Ikan Segar Selama Lebaran Dipastikan Stabil
Bogor|Kotahujan.com-Jelang lebaran tahun ini, Kementrian Kelautan dan Perikanan pastikan stok ikan segar dan olahan tetap stabil. Jumlah yang ada dinilai dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Dari hasil survey yang dilakukan KKP di enam kota menunjukkan stabilitas dan peningkatan harga rata-rata sebesar 10 persen. Meski demikian ikan segar di Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Surabaya dan Bogor mengalami peningkatan harga bervariasi. Untuk kota Serang meningkat sekitar 10%, Bandung menjelang bulan puasa meningkat sekitar 20-30% dari kondisi normal, Surabaya meningkat 5-10%, Semarang mengalami kenaikan permintaan biasanya terjadi pada H-7 menjelang lebaran dengan rata - rata kenaikan hanya sebesar 1-10 %, dan Kota Bogor mengalami peningkatan rata-rata 10% .
KKP juga melaporkan selama Ramadhan hingga menjelang lebaran, suplai ikan segar maupun olahan dari nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan ke pasar tradisional maupun modern, relatife stabil. Stabilnya kesediaan stok ikan menjelang lebaran karena ikan masih belum menjadi menu utama saat lebaran. Walaupun di Indonesia konsumsinya setiap tahun terus meningkat, meski terhitung masih rendah di bawah anjuran konsumsi ikan sebesar 31,4 kilogram (kg) per kapita per tahun. Hingga tahun 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,47 kg per kapita per tahun atau meningkat 1,39 kg dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 29,08 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2011 ini diperkirakan konsumsi ikan tumbuh signifikan menyusul kebijakan pemerintah yang menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,53 kg menjadi 32 kg per kapita per tahun.
Ikan memiliki nutrisi lebih unggul dibandiungkan daging hewan. Kadarnya sesuai untuk balita hingga manula. Ketersediaan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat tumbuh kembang bayi lebih cepat, anak balita lebih aktif dan cerdas, serta terhindar dari beberapa penyakit. Ikan juga membutuhkan sedikit energi untuk memasaknya, berbeda dengan daging yang membutuhkan lebih banyak energi. Segmen ikan juga beragam, artinya ikan dapat memenuhi berbagai kelompok masyarakat. Disamping itu, ikan tersedia sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan telah berkembang serta harga beberapa jenis ikan relatif lebih murah dari daging sapi.
Sebagai catatan bahwa impor protein hewani, yaitu sapi dari Australia tahun 2010 lalu mencapai 684,5 miliar dollar Australia. Dibandingkan dengan sapi, Indonesia masih tergolong negara eksportir ikan. Nilai ekspor perikanan Indonesia tahun 2010 mencapai US$ 2,89 miliar. Tahun 2011 target ekspor menjadi US$ 3,2 miliar naik 15 persen. Laporan terbaru FAO (2010) telah menempatkan Indonesia sebagai negara produsen perikanan ketiga terbesar di dunia.
Oleh karena itu kampanye gemar makan ikan harus terus dilakukan di berbagai daerah. Dalam mendukung kampanye tersebut, KKP juga turut melibatkan pihak swasta dalam mendistribusikan hasil perikanan dalam berbagai jenis dan bentuk yang nantinya berkeliling guna memastikan ketersedian ikan sampai ke masyarakat.
KKP juga melaporkan selama Ramadhan hingga menjelang lebaran, suplai ikan segar maupun olahan dari nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan ke pasar tradisional maupun modern, relatife stabil. Stabilnya kesediaan stok ikan menjelang lebaran karena ikan masih belum menjadi menu utama saat lebaran. Walaupun di Indonesia konsumsinya setiap tahun terus meningkat, meski terhitung masih rendah di bawah anjuran konsumsi ikan sebesar 31,4 kilogram (kg) per kapita per tahun. Hingga tahun 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,47 kg per kapita per tahun atau meningkat 1,39 kg dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 29,08 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2011 ini diperkirakan konsumsi ikan tumbuh signifikan menyusul kebijakan pemerintah yang menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,53 kg menjadi 32 kg per kapita per tahun.
Ikan memiliki nutrisi lebih unggul dibandiungkan daging hewan. Kadarnya sesuai untuk balita hingga manula. Ketersediaan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat tumbuh kembang bayi lebih cepat, anak balita lebih aktif dan cerdas, serta terhindar dari beberapa penyakit. Ikan juga membutuhkan sedikit energi untuk memasaknya, berbeda dengan daging yang membutuhkan lebih banyak energi. Segmen ikan juga beragam, artinya ikan dapat memenuhi berbagai kelompok masyarakat. Disamping itu, ikan tersedia sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan telah berkembang serta harga beberapa jenis ikan relatif lebih murah dari daging sapi.
Sebagai catatan bahwa impor protein hewani, yaitu sapi dari Australia tahun 2010 lalu mencapai 684,5 miliar dollar Australia. Dibandingkan dengan sapi, Indonesia masih tergolong negara eksportir ikan. Nilai ekspor perikanan Indonesia tahun 2010 mencapai US$ 2,89 miliar. Tahun 2011 target ekspor menjadi US$ 3,2 miliar naik 15 persen. Laporan terbaru FAO (2010) telah menempatkan Indonesia sebagai negara produsen perikanan ketiga terbesar di dunia.
Oleh karena itu kampanye gemar makan ikan harus terus dilakukan di berbagai daerah. Dalam mendukung kampanye tersebut, KKP juga turut melibatkan pihak swasta dalam mendistribusikan hasil perikanan dalam berbagai jenis dan bentuk yang nantinya berkeliling guna memastikan ketersedian ikan sampai ke masyarakat.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar