Domba Laga, Antara Hiburan dan Tradisi Masyarakat
Tajur|Kotahujan.com-Minggu pagi (20/03/2011) ratusan orang memadati lapangan bola UNITEX Tajur, Bogor. Mereka adalah para pehobi dan masyarakat yang meminati seni ketangkasan domba laga atau yang populer dengan domba garut oleh Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI). Tampak sorak sorai kerumunan orang begitu dua domba garut jagoannya bertarung. Ketegangan sudah mulai muncul saat sang domba ambil ancang-ancang siap 'melabrak' lawannya. Domba Garut adalah sebutan domba adu, hasil persilangan domba Merino dengan domba lokal dari Jawa Barat. Ukuran tubuhnya yang lebih besar dari domba umumnya membuat harganya lebih tinggi. Apalagi ditunjang dengan kemampuan bertarung yang cukup baik, membuat domba jenis ini diminati masyarakat, khususnya Jawa Barat. Seni ketangkasan domba laga adalah warisan tradisional daerah Jawa Barat. Ajang kompetisi pada Minggu lalu itu merupakan bagian upaya melestarikan budaya Jawa Barat tersebut.
Sebagian masyarakat memang ada yang berpendapat bahwa adu domba itu kejam. Padahal jika dilihat lebih jauh tidaklah demikian sebenarnya. Sifatnya sebagai hiburan telah dikemas sedemikian rupa untuk menjauhkan hiburan masyarakat ini dari unsur penyiksaan binatang. Sebagai contoh hanya memperbolehkan maksimal sebanyak 25 pukulan bagi kelas A. Domba kelas A adalah domba dengan berat badan lebih dari 80 Kg. Secara umum domba yang diturunkan haruslah sudah berumur dengan berat seimbang.
Pertandingan domba laga memang sudah rutin digelar HPDKI hampir 4 bulan sekali. Sebanyak 100 Peserta dan 300 domba dari berbagai tempat di Jawa Barat seperti Kuningan, Garut, Bandung, Tasikmalaya, Bekasi, Sukabumi, Bogor kota dan Kabupaten, ambil bagian pada laga Minggu kemarin.
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh HPDKI Jawa Barat. Acara ini rutin digelar untuk silahturahmi antar peternak di kabupaten/kota di Jawa Barat,” jelas Dedi Mutaryo, panitia pelaksana Domba Laga Bogor.
Selain pertandingan domba, masyarakat yang berminat bisa mengikuti bursa ternak yang disiapkan panitia. Domba-domba berkualitas bisa langsung dimiliki bagi yang berminat. Harganya bervariasi mulai 5 juta tergantung kondisi ternak. Apalagi untuk Domba yang memiliki sertifikat pernah juara, harganya bisa lebih tinggi rata-rata mulai Rp. 15 juta per ekor.
Sebagian masyarakat memang ada yang berpendapat bahwa adu domba itu kejam. Padahal jika dilihat lebih jauh tidaklah demikian sebenarnya. Sifatnya sebagai hiburan telah dikemas sedemikian rupa untuk menjauhkan hiburan masyarakat ini dari unsur penyiksaan binatang. Sebagai contoh hanya memperbolehkan maksimal sebanyak 25 pukulan bagi kelas A. Domba kelas A adalah domba dengan berat badan lebih dari 80 Kg. Secara umum domba yang diturunkan haruslah sudah berumur dengan berat seimbang.
Pertandingan domba laga memang sudah rutin digelar HPDKI hampir 4 bulan sekali. Sebanyak 100 Peserta dan 300 domba dari berbagai tempat di Jawa Barat seperti Kuningan, Garut, Bandung, Tasikmalaya, Bekasi, Sukabumi, Bogor kota dan Kabupaten, ambil bagian pada laga Minggu kemarin.
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh HPDKI Jawa Barat. Acara ini rutin digelar untuk silahturahmi antar peternak di kabupaten/kota di Jawa Barat,” jelas Dedi Mutaryo, panitia pelaksana Domba Laga Bogor.
Selain pertandingan domba, masyarakat yang berminat bisa mengikuti bursa ternak yang disiapkan panitia. Domba-domba berkualitas bisa langsung dimiliki bagi yang berminat. Harganya bervariasi mulai 5 juta tergantung kondisi ternak. Apalagi untuk Domba yang memiliki sertifikat pernah juara, harganya bisa lebih tinggi rata-rata mulai Rp. 15 juta per ekor.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar