Warga Cijulang Tanam Bambu Demi Kelimpahan Air Masa Depan
Sukaharja|Kotahujan.com-Setelah sukses melakukan aksi penanaman bambu pada Januari dan Februari lalu. Enam puluh lebih warga Kampung Cijulang RT 01 RW 08, Desa Sukaharja Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, Minggu (6/3/2011) kemarin kembali melakukan penanaman bambu di hulu kali Cipinang Gading, salah satu kali dikawasan hutan gunung Salak. Persediaan air gunung yang semakin menipis dan keringnya beberapa mata air menjadi pemicu aksi mereka. Hal ini mereka lakukan mengingat bambu adalah tanaman yang bisa menangkap air.
Warga yang sudah bersiap sejak pukul 8 pagi beriringan mendaki gunung demi persediaan air kampung mereka. Tua, muda, anak-anak, hingga ibu-ibu turut berpartisipasi. Masing-masing dari mereka menenteng bibit bambu untuk ditanam.
"Ini memang sudah rutin tiap bulan tanam bambu dimulai tanggal 1 Januari 2011, sudah bulan ketiga untuk penanaman seribu bambu di Gunung Salak ini. Kalau dulu untuk masalah air kata orang tua benar-benar melimpah, kenapa sekarang sampai kampung saya nggak ada air bersih. Makanya saya bersama warga tanam bambu mudah-mudahan kembali seperti dulu.", ujar Mamat, ketua RT 01 Cijulang.
Proses kesadaran ini diawali dari kegelisahan krisis air dikampungnya. Kemudian Mamat dan kelompok Tani Saluyu yang komoditi utamanya Nanas itu coba cari informasi, berdiskusi dan cari solusi. Akhirnya munculah ide penanaman bambu yang disambut warganya.
"Ternyata masyarakat cepat mengerti dan sadar, jadi pada mau aja"
Awalnya hanya beberapa warga saja mau terlibat. Kini perlahan tapi pasti warga lainnya mulai terlibat secara sadar, bahkan momen penanaman ini tak ubahnya 'piknik' dan olah raga bagi warga kampung. Seperti halnya Nandar (26), pemuda kampung yang untuk pertama kalinya ikut kegiatan penanaman bambu ini.
"Pertama sih diajakin, terus tertarik juga. Pemuda disini juga tertarik untuk bersama-sama meningkatkan kualitas air kita. Sebelum diajakin kita kurang tahu juga manfaat bambu ini", papar Nandar.
Harapan melimpahnya air kali Cipinang Gading dimasa depan menjadi harapan dan doa warga saat menanam. Mereka ikhlas menanam bambu di lahan yang secara administrasi masuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tak mengharap bambunya semata tapi kelimpahan air dan munculnya mata air karena tanaman bambu mereka.
"Harapan saya semoga tanaman bambu ini bermanfaat khususnya warga saya. Dengan penanaman ini kedepannya sungai tidak kering seperti ini", pungkas Mamat.
Warga yang sudah bersiap sejak pukul 8 pagi beriringan mendaki gunung demi persediaan air kampung mereka. Tua, muda, anak-anak, hingga ibu-ibu turut berpartisipasi. Masing-masing dari mereka menenteng bibit bambu untuk ditanam.
"Ini memang sudah rutin tiap bulan tanam bambu dimulai tanggal 1 Januari 2011, sudah bulan ketiga untuk penanaman seribu bambu di Gunung Salak ini. Kalau dulu untuk masalah air kata orang tua benar-benar melimpah, kenapa sekarang sampai kampung saya nggak ada air bersih. Makanya saya bersama warga tanam bambu mudah-mudahan kembali seperti dulu.", ujar Mamat, ketua RT 01 Cijulang.
Proses kesadaran ini diawali dari kegelisahan krisis air dikampungnya. Kemudian Mamat dan kelompok Tani Saluyu yang komoditi utamanya Nanas itu coba cari informasi, berdiskusi dan cari solusi. Akhirnya munculah ide penanaman bambu yang disambut warganya.
"Ternyata masyarakat cepat mengerti dan sadar, jadi pada mau aja"
Awalnya hanya beberapa warga saja mau terlibat. Kini perlahan tapi pasti warga lainnya mulai terlibat secara sadar, bahkan momen penanaman ini tak ubahnya 'piknik' dan olah raga bagi warga kampung. Seperti halnya Nandar (26), pemuda kampung yang untuk pertama kalinya ikut kegiatan penanaman bambu ini.
"Pertama sih diajakin, terus tertarik juga. Pemuda disini juga tertarik untuk bersama-sama meningkatkan kualitas air kita. Sebelum diajakin kita kurang tahu juga manfaat bambu ini", papar Nandar.
Harapan melimpahnya air kali Cipinang Gading dimasa depan menjadi harapan dan doa warga saat menanam. Mereka ikhlas menanam bambu di lahan yang secara administrasi masuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tak mengharap bambunya semata tapi kelimpahan air dan munculnya mata air karena tanaman bambu mereka.
"Harapan saya semoga tanaman bambu ini bermanfaat khususnya warga saya. Dengan penanaman ini kedepannya sungai tidak kering seperti ini", pungkas Mamat.
Tautan halaman ini.
1 komentar:
Upaya preventif atas jaminan ketersediaan air yang partisipatif dari warga sekitar patut di acungi jempol. Mungkin apa yang di lakukan merupakan hal kecil tapi bermanfaat besar bagi Ketersedian air, bayangkan jka ini ter-replikasi di beberapa tempat, upaya Konservasi memang salah satu proses dalam rehabilitasi lahan kawasan Penyangga, tapi yang penting juga tentang Tata kelola penggunaan air. jangan sampe di hulu sudah beres ternyata di hilir yang ngga becus...Bravo! buat warga kampung Cijulang...salam lestari
Posting Komentar