Pengelolaan Sungai, Potret Pemenuhan Air Bersih Masyarakat
Baranangsiang|Kotahujan.com-Sebelum kehidupan manusia tersentuh modernisasi seperti sekarang ini, sungai merupakan sumberdaya alam tempat manusia menggantungkan pemenuhan kebutuhannya. Setelah tersentuh perkembangan tenologi, masyarakat sekarang memiliki pilihan dengan banyaknya produk subtitusi yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Termasuk kebutuhan air. Sebelum berkembangnya air minum dalam kemasan, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi air tanah atau air yang berasal dari PDAM. PDAM sendiri merupakan badan usaha pemerintah yang diberi kewenangan pengelola air dan memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan air bersih di masyarakat. Namun saat ini sudah jarang terlihat lagi. Kondisinya saat ini tak melulu hanya lewat PDAM saja. Masyarakat lebih memilih air dalam kemasan untuk memnuhi kebutuhan mereka. Alasan yang paling banyak di lontarkan adalah karena kualitas air tanah atau PDAM tidak bagus lagi dan menimbulkan bau serta rasa yang tidak sedap. Demikian lontaran gagasan diskusi tentang perilaku masyarakat terhadap sungai yang mengalami perubahan. Diskusi ini digelar KPC beserta teman-teman komunitas, Senin (22/03/2011) di Kedai Telapak-Baranangsiang Bogor.
Jika kita putar kebelakang, perubahan kualias air ini dipicu oleh tingkat kebersihan sungai. Sebagaimana diketahui keadaan sungai di Jawa Barat khususnya Sungai Ciliwung terhitung buruk. Sampah-sampah dengan sengaja dibuang oleh masyarakat ke sungai. Rendahnya kepedulian masyarakat pada kebersihan sungai, terutama dalam hal menjaga kualitas air. Menyebabkan partisipasi aktif masyarakat memelihara sungai juga kurang.
“Masalah sungai Ciliwung merupakan masalah yang kompleks, pemerintah saja tidak mempu menyelesaikan masalah sungai Ciliwung ini. Masalah Sungai Ciliwung ini berkaitan dengan kebijakan tata ruang, kebijakan pemukiman, kebijakan air, yang masih harus dibenahi,” jelas Haswinar Arifin (Konar), dari Akatiga Bandung
Kegiatan yang dilakukan KPC saat ini bisa menjadi motor penggerak bagi masyarakat di bantaran lain agar peduli terhadap sungai. Dengan bekal kepedulian ini, kesadaran kebersihan sungai di benak masyarakat bisa tercipta. Kedepannya masyarakat dapat melakukan tindakan aktif memelihara dan menjaga sungai.
“Hal yang masih kita tanyakan kembali, bagaimana kita dapat membagi peran dalam menjaga dan melestarikan sungai ?. Hal ini belum dapat dijawab, masih banyak yang harus kita gali,” pungkas Konar.
Jika kita putar kebelakang, perubahan kualias air ini dipicu oleh tingkat kebersihan sungai. Sebagaimana diketahui keadaan sungai di Jawa Barat khususnya Sungai Ciliwung terhitung buruk. Sampah-sampah dengan sengaja dibuang oleh masyarakat ke sungai. Rendahnya kepedulian masyarakat pada kebersihan sungai, terutama dalam hal menjaga kualitas air. Menyebabkan partisipasi aktif masyarakat memelihara sungai juga kurang.
“Masalah sungai Ciliwung merupakan masalah yang kompleks, pemerintah saja tidak mempu menyelesaikan masalah sungai Ciliwung ini. Masalah Sungai Ciliwung ini berkaitan dengan kebijakan tata ruang, kebijakan pemukiman, kebijakan air, yang masih harus dibenahi,” jelas Haswinar Arifin (Konar), dari Akatiga Bandung
Kegiatan yang dilakukan KPC saat ini bisa menjadi motor penggerak bagi masyarakat di bantaran lain agar peduli terhadap sungai. Dengan bekal kepedulian ini, kesadaran kebersihan sungai di benak masyarakat bisa tercipta. Kedepannya masyarakat dapat melakukan tindakan aktif memelihara dan menjaga sungai.
“Hal yang masih kita tanyakan kembali, bagaimana kita dapat membagi peran dalam menjaga dan melestarikan sungai ?. Hal ini belum dapat dijawab, masih banyak yang harus kita gali,” pungkas Konar.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar