Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

11 Juni 2011

Hidup Tanpa Listrik, 120 Ribu Warga Tulang Bawang Lapor ke DPR RI

Jakarta|Kotahujan.com-Sebanyak 16 orang perwakilan 120.000 jiwa yang terdiri dari 7512 Kepala Keluarga (KK) eks Dipasena Lampung Kecamatan Tulang Bawang hidup dalam kondisi gelap gulita tanpa aliran listrik. Warga yang merupakan petani tambak udang itu selain tanpa listrik juga terisolasi dari dunia luar karena terpagari pembatas PT Aruna Wijaya Sakti (AWS).

Masyarakat yang menggantungkan perekonomiannya dari budidaya tambak itu hancur kesejahteraan hidupnya, akibat kontrak kerja pengelolaan tambak dengan system plasma dengan PT Aruna Wijaya Sakti bermasalah.

Demikian ungkapan Abdul Syukur, petani tambak udang Lampung yang ditemui di Jakarta (10/06/2011) bersama rekan-rekannya sesama petani udang Dipasena Tulang Bawang Lampung, saat menyuarakan aspirasinya ke anggota dewan dan diterima oleh komisi IV DPR RI dan Promono Anung Wakil Ketua DPR RI.

Masyarakat menginginkan pemerintah dalam hal ini KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) serta pemerintahan daerah, agar dapat meneruskan kemitraan yang telah berjalan. Memperbaiki kerjasama diantara petambak dengan perusahaan atau mencarikan investor baru yang bisa bermitra dengan petani plasma.

Syukur menuntut pemerintah dalam hal ini Kementrian Keuangan Negara dan PT Pengelolaan Aset ikut bertanggungjawab atas buruknya pola kemitraan PT AWS dengan masyarakat petambak eks Dipasena.

Dari buruknya kemitraan tersebut, SHU sebesar 37 Milyar belum dibayarkan PT AWS.

“Sebanyak 30% udang produksi nasional merupakan kontribusi wilayah ini”, jelas Abdul, Penasehat Perhimpunan Plasma Udang Windu Bumi Dipasena Lampung.

Menurutnya, masyarakat mengelola 16.250 ha lahan Kecamatan Tulang Bawang Lampung terjerat pada pengelolaan kredit yang tidak jelas dan dirasa merugikan yang dimediasi oleh PT AWS.

Dari 7512 KK tersebut sebanyak 3982 tengah melakukan kontrak kredit dengan beberapa bank seperti BRI, BNI dan Niaga Syariah dengan PT AWS sebagai mediator. Tetapi masyarakat tidak pernah ditunjukan buku keuangan transaksi bank mereka, mereka hanya membayar kredit bank tersebut ke PT AWS, kemudian PT AWS melanjutkan ke bank. Masyarakat meminjam dengan besaran antara 86 juta hingga 144 juta.

Sukri Bintoro, Sekretaris Perhimpunan Petani Udang, memastikan sebanyak 37 Milyar Rupiah Sisa Hasil Usaha (SHU) dari kerjasama dengan PT AWS tidak dibagikan.

Kredit macet rumitnya permasalahan kemitraan petani tambak dan PT AWS ini menyebabkan diputuskannya aliran listrik yang ke 3 kampung di kecamatan Tulang Bawang. Saat ini 7512 KK hidup gelap gulita tidak dengan aliran listrik. Akibat pemutusan aliran listrik ini, semua udang tambak yang tengah dipelihara mati semua.

PT AWS merupakan perusahaan pemenang tender revitalisasi/ penyehatan tambak Dipasena yang di amanahkan oleh PT PPA dan Kementrian Keuangan RI setelah mendapat mandat oleh DPRI untuk menyehatkan kembali tambak eks Dipasena.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]