Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

06 Maret 2011

Waspada Hilangnya Bahasa Daerah & Kebudayaan Bangsa

Sindangbarang|Kotahujan.com-Peringatan “Hari Bahasa Ibu Internasional” yang diperingati setiap tanggal 21 Februari juga diperingati di Bogor, Sabtu 5 Maret 2011 di Kampung Budaya Sindang Barang Bogor. Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional kali ini diselenggarakan dengan beberapa jenis perlombaan menggunakan bahasa Sunda untuk kalangan pelajar dari SD hingga SMA sederajat. Kegiatan itu meliputi lomba baca Puisi & Musikalisasi Puisi Sunda, Lomba Menulis Karangan Dalam Bahasa Sunda, Lomba Dongeng Sunda, juga Lomba membaca dan Menulis Aksara Sunda.

Bahasa Sunda yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Bumi Parahyangan dirasakan semakin hilang akibat akulturasi dan asimilasi budaya yang terjadi di masyarakat.

Perayaan Hari Bahasa Ibu ini merupakan kolaborasi Kampung Budaya Sindang Barang dan Yayasan Hangjuang Bodas Bogor. Sayangnya kegiatan ini tidak melibatkan stakeholder Bogor, khususnya kalangan pemerintahan, yaitu Dinas Pendidikan serta Dinas Pariwisata dan Budaya, baik Kota dan Kabupaten Bogor, bahkan balai bahasa sekalipun. Deden salah satu panitia lomba mendongeng mengungkapkan bahwa sosialisasi telah dilakukan kepada beberapa dinas pemerintahan Bogor yang terkait, tetapi pihak panita tidak menerima respon dari sosialisasi yang dilakukan.

Fakta bahwa anak-anak dan generasi muda Bogor mulai tergerus oleh arus moderenisasi. Terlihat dari penggunaan bahasa dan dialek Sunda yang semakin jarang digunakan masyarakat Bogor. Masyarakat lebih banyak mengkonsumsi tayangan budaya modern dari berbagai media. Media-media, baik lokal dan Nasional tidak lagi menggunakan bahasa daerah.

Bahasa “alay” (anak lebay (berlebih)) cenderung mendominasi penggunaan dialek dan kata-kata serapan dari bahasa asing. Mulai dari bahan bacaan, penulisan hingga pengucapan akhirnya meninggalkan bahasa Ibu (orangtua).

Kebudayaan Bangsa Indonesia merupakan aset tidak ternilai bangsa Indonesia. Bangsa yang maju adalah bangsa yang dapat mengembangkan dan mempertahankan budayanya. Menghindari hasil-hasil budaya tersebut, baik bahasa, kesenian, hingga pengetahuan hanya menjadi artefak (benda-benda) peninggalan di Museum saja.

Sayangnya pendidikan bahasa daerah di Indonesia tidak sepenuhnya masuk ke dalam sistem pendidikan formal. Saat ini SMP di Bogor belum semuanya memasukan pembelajaran Aksara Sunda , pembelajaran Aksara Sunda baru dilakukan di SD dan SMP saja.

Roni, salah satu orangtua siswa peserta lomba yang ditemui di lokasi kegiatan mengatakan, bahwa pendidikan dan pembelajaran Bahasa Daerah perlu terus dilakukan dan dilestarikan sehingga tidak akan punah di kemudian hari, dan akahirnya hanya koleksi museum-museum saja.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]