Kuliner, Bisnis Sepanjang Masa
Baranangsiang|Kotahujan.com-Bisnis kuliner seringkali dianggap remeh. Penghasilan yang tidak terlalu besar dan pengelolaan yang memakan waktu membuat para pelaku bisnis enggan melirik kuliner. Kuwat Subardja, pengusaha yang sukses dalam bisnis kuliner, mengatakan bahwa memulai bisnis kuliner harus merubah pandangan dan jangan terlalu banyak pertimbangan.
Bisnis kuliner adalah bisnis sepanjang masa. Dari masa ke masa bisnis kuliner semakin berkembang dan tidak akan hilang. Bisnis bisa dilakukan oleh siapa pun dan bisa menjadi bisnis besar dengan resiko kecil. Semakin banyak cabang yang dimiliki maka tingkat kesulitan semakin kecil.
“Fakta bahwa bisnis kuliner yang didelegasikan, bisnis kuliner yang buka cabang itu yang berkembang, kalau cabangnya puluhan tahun cuma satu, sulit untuk berkembang, itu fakta bukan teori” ungkap Kuwat Subardja, pengusaha kuliner.
Memulai bisnis kuliner tidak harus dengan kemampuan memasak. Sebagai pemilik puluhan cabang resto di Indonesia, Kuwat mengakui dirinya pun tak bisa memasak, namun ia memiliki strategi yang baik dalam mengelola bisnisnya. Dibalik kesuksesan itu, ia pun pernah mengalami jatuh bangun dalam bisnis kuliner karena tidak mengetahui ilmunya.
Karena itu ia bersama dua orang rekannya, Aris Suwartono dan Boni Kurniawan, mendirikan Kuliner University untuk berbagi ilmu agar para pelaku bisnis yang lain tidak butuh waktu lama untuk mengetahui ilmu dalam mengelola bisnis kuliner. Ia ingin para pelaku bisnis kuliner lokal dapat menguasai pasar dalam negeri.
“Tujuannya ingin mengangkat kuliner Indonesia agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan para pelaku bisnis kuliner yang kaki lima ini bisa berkembang bisnisnya, tentu harapannya berkembang juga pendapatannya” tutur Kuwat.
Bisnis kuliner adalah bisnis sepanjang masa. Dari masa ke masa bisnis kuliner semakin berkembang dan tidak akan hilang. Bisnis bisa dilakukan oleh siapa pun dan bisa menjadi bisnis besar dengan resiko kecil. Semakin banyak cabang yang dimiliki maka tingkat kesulitan semakin kecil.
“Fakta bahwa bisnis kuliner yang didelegasikan, bisnis kuliner yang buka cabang itu yang berkembang, kalau cabangnya puluhan tahun cuma satu, sulit untuk berkembang, itu fakta bukan teori” ungkap Kuwat Subardja, pengusaha kuliner.
Memulai bisnis kuliner tidak harus dengan kemampuan memasak. Sebagai pemilik puluhan cabang resto di Indonesia, Kuwat mengakui dirinya pun tak bisa memasak, namun ia memiliki strategi yang baik dalam mengelola bisnisnya. Dibalik kesuksesan itu, ia pun pernah mengalami jatuh bangun dalam bisnis kuliner karena tidak mengetahui ilmunya.
Karena itu ia bersama dua orang rekannya, Aris Suwartono dan Boni Kurniawan, mendirikan Kuliner University untuk berbagi ilmu agar para pelaku bisnis yang lain tidak butuh waktu lama untuk mengetahui ilmu dalam mengelola bisnis kuliner. Ia ingin para pelaku bisnis kuliner lokal dapat menguasai pasar dalam negeri.
“Tujuannya ingin mengangkat kuliner Indonesia agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan para pelaku bisnis kuliner yang kaki lima ini bisa berkembang bisnisnya, tentu harapannya berkembang juga pendapatannya” tutur Kuwat.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar