Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

18 Maret 2011

Masyarakat Adat Harus Tahu Tentang REDD Sejelas Jelasnya

Kalteng|Kotahujan.com-Proses Proyek REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di Kalimantan tengah yang tidak melibatkan masyarakat adat kini mulai dijajaki kerjasamanya pada pertemuan AMAN Kalteng, BLH Kalteng dan KFCP, 14 Maret 2011. Sebelumnya banyak pertanyaan REDD dan kejelasan dari proyek-proyek yang dijalankan. Termasuk siapa dan apa itu Kalimantan Forest Climate Partnership (KFCP). AMAN dan masyarakat adat harus tahu konsep dan aktifitas KFCP di lapangan. Sejauh mana dan sampai kapan aktifitas tersebut dilakukan. Hal ini menjadi dasar dan akan memperjelas program kerjasama (jika disepakati) yang akan dilakukan mendatang. Sehingga jika proyek REDD telah selesai, tidak menganggu sistem yang ada di masyarakat adat. Terutama kearifan lokal dalam mengelola hutan adat.

Sebagaimana diungkapkan Idham dari KFCP, tujuan pertemuan ini adalah untuk menyamakan persepsi antara KFCP dan AMAN terkait Demonstrasi Activity REDD di Kalimantan Tengah. Selain sosialisasi REDD, KFCP menawarkan program kerjasama jangka panjang. Diantaranya sosialisasi REDD / KFCP kepada perwakilan masyarakat adat (Mantir dan Damang) melalui Musyawarah Daerah AMAN di Kapuas. Sosialisasi ini sesuai dengan rekomendasi Workshop tentang REDD dan masyarakat adat pada 16 – 17 Desember 2010 lalu di Palangkaranya.

Kemudian AMAN Kalteng, BPLH Kalteng bekerjasama dengan KFCP mengembangkan konsep penguatan kapasitas lembaga / masyarakat adat melalui pelatihan, studi banding dan lainnya. Kegiatan ini dapat menjadi cikal bakal terbentuknya training centre atau traning unit REDD bagi masyarakat adat yang akan di sambungkan (Link) dengan kegiatan-kegiatan training yang akan dikembangkan bersama universitas Parahyangan untuk penguatan kapasitas pemerintah daerah, LSM dan para pihak lainnya

Memperkuat kebijakan daerah terkait masyarakat adat di Kalimantan Tengah (sesuai dengan permintaan Gubernur Kalimantan Tengah) terutama terkait dengan kelembagaan, wilayah dan mereview aturan adat yang ada. Juga termasuk kemungkinan ada kebutuhan dukungan terhadap perumusan Peraturan Daerah Adat di Kapuas. Termasuk melakukan pemetaaan wilayah adat di areal kerja KFCP

Menanggapi tawaran tersebut, Ketua PW AMAN Kalteng mengatakan bahwa AMAN Kalteng belum bisa memberikan keputusan. Menerima atau menolak tawaran dari KFCP.

“Semua keputusan tergantung dari masyarakat adat dalam Musyarawah Daerah AMAN April nanti. Jika Musda memandatkan menerima kerjasama dari KFCP maka AMAN Kalteng akan menerima. Begitu juga sebaliknya,” kata Simpun Sampurna ketika dihubungi lewat telepon.

Beliau menjelaskan bahwa yang paling penting saat ini adalah masyarakat adat tahu tentang REDD sejelas-jelasnya. KFCP harus menjelaskan aktifitasnya selama ini dan yang akan dilakukan dimasa mendatang. Bagaimana keterlibatan masyarakat adat dan pengakuan hak-hak masyarakat adat dalam proses REDD.

Oleh karena itu AMAN Kalimantan Tengah berharap KFCP dapat membantu pelaksanaan Musyawarah Daerah di Kapuas untuk sosialisasi dan pengambilan keputusan dari masyarakat adat. Ke-4 program yang ditawarkan KFCP akan dibahas dalam musyawarah adat.

Musda tersebut akan dilaksanakan awal April 2011, mendatangkan perwakilan masyarakat adat di 17 kecamatan di Kabupaten Kapuas. Prioritas utama di 14 Desa di Kecamatan Timpah dan Mentangai yang secara langsung terkena dampak REDD (atau aktifitas KFCP). Sosialisasi REDD dan mengangkat isu tentang Kesiapan Masyarakat Adat dalam menghadapi perubahan iklim.

Laporan : Annas Radin Syarif (AMAN),Koordinator Nasional Climate Change Monitoring and Information Network



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]