar dan bangunannya yang tidak kumuh. Inventarisir aset dimaksudkan untuk mendata aset Pasar agar bisa dipilah mana yang harus dikelola dan mana yang dikoordinasikan dengan pemerintah. Misalnya masalah PKL diluar Pasar yang menjadi kendali Disperindakop dan Satpol PP, termasuk masalah sampah. PD tidak memiliki armada pengangkut dan pengolah sampah, sedangkan titik volume sampah di Pasar cukup besar. Hal seperti inilah yang menurut Radjab harus dikoordinasikan. Selain itu mengidentifikasi jumlah kios dan los Pasar, berapa yang isi dan berapa yang kosong.
“Jika kios dan los kosong ini selesai direnovasi, akan kita tawarkan kepada pedagang kaki lima disekitarnya“
Alasan Pasar tidak menarik untuk konsumen selama ini disebabkan karena tidak aman, tidak nyaman dan tidak dapat dipercaya. Diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu dalam revitalisasi ini, bagaimana pedagang dan PKL di lingkup Pasar mau masuk dengan sosialisasi yang baik. Keberhasilan pasar ini harus diukur dan dikoordinasikan dengan lingkungan sekitarnya.
“Sekitar 17 persen dari jumlah total kios pasar-pasar di Bogor kosong. Dari enam ribu sekian kios kita itu, sekitar 1800an kosong. Setelah kita cek ternyata bangunannya bocor, kumuh, lalu lintas orang sempit dan orang pun jualan di gang-gang. Itu yang nanti ditertibkan”, tambahnya.
Tahun ini Radjab berencana menyusun rencana induk untuk 7 Pasar Induk kota Bogor. Nanti akan ditawarkan ke pemerintah daerah, propinsi dan pusat. Swasta belum atau tidak menjadi capaian karena menurutnya itu harus dihindari agar tidak ada biaya besar yang ditanggung para pedagang. Pasar yang diurusi PD terbaru dilingkungan kota Bogor ini adalah Pasar pemerintah yang tidak melulu cari untung tapi pelayanan. Disisi lain PD harus menghasilkan 'profit' agar tidak menggerogoti APBD.
“Bisa saja ke Bank, tapi nanti tarifnya naik, pedagang menjerit terus hengkang. Ini yang harus dipikirkan, takutnya malah kontradiktif”, pungkas Radjab
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar