'Shock' Lihat Limbah Mengalir ke Cimanuk
Sukaregang|Kotahujan.com-Mencengangkan, kira-kira begitulah ungkapan Hariono, Sudirman Asun, Andi Juanda dan anggota tim susur Cimanuk saat memasuki pusat kota Garut. Pencarian jalur Cimanuk membawa mereka melintasi sebuah jembatan yang dibawahnya mengalir sungai berwarnah pekat. Sungai ini membelah jalan Sudirman, tepat dipusat kota ini. Penelusuran akhirnya mengarahkan tim ke kawasan sentra industri Sukaregang. Dilokasi inilah sumber ke-tercengangan mereka terungkap.
"Sungainya pekat dan bau. Padahal sungai itu kan untuk hajat hidup orang banyak, " papar Sudirman Asun.
Sentra industri kulit Sukaregang dari hulu-hilir memproses penyamakan kulit. Disinilah jaket dan aneka produk kulit terkenal dari Garut dibuat. Sisa limbah produksi ini dialirkan melalui instalasi limbah semacam IPAL. Namun yang ditemukan dan disaksikan tim susur Cimanuk, IPAL tersebut tidak berfungsi dengan baik. Bahkan sebagian rusak dan langsung menerobos ke sungai.
Sebanyak 10 industri kelas pabrik penyamakan dan 400 industri rumahan yang ada disini, pembuangan mengarah ke sungai Cikedok dan sungai Cilongkang. Aliran kedua sungai ini pada akhirnya masuk ke aliran sungai Cimanuk. Saat salah satu anggota tim susur, Andi Juanda menemui staf UPTD setempat bernama Deni, pihaknya menyatakan tidak mengeluarkan limbah. Padahal jika lembaga terkait mau mengontrolnya bisa dilihat dengan jelas. Jalur sungai Cilongkang yang kotor itu melintasi Jl. Sudirman.
"Saya lihat pekerjanya aja safety dan pakai sarung tangan, seharusnya tahu kalau limbah itu tidak baik, " tambah Sudirman.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi Sungai Cimanuk dibawahnya. Aliran air sungai Cilongkang yang kental berwarna campuran putih, abu-abu, biru, hujau dan hitam dengan bau seperti bangkai itu rutin mengalir ke Cimanuk.
"Kalau teringat rasanya malas untuk turun ke sungai Cimanuk, apalagi mandi " kata Andi Juanda.
"Sungainya pekat dan bau. Padahal sungai itu kan untuk hajat hidup orang banyak, " papar Sudirman Asun.
Sentra industri kulit Sukaregang dari hulu-hilir memproses penyamakan kulit. Disinilah jaket dan aneka produk kulit terkenal dari Garut dibuat. Sisa limbah produksi ini dialirkan melalui instalasi limbah semacam IPAL. Namun yang ditemukan dan disaksikan tim susur Cimanuk, IPAL tersebut tidak berfungsi dengan baik. Bahkan sebagian rusak dan langsung menerobos ke sungai.
Sebanyak 10 industri kelas pabrik penyamakan dan 400 industri rumahan yang ada disini, pembuangan mengarah ke sungai Cikedok dan sungai Cilongkang. Aliran kedua sungai ini pada akhirnya masuk ke aliran sungai Cimanuk. Saat salah satu anggota tim susur, Andi Juanda menemui staf UPTD setempat bernama Deni, pihaknya menyatakan tidak mengeluarkan limbah. Padahal jika lembaga terkait mau mengontrolnya bisa dilihat dengan jelas. Jalur sungai Cilongkang yang kotor itu melintasi Jl. Sudirman.
"Saya lihat pekerjanya aja safety dan pakai sarung tangan, seharusnya tahu kalau limbah itu tidak baik, " tambah Sudirman.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi Sungai Cimanuk dibawahnya. Aliran air sungai Cilongkang yang kental berwarna campuran putih, abu-abu, biru, hujau dan hitam dengan bau seperti bangkai itu rutin mengalir ke Cimanuk.
"Kalau teringat rasanya malas untuk turun ke sungai Cimanuk, apalagi mandi " kata Andi Juanda.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar