Kongres II JRKI, Menegaskan Kemandirian
Lembang Bandung|Kotahujan.com- 67 aktivis radio komunitas dari seluruh Indonesia berkongres hari ini, Selasa (06/06) hingga Jumat (10/06) mendatang. Konggres berlangsung di Hotel Narima Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, dengan tema Menegaskan Kemandirian Radio Komunitas. Kehadiran 60 aktivis tersebut mewakili 600an rakom dari 20 Jaringan Radio Komunitas Wilayah. Turut hadir pula beberapa individu dan lembaga yang diundang hadir. Kongres Nasional JRKI (Jaringan Radio Komunitas Indonesia) diselenggarakan 3 tahun sekali dan penyelenggaraan kali ini adalah yang kedua sebagai forum tertinggi organisasi.
"Sebenarnya ini Kongres yang tertunda, seharusnya sudah Kongres yang ketiga namun karena beberapa kendala teknis baru bisa diselenggarakan Kongres kedua di tahun 2011," papar Adi Rumansyah, Ketua OC Kongres II JRKI
Tema Menegaskan Kemandirian diangkat pada kongres yang didukung Ford Foundation dan Yayasan Tifa, mengingat marjinalisasi radio komunitas di Indonesia masih terus terjadi. Terlihat dari regulasi yang membatasi jangkauan, frekuensi, alternatif dukungan pendanaan dan lainnya. Ditambah lemahnya kapasitas radio komunitas disisi strategis, kelembagaan, manajemen, progam dan sumberdaya. Meski kebijakan memberi ruang sempit, radio komunitas tetap membuktikan komitmennya menata diri, mentaati aturan dengan mengurusi proses perizinan dan memperaiki diri. Untuk itu Kongres Nasional ke-2 digagas dengan harapan untuk menjawab persoalan di atas.
"Positioning radio komunitas banyak ketidakadilan atau perbedaan hak dalam penyiaran di Indonesia, makanya kita harus mandiri tanpa dukungan dan bisa mengadvokasi sendiri tentang hak-hak radio komunitas," kata Adi
Sebagai medianya kongres menggelar serangkaian kegiatan lain seperti Seminar Nasional, Lokakarya Nasional, Workshop dan Pameran. Seminar dan lokakarya berlangsung hari ini dengan tema "Menegaskan Kemandirian Radio Komunitas" dan Lokakarya Nasional "Menegaskan Posisi & Peran Perempuan dalam Memperkuat Kemandirian Radio Komunitas di Indonesia".
Untuk Workshop akan berlangsung besok dengan fokus Gender Mainstreaming, Fundrising, Konvergensi Media, Produksi Radio dan Streaming Radio. Sedangkan pameran, klinik teknis dan panggung ekspresi komunitas berlangsung setiap hari dilokasi kongres.
"Targetnya terbentuk pengurus 2011-2014 dan bagaimana radio komunitas diakui didunia penyiaran Indonesia, jadi bukan pelengkap dan diakomodir dalam UU Penyiaran" pungkasnya.
"Sebenarnya ini Kongres yang tertunda, seharusnya sudah Kongres yang ketiga namun karena beberapa kendala teknis baru bisa diselenggarakan Kongres kedua di tahun 2011," papar Adi Rumansyah, Ketua OC Kongres II JRKI
Tema Menegaskan Kemandirian diangkat pada kongres yang didukung Ford Foundation dan Yayasan Tifa, mengingat marjinalisasi radio komunitas di Indonesia masih terus terjadi. Terlihat dari regulasi yang membatasi jangkauan, frekuensi, alternatif dukungan pendanaan dan lainnya. Ditambah lemahnya kapasitas radio komunitas disisi strategis, kelembagaan, manajemen, progam dan sumberdaya. Meski kebijakan memberi ruang sempit, radio komunitas tetap membuktikan komitmennya menata diri, mentaati aturan dengan mengurusi proses perizinan dan memperaiki diri. Untuk itu Kongres Nasional ke-2 digagas dengan harapan untuk menjawab persoalan di atas.
"Positioning radio komunitas banyak ketidakadilan atau perbedaan hak dalam penyiaran di Indonesia, makanya kita harus mandiri tanpa dukungan dan bisa mengadvokasi sendiri tentang hak-hak radio komunitas," kata Adi
Sebagai medianya kongres menggelar serangkaian kegiatan lain seperti Seminar Nasional, Lokakarya Nasional, Workshop dan Pameran. Seminar dan lokakarya berlangsung hari ini dengan tema "Menegaskan Kemandirian Radio Komunitas" dan Lokakarya Nasional "Menegaskan Posisi & Peran Perempuan dalam Memperkuat Kemandirian Radio Komunitas di Indonesia".
Untuk Workshop akan berlangsung besok dengan fokus Gender Mainstreaming, Fundrising, Konvergensi Media, Produksi Radio dan Streaming Radio. Sedangkan pameran, klinik teknis dan panggung ekspresi komunitas berlangsung setiap hari dilokasi kongres.
"Targetnya terbentuk pengurus 2011-2014 dan bagaimana radio komunitas diakui didunia penyiaran Indonesia, jadi bukan pelengkap dan diakomodir dalam UU Penyiaran" pungkasnya.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar